Chapter.6

1K 141 3
                                    

Terima kasih untuk pembaca yang mendukung dengan memberi vote dan komen.

Selamat membaca


    Mika kembali kekamar mendapati sesuatu diatas meja, suplemen dan beberapa vitamin. Tapi mengingat siapa orang yang mengurus seluruh tempat adalah Reiji sudah bisa dipastikan bahwa ini miliknya.
   
    Apa karena mika gemetar?
   
    Atau ia yang pucat karena kekurangan darah?
   
    Apapun itu yang terpenting Mika tidak suka hal seperti ini, ah, ia juga hampir lupa karena sebelumnya terburu-buru kembali untuk obat penenang.
   
    "Reiji aku tunggu kau datang dan aku akan memukul dengan penuh kasih."
   
    "Apa bitch-san baru saja berdoa?"
   
    '…!!' Mika melihat Laito yang berbaring seperti model diatas kasurnya.
   
    Apa vampir-vampir ini punya kebiasaan aneh, Shu yang suka tidur, Reiji yang sepertinya perfeksionis, lalu Kanato yang seperti psikopat dan orang mesum yang erotis.
   
    Matanya menyipit dengan tajam, memandang dengan sinis kearah pria itu lihat dia membuat kasur berantakan dengan pose anehnya. Mengingat kamar adalah ruang pribadi Mika tidak bisa membiarkan pria aneh ini tetap tinggal.
   
    Harus diusir keluar, jika tidak maka laporkan pada Reiji dan buat skenario untuk menyempurnakan cerita.
   
    "Hah, ya aku baru saja berdoa, apa yang dilakukan Laito dikamar seorang gadis?"
   
    Pasti ada maunya. Dan mika meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria didepannya adalah bajingan mesum.
   
    Laito menjilat bibir bawahnya, lalu muncul didepan Mika membuat gadis itu terkejut. Refleks tubuhnya langsung berputar dan melayangkan tendangan bebas dan…
   
    *Bang.*
   
    Laito terlempar Kedinding. "Ah, bitch-san kenapa terlihat semakin seksi~. "
   
    Mika mendengar desahan Laito yang terdengar laknat untuk telinganya, tubuhnya merinding. Mika sangat menjauhi pria aneh seperti ini, dia pasti akan mencari kesempatan apapun.
   
    Bahkan sekarang dia sempat memasang wajah anehnya.
   
    "Terserah saja, Laito kau melihat pintu keluar kan? Silahkan aku dengan perasaan bahagia mengusir mu untuk keluar dari kamarku."
   
    Laito terkekeh, yang dilihat adalah wajah tidak peduli. Gadis ini benar-benar menolaknya, ayolah bahkan bitch-chan tidak bisa menolaknya.
   
    "Apa saudaramu tau kau gila?"
   
    Dia gadis yang blak-blakan. Laito berdiri lalu mendekat kearah Mika, gadi itu hanya menaikkan alisnya. Ia memotong jarak dan sekarang berada sangat dekat dengan wajah sang gadis.
   
    Bibirnya naik setiap mengamati setiap garis wajahnya. Tapi entah kenapa Laito berhenti pada matanya, itu terlihat dalam seperti dalamnya lautan tapi juga begitu murni disaat bersamaan.
   
    Dia mengagumi keindahannya.
   
    Mereka berdua saling bertukar pandang karna sibuk dengan pikirannya sendiri.
   
    Secepat kilat Laito menjilat pipinya membuat mika menggeram marah dan memberi tendangan untuk kedua kalinya.
   
    *Bang.*
   
    "Keluar sekarang!"
   
    Ia menaikan suaranya membuat Laito terkejut. Bukankah biasanya perempuan akan sangat suka digoda? Tapi yang ada sekarang hanya kemarahan dalam suaranya.
   
    Dan kemana hilangnya wajah acuh tak acuh itu?
   
    Matanya yang bersinar begitu murni menghilang diganti pandangan gelap. Sekarang Laito tersadar bahwa dia melakukan kesalahan.
   
    "Beberapa perempuan mungkin menyukai perlakuanmu Laito, mereka akan menerima dengan senyum malu-malu sambil menolak, tapi mereka terlihat menyukainya. Benarkan?"
   
    Laito mengangguk kecil, punggungnya terasa dingin karena gadis yang berdiri menjulang didepannya bicara seperti dia adalah cangkang kosong.
   
    "Tapi kau tau satu hal, benarkan?"
   
    Untuk kedua kalinya dia mengangguk kecil. Mika berbeda gadis ini terlihat begitu dekat tapi juga sangat jauh, sulit untuk memahaminya juga.
   
    "Aku bukan mereka yang akan tersenyum diperlakukan seperti itu."
   
    Laito mengumpat dalam hati, dia benar-benar melakukan kesalahan. Dia bukan Yui sang eve, dia juga bukan perempuan yang dengan senang hati digoda, dia adalah seorang yang tidak suka melihat hal diluar batas.
   
    "Aku juga bukan perempuan yang akan dengan kasar mengumpat dan mengutuk secara langsung, Laito aku menganggap bahwa yang kau lakukan adalah sikap merendahkan ku. Aku tidak suka disentuh atau menyentuh apapun, jadi aku selalu menjaga jarak dengan siapapun itu."
   
    Ah, Laito baru mengetahui ini. Tentu saja karena mika dan eve datang di saat bersamaan dan itu baru beberapa hari yang lalu.
   
    Dia belum mengenalnya dan sudah mencoba menghanyutkannya.
   
    "Aku tidak pernah mentolerir apapun, aku tidak akan pernah memberi maaf. Bukankah vampir seperti dirimu suka mempermainkan perempuan bodoh sepertiku."
   
    Salah, Laito tidak setuju dengan yang baru saja dikatakan Mika. Laito tidak pernah menganggap Mika sebagai perempuan bodoh, itu salah dan Laito tanpa sadar menggelengkan kepalanya.
   
    'maaf.'
   
    Kata itu tertahan di tenggorokan. Laito merasa dirinya benar-benar buruk, dan lagi gadis itu tidak akan memaafkan dirinya.
   
    Laito merasa malu, ia menghilang dari pandangan Mika entah kemana.
   
    "Hah, apa-apaan ini?"
   
    Mika tertawa kecil melihat Laito yang kabur beranggapan bahwa hal seperti itu lucu. Laito kabur setelah dimarahi habis-habisan seperti itu, dan yang ada saat ini adalah rasa muak.
   
    Tidak sadar Mika menggaruk lehernya saat mengingat bekas aneh itu.
   
   
    ++
   
   
    "Hei pancake ada apa? Apa memikirkan tentang gadis itu?"
   
    "Ayato-kun menurutmu apa mika-san baik-baik saja? Aku melihatnya begitu pucat kemarin, aku takut saudara-saudaramu melukainya."
   
    "Apa maksudnya itu? Pancake-"
   
    Yui panik menunduk dan meminta maaf kepada Ayato. "Itu, Ayato-kun maaf aku mungkin menyinggung perasaanmu, tapi sungguh aku hanya menghawatirkan Mika-san. Kami datang kesini bersama-sama jadi aku merasa bertanggung jawab."
   
    "Hei pancake, kau milikku cukup aku membiarkan mereka meminum darahmu."
   
    Ini percakapan aneh dan mika mendesah kesal karena mendengar mereka.
   
    Yui menghawatirkan dirinya, rasa bersalah dan tanggung jawab kenapa malah mengkhawatirkan keselamatan orang lain. Yui juga mangsa mereka sejak masuk kedalam tempat ini.
   
    'Lagi pula sepertinya aku ketahuan.'
   
    Ayato tadi sempat melihat kearahnya. Jadi Mika pergi menuju dapur ini mendekati makan malam jadi Mika berfikir mungkin bisa membantu Reiji.
   
    Ah! Mungkin juga bisa sekali memukul kepala Reiji.
   
    Dan lihat wajah Mr. perfeksionis kita, dia masih duduk dengan membaca buku resep? dengan anggun.
   
    "Apa yang sedang kau lakukan Reiji? Membaca buku resep?"
   
    Tanpa mengalihkan pandangan dari buku Reiji bicara, "ya dan apa yang kau lakukan disini?"
   
    "Memberimu pukulan karena peristiwa tragis ku."
   
    Mika benar-benar berniat balas dendam.

Diabolik lovers [fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang