19. chapter

412 70 7
                                    

    Shu punya banyak kekhawatiran, mencari informasi terkait dengan datangnya Mika ke mansion ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Shu punya banyak kekhawatiran, mencari informasi terkait dengan datangnya Mika ke mansion ini.
   
    "Mungkin dia ditipu oleh seseorang? Atau ayah secara pribadi menemuinya."
   
    Pikirannya bergerak membuat berbagai persepsi yang mungkin, karena mika baru bertemu Yui dan keluarganya kurang lebih sebulan tidak mungkin Komori itu menipu anak yang tidak dia kenal wataknya.
   
    Lalu kemungkinan kedua adalah ayahnya, KarlHeinz.
   
    "Mungkin, aku haru menemuinya dan bertanya."
   
   
    ++
   
   
    "Jadi ini keluarga ya?"
   
    Si gadis menatap iblis yang sedang menggandeng tangannya seperti anak kecil, mereka berdua sama-sama menonton ingatan milik si gadis.
   
    Keluarga yang ada saat si gadis menangis dan bersedih. Iblis itu kagum bagaimana manusia bertindak berdasarkan perasaan bukan keuntungan. Terlahir dari kesombongan makhluk lain membuatnya tidak mengerti sama sekali tentang perasaan.
   
    "Sebagai iblis kamu ternyata cukup polos," ucap Mika.
   
    Iblis vanitas sendiri kebingungan.
   
    "Aku polos?"
   
    Karena ini pertama kalinya seseorang manusia mengatakan bahwa iblis kesombongan adalah anak polos yang tidak mengerti apa-apa.
   
    "Ya, kamu penasaran dengan hal yang familiar untuk manusia. Perasaan seperti kasih sayang dan cinta sepertinya sangat sulit dipahami olehmu."
   
    "Apa kepolosan yang kamu maksud adalah ketidak tahuan ku tentang manusia?"
   
    Genggamnya mengerat saat bertanya membuat gadis manusia itu tersenyum.
   
    "Kamu seperti tau banyak hal, selama ini kamu melayani keserakahan manusia. Kamu hidup bersama manusia sebelum mengambil imbalan, kamu tau cara merawat manusia, kamu tau cara bersikap seperti manusia. …Kamu iblis yang sulit dimengerti."
   
    Saat ini iblis vanitas tau bahwa meskipun manusia ini akan mati karenanya ia masih melihat senyum hangat diwajahnya. Meskipun tidak saling mengenal manusia ini bisa membuat pikirannya mengerti.
   
    "Jauh lebih sulit memahaminya sendiri."
   
    "No, tidak begitu. Kamu iblis pintar jadi akan mendapatkan jawabannya meskipun membutuhkan waktu berabad-abad."
   
    Bahkan untuk dirinya yang seorang iblis, manusia ini tidak merendahkannya ataupun membenci. Apa yang terjadi dengan aliran aneh pada tubuhnya? Kulitnya seperti disengat listrik dengan daya yang kecil cukup untuk membuatnya bergerak.
   
    "Lalu apa itu cinta yang sering manusia katakan? Keluarga, teman, atau kekasih."
   
    Mereka melihat sedikit ingatan gadis manusia.
   
    Saat kedua orang tuanya memeluknya dengan penuh kasih sayang mengucapkan kalimat penuh cinta untuk putri semata wayangnya.
   
    "Siapa yang berhak mendapatkan cinta?"
   
    Pertanyaan polos dari iblis membuat gadis manusia tertawa kecil.
   
    "Apa yang salah?"
   
    Mika menggeleng cepat wajahnya membentuk senyuman manis, lagi mengayunkannya tangan mereka yang bergandengan.
   
    "Sulit memberikan jawaban pasti."
   
    "Tentang siapa yang berhak untuk perasaan cinta?"
   
    Gadis manusia mengangguk, "tapi jika kamu meminta jawaban dariku akan aku berikan."
   
    Mika melihat keluarga dalam ingatan yang begitu bahagia, saat ia bermain ditaman dan berakhir jatuh dari jungkat-jungkit karena kakinya tersangkut.
   
    "Semua berhak untuk cinta, tidak peduli dia kriminal atau orang yang tidak pernah mendapatkan cinta sekalipun. Mereka yang berulang kali ditinggalkan atau mereka yang hidup dalam pelarian."
   
    Apa maksudnya? Iblis itu melihat tangannya ditarik oleh gadis manusia.
   
    "Bahkan seorang pembunuh bisa dicintai oleh korbannya."
   
    Tidak ada yang bisa mendefinisikan apa itu cinta. Manusia bahkan punya pengertian berbeda dari pengalaman sendiri, sulit untuk memberikan jawaban pasti.
   
    "Apakah iblis bisa dicintai?"
   
    Mika berhenti, ia tidak berbalik ataupun melihat si iblis. "Mungkin ada lebih banyak kebencian, tapi jika dilihat tidak semua kegelapan terlihat mengerikan."
   
    Kali ini vanitas yang tertawa. Manusia ini memberikan jawaban berbeda dari pertanyaan yang sama yang pernah diajukan untuk manusia sebelumnya.
   
    "Aku senang mendengarnya."
   
   
    ++
   
   
    Mukami menatap sendu. Mereka berkumpul disatu ruang tamu dengan wajah lelah, sudah hampir seminggu dan gadis itu belum bangun.
   
    Apa yang dimimpikan sehingga begitu nyaman?
   
    "Apa yang terjadi dengan nee-san?"
   
    Yuma tidak bisa menahannya lagi, ia tau bahwa keluarganya ini juga tidak bisa berbuat apa-apa.
   
    "Bagaimana dengan mencarikan seorang dokter?" Tanya kou.
   
    Mereka yang melamun langsung terbangun dari posisi duduk, seharusnya mereka melakukan ini sejak awal. Seorang dokter yang mampu merawat Mika dengan baik, memperbaiki kondisinya. Mereka membutuhkannya.
   
   "Mintalah bantuan pada orang itu Ruki."
   
    Pernyataan dari kou mendapatkan anggukkan persetujuan dari semua anggota keluarga.
   
    KarlHeinz, orang yang bisa membantu keadaan kritis mereka saat ini.
   
   
    ++
   
   
    Seorang dokter sedang duduk memeriksa dokumen penelitian, sebenarnya hanya dokter gadungan. Ia adalah seorang peneliti dulunya dan karena kemampuan mendisnya bagus ia membuka praktek sendiri.
   
    Ia Terashima Yoichiro, sedang memikirkan yang dikatakan gadis itu sebelum pergi.
   
    'jika dalam seminggu aku tidak menghubungi datanglah ke alamat ini.'
   
    Kertas bermotif itu tertulis alamat lengkap.
   
    Memang apa yang terjadi sehingga mika meninggalkan pesan seperti ini? Mereka juga bertemu sebulan sekali. Jadi seharusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, benarkan?
   
    "Apa yang terjadi sebenarnya?"
   
    Karena Mika jarang meminta hal seperti ini sebelumnya memicu kebingungan dan rasa ingin tau.
   
    Tok, tok
   
    Mendengar pintu kerjanya diketuk ia menyimpan kertas ditangannya dalam laci mejanya.
   
    "Siapa?"
   
    "Terashima-san ini saya Yumi, bisakah saya masuk?"
   
    "Ya masuklah."
   
    Seorang wanita dewasa dengan rambut dianyam kesamping membuka pintu dengan membawa sebuah buku. Yumi, ia bekerja sebagai asisten Yoichiro selama enam bulan terakhir.
   
    Melihat beberapa kertas berserakan di meja atasnya, perempatan imajiner muncul di dahi, menunjukkan kekesalannya. "Saya baru membereskannya dan anda sudah membuatnya berantakan kurang dari dua jam."
   
    "Ah, terima kasih yumi. Akan aku bereskan Nanti."
   
    "Saya datang setelah merangkum beberapa tugas," yumi memberikan buku yang berisi beberapa tanaman obat kepada Yoichiro, mendapatkan sebuah jempol sebagai apresiasi.
   
    "Saya akan pergi."
   
    "Tunggu," yumi menatap Yoichiro karena dihentikan.
   
    Apalagi tugas yang akan diberikan atasannya ini, meskipun gajinya luar biasa yumi tidak ingin mengurus hal-hal yang tidak berguna.
   
    "Menurutmu kenapa seorang gadis memberikan sebuah alamat?"
   
    Yumi menatap dengan wajah horor, "apa anda melecehkan seorang gadis Terashima-san?"
   
    Dokter menggeleng cepat, ia mengeluarkan sebuah kertas memberi izin untuk asistennya membaca. "Ingat pasien yang datang seminggu lalu?"
   
    Seorang gadis remaja dengan rambut hitam panjang, yumi mengingatkannya. "Ya, apa pasien itu yang meninggalkan alamat ini?"
   
    "Dia bilang untuk datang ke sini jika tidak ada kabar darinya setelah seminggu."
   
    "Hari ini dong!" Yumi menggebrak meja dengan kasar. "Saya pikir anda seorang pedofil yang hobi gadis muda, ternyata anda sangat perhatian dengan pasien anda Terashima-san. Anda sangat berbudi luhur, saya merasa bangga."
   
    Yoichiro memandang aneh dengan tingkah dramatis asistennya. Wanita itu menangis dan sedikit terisak karena sedang terharu, mungkin. Terlintas dipikirannya untuk memecat dan mengganti asisten detik ini juga.
   
    "Bagaimana pendapatmu? Apa aku harus datang?"
   
    Kembali normal Yumi mengetik meja kerja Yoichiro.
   
    "Anda pernah bilang bahwa gadis itu adalah langganan anda, seharusnya anda mengikuti permintaannya. Kita tidak tau apa yang mungkin terjadi jika anda tidak datang ke alamat ini."
   
    Yumi menunjuk kertas ditangan Yoichiro. Yumi ingin atasannya untuk datang menemui gadis itu.
   
   
    ++
   
   
    Sakamaki tidak percaya jika kepala keluarga datang tiba-tiba   di mansion secara tiba-tiba. Pria berambut perak duduk dengan segelas teh hangat ditangannya, menatap semua anak yang berkumpul di hadapannya.
   
    "Dimana gadis itu, kalian menjaganya dengan baik kan?"
   
    "Yui baik-baik saja ayah."
   
    "Maksudku yang satunya, bukankah ada dua gadis?"
   
    Yang dicari bukan eve melainkan gadis yang mereka tinggalkan di tempat Mukami.
   
   

Dah sampai jumpa lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dah sampai jumpa lagi.

Terima kasih sudah membaca serta memberikan dukungan.

Terima kasih sudah membaca serta memberikan dukungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kawaii

Diabolik lovers [fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang