13

657 68 5
                                    





"Temui gue di vanilli cafe, sekarang!"

Sebuah panggilan telpon dari nomor tak di kenal, tapi suara seseorang yang meminta nya datang sangat femiliar, Chiko segera berdiri dan berlari pergi mengabaikan teriakan teman temannya yang sedang berkumpul tadi.

Dengan motor vespa nya Chiko mencoba secepat mungkin untuk sampai ke tempat yang di minta, dada nya bergemuruh ketika akhirnya seseorang yang dia nantikan memberinya kesempatan kembali bertemu.

Cafe terpencil di sudut kota Jogja yang sepi ini, Chiko berlari mencari sosok yang dia rindukan, sampai matanya menemukan shani yang duduk di lantai 2 outdoor cafe, disana tak ada siapa siapa hanya ada mereka berdua, shani tak mengalihkan pandangannya ketika orang yang dia tunggu datang ia masih menatap lurus ke depan.

"Shan"

"Gue mau lo tanggung jawab"

Chiko sedikit terkejut tapi juga siap dengan apa yang akan shani katakan, Chiko memang akan tanggung jawab dengan apa pun yang terjadi pada shani. Chiko siap.

"Iya shan aku akan tanggung jawab, aku akan menikahi kamu secepatnya shan"

"Cih... jangan mimpi!, gue ga akan mau nikah sama lo, gue mau sekarang kita ke rumah sakit kalo ternyata hasil nya positif, lo harus anter gue menggugurkan nya"

Chiko terkejut dengan penuturan shani, bagaimana bisa shani berpikir sejahat itu, jika memang benar shani hamil pastinya Chiko akan memperjuangkan mereka untuk bisa hidup, Chiko tak mau melakukan dosa besar untuk kedua kali nya.

"Shan ka—"

"Ga Usah banyak bicara, kita kerumah sakit sekarang!"

Shani berdiri dari duduk nya, Chiko akhirnya mengikuti shani, untuk saat ini dia harus benar benar memastikan tentang kondisi shani, selebihnya akan dia pikir kan nanti

"Ikutin gue aja" ucap shani yang kini masuk ke taksi yang sudah dia pesan, sementara Chiko menurut mengikuti taksi itu dari belakang dengan motor vespa nya

Rumah sakit harum, rumah sakit kecil yang berada jauh dari pusat kota Jogja ini yang shani pilih, dia tak ingin ada yang mengetahui dirinya bersama Chiko dan apa yang mereka lakukan.


Ruang dokter kandungan

Keduanya kini mengantri untuk giliran pemeriksaan, Chiko terus menatap shani dengan lembut, dan shani yang terus memandang kosong pada lantai rumah sakit ini, mereka hanya diam sampai pada giliran mereka untuk masuk ke ruang dokter,

"Permisi dok" salam Chiko dengan sopan

"Mari silahkan bapak ibu" ucap dokter ramah

Chiko dan shani duduk bersebelahan di bangku yang di sediakan, shani gugup ketika sudah masuk keruangan itu, dan Chiko yang menyadarinya mencoba menggenggam tangan shani namun shani langsung menepis nya.

"Jadi ada yang bisa saya bantu bapak ibu?"

"Em.. kita mau periksa dok tentang kondisi_shani" jawab Chiko sambil menoleh ke arah shani yang masih diam

"Oh baik, sebelum nya apa ada keluhan bu shani, misalnya pusing atau telat haid?"

"Iya dok" jawab shani singkat

"Kalo gitu kita coba periksa ya bu, mari bisa berbaring di ranjang"

Shani bediri dan merebahkan tubuhnya di atas bangsal yang sudah di sediakan, Chiko juga ikut berdiri menemani shani di samping ranjang, meski tatapan shani seolah menyuruhnya untuk menjauh tapi Chiko tetap berada di sisi shani

Dokter mulai memeriksa shani, dokter mengambil sampel darah shani, karna shani yang belum ingin buang air kecil akhirnya dokter meminta ijin untuk melakukan Ultrasonografi (USG), Dokter mulai mengoleskan gel khusus pada kulit perut shani, Alat Transducer ditempelkan dan digerakkan di area tersebut.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang