1. Sakamaki mansion

2K 157 2
                                    

Maaf jika cerita ini agak kurang kena, saya pertama kali menulis cerita ff seperti ini jadi mohon maklum.

Selama menikmati :

    "Mika-san?…"
   
    Yui menatap khawatir saat melihat kerutan didahi Mika, tapi saat melihat senyuman kecil dia seperti sedang mengatakan 'aku baik'.
   
    Tidak, ia berbohong. Mika tidak pernah baik-baik saja, kutukan seperti ini tumbuh akan terus ada. Setelah bangun dia merasakan kulitnya seperti ditikam ribuan jarum, itu menyakitkan bahkan untuk veteran sekalipun.
   
    Mobil berhenti tepat didepan sebuah mansion besar, suasana malam membuat merinding. Setelah menurunkan penumpang Mobil melaju pergi, Yui menatap mansion yang lebih mirip sebuah manor.
   
    "Apakah ini tempatnya?"
   
    Gadis dengan rambut sepundak itu masuk lebih dulu dengan menyeret kopernya sementara Mika mengikuti dibelakang.
   
    'Tempat ini memiliki suasana kuburan, kenapa aku juga disini?'
   
    Tidak sadar bahwa kakinya sudah berhenti melangkah tepat didepan anak tangga.
   
    "Permisi, ada seseorang didalam?"
   
    Pintu tiba-tiba terbuka tanpa menunggu Yui masuk melihat isi dalam mansion melupakan Mika yang sedang melamun. Dia terus memanggil nama pemilik mansion tapi tidak mendapatkan jawaban.
   
    Sampai dia melihat seseorang yang sedang berbaring di sofa. Kulit pria itu pucat saat Yui memeriksa detak jantungnya, itu tidak berdetak.
   
    Tiba-tiba orang yang terbaring terbangun dan mencengkram tangan Yui.
   
   
    ++
   
   
    Suara ketukan sepatu terdengar angin malam yang sedikit kencang membuat rambut hitam Mika sedikit berterbangan. Rambut panjangnya yang diikat kuda bahkan tidak cukup untuk membuat rambutnya tetap rapi.
   
    Tapi anehnya gadis itu bahkan tidak bergeming dari tempatnya, satu persatu air mulai turun dari langit.
   
    *Guntur*
   
    "Aaaa! Mika-san tolong…!"
   
    "Ehh! Yui?…"
   
    Mika yang hanya tau nama karakter dan beberapa spoiler jadi tidak tau apa yang sedang terjadi didalam.
   
    Bergegas masuk dan langsung membuka pintu mansion. Mika menatap kosong dengan pemandangan yang terlihat aneh tapi nyata.
   
    Yui berada diantara tiga pria dan apa itu__ mereka menggigitnya?
   
    "Ah benar ada satu gadis lagi."
   
    Pria dengan earphone ditelinga berbaring di sofa dengan mata terpejam. Ada yang menggunakan kacamata, lalu berambut putih. Mika beralih pada tiga pria yang mengelilingi Yui.
   
    Yang satu berambut merah, lalu ada yang berambut ungu terlihat seperti psikopat dan terakhir pria yang menggunakan topi fedora.
   
    "Kenapa tidak mengatakannya sejak awal."
   
    Si Kacamata membenahi posisi kacamatanya, lalu menatap tajam.
   
    "Aku lupa karna tidak melihatnya."
   
    Dibalik kacamata pria itu mendengus dingin dengan jawaban kakaknya, perlahan dia menilai penampilan gadis yang terlihat bingung.
   
    Rambut hitam panjang yang diikat kuda lalu matanya yang biru laut, kemeja dan rok dibawa lutut ditata dengan rapi. Dan tangan yang ditutup sarung tangan hitam.
   
    Dia kembali menatap gadis itu menyebabkan mata mereka berdua bertemu. 'yang satu ini terlihat lebih beretika dibanding yang satunya', menatap Yui.
   
    "Wah kita punya banyak bank darah." Ucap rambut ungu.
   
    "Yang ini baunya berbeda aku ingin meminum darahnya."
   
    Mika memiliki tatapan gelap, sejak tadi dia dan kacamata saling menatap dan tidak ada yang berpaling sedikitpun.
   
    "Cukup, Ayato antar gadis itu kekamar nya kembali setelah itu, dan kau tetap disini."
   
    Ayato menghilang dengan membawa Yui. Tiba-tiba seorang pelayan muncul dan membawa koper Mika.
   
   
    ++
   
   
    Mika duduk pada sofa dikeliling oleh dua orang aneh. Pria kacamata itu duduk diseberang dengan pria earphone yang sepertinya sedang tidur.
   
    "Ne, ne Teddy menurutmu bagaimana rasa darahnya?"
   
    Pria rambut ungu tertawa memainkan boneka beruang dipeluknya, bicara seolah boneka itu hidup.
   
    "Bitch-san izinkan aku mencicipi darahmu sedikit."
   
    Rambut panjangnya dimainkan oleh pria dengan topi fedora seperti sedang menggoda kekasihnya.
   
    'yang ini pria mesum.'
   
    *Batuk*
   
    Pria kacamata mulai bicara. "Karena kau akan tinggal disini aku pikir kami akan memperkenalkan diri, aku Sakamaki Reiji anak kedua."
   
    Yang disebelah bicara tanpa membuka mata. "Anak pertama, Sakamaki Shu."
   
    "Ayato panggil aku ore-sama, sepertinya darahmu enak aku ingin mencicipinya." Si rambut merah bicara.
   
    Lalu sebuah nafas mengenai lehernya, Mika menatap pria dengan topi fedora yang tersenyum. "Aku Laito bitch-san senang mengenalmu ~"
   
    "Haha, ne, ne Teddy lihat dia melihat kita."
   
    "Dia Kanato," Reiji melihat adik bungsunya. "Dan yang terakhir Subaru."
   
    Subaru berdecak kesal, Reiji masih menatap seakan menunggu sesuatu. Sadar belum memperkenalkan diri Mika menarik nafas.
   
    "Takanashi Mika."
   
    Shu berkerut perlahan membuka matanya menatap wajah Mika yang bisa di lihat hanya wajah yang terlihat tidak peduli dengan sekitar.
   
    Acuh tak acuh, begitu penilaian Shu.
   
    "Kalian kembali kekamar, dan Shu antar perempuan ini kekamar nya."
   
    "Kenapa tidak kau saja!"
   
    Reiji tidak menjawab dan langsung menghilang disusul dengan yang lainnya, lagipula ada yang harus dipastikan dibanding mengantarkan gadis ini kekamar nya.
   
    Laito mencubit pipi Mika. "Tidur yang nyenyak bitch-san~" ia langsung menghilang setelahnya.
   
    Wajahnya kusut dengan tangan yang mengelus pipi untuk menghilangkan rasa sakit. Hidupnya sial karena harus hidup didunia aneh.
   
    Shu dan Mika hanya diam tidak berminat membuka suara bahkan mereka terlihat seperti tidak saling mengenal, ya meskipun mereka baru melakukannya. Pria itu bangkit lalu menatap Mika yang sibuk dengan pikirannya.
   
    "Ayo, Ikuti atau kau akan tertinggal."

Diabolik lovers [fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang