Pagi menjelang, tiada yang berubah akan rutinitas dan sikap dari setiap orang di sini, semua masih sama, shani yang konsisten dengan ego dan sikap dingin nya, dan Chiko yang juga selalu bertutur lembut pada setiap tindakan dan ucapan nyaKini kandungan shani sudah memasuki 7 bulan, perut nya pun sudah terlihat membesar, begitu pun dengan pipi dan tubuh nya, membuat shani akan semakin membenci keadaan saat dia menatap dirinya di depan cermin, sampai sudah beberapa kali Chiko mengganti cermin di kamar nya karna shani yang kesal tak segan segan langsung membanting benda apa saja pada cermin itu sampai pecah, al hasil sekarang tidak ada lagi cermin besar di Kamar, hanya ada kaca kecil saja.
Sore menjelang shani yang bosan selalu berdiam diri di kamar, sesekali keluar karna bosan untuk duduk di bangku halaman belakang yang terdapat kebun bunga kecil milik aya, seperti saat ini shani duduk dengan pandangan kosong menatap ke tanaman di depan nya
"Nduk, ini sambil minum susu biar hangat"
Aya meletakan susu hangat yang sudah dia buat untuk menantu nya itu, shani hanya menoleh dan kembali menghadap ke depan
"Nduk, mungkin ini masih terasa sulit untuk kamu, ibu hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kalian, sejujur nya ibu sedih melihat kamu terus diam Nduk, ibu sayang kamu, kamu adalah anak perempuan ibu"
Setelah mengutarakan isi hati nya aya berdiri mengelus surai hitam shani lembut dan kembali ke dalam, meninggalkan menantunya yang masih diam dengan memandang kosong pada bunga bunga yang sedang bergoyang karna tertiup angin
Setelah beberapa jam shani duduk disana dia bediri karna merasa hari sudah gelap dan masuk ke kamar, susu yang tadinya hangat sudah menjadi sangat dingin dan tak di sentuh sama sekali, saat sudah di dalam kamar shani mencabut hp dari Charger nya, dan untuk kesekian kali nya kembali mencoba menghubungi gracio lelaki yang dia cintai
"Huft.... Ge aku kangen kamu, maafin aku ge, tolong jawab pesan aku sekali aja ge hiks, semenjak aku kasih tau mau ikut papa mama keluar negeri kamu udah ga pernah jawab telpon ku atau balas pesan ku ge, apa kamu tau ya kalo aku bohong, sumua ini gara gara lelaki brengsek itu aku benci dia aku benci!"
Shani kembali menangis kala tak ada jawaban yang dia mau, semua ini tak ayal adalah karna Chiko, bagi shani lelaki itu penghancur hidup nya penghancur mimpi nya karna tak bisa mendapatkan cinta pertama nya.
Sementara di sisi lain dibalik pintu kamar yang tidak ditutup rapat, Chiko bisa mendengar semua nya, semua penuturan istrinya, Chiko sangat memaki diri nya sendiri, hati nya perih mendengar istri nya tak bahagia dengan nya, istrinya masih sangat mencintai masa lalu nya, Chiko menyeret langkah menjauh kini dia berada di halaman belakang ditempat shani tadi berdiam diri, segelas susu dingin yang masih utuh Chiko temukan saat sampai disana
"Tadi ibu yang buatin shani susu, sepertinya memang shani sedang ga mau minum susu le, maklum saja kondisi hamil itu buat mood mood Tan, sini le duduk"
Chiko segera menghampiri ibu nya yang lebih dulu duduk disana, tapi Chiko tak berniat duduk di samping ibu nya, Chiko justru duduk di bawah dia menyenderkan kepalanya di pangkuan sang ibu untuk mencari ketenangan
"Beberapa bulan lagi kamu jadi seorang bapak le, ibu juga bakal punya cucu, ibu ga sabar pengen gendong cucu ibu"
Aya terus mengelus kepala Chiko penuh sayang di atas pangkuannya, aya tau anak nya ini sedang tidak baik baik saja, sebagai seorang ibu dia bisa merasakan kesakitan yang Chiko rasakan, tapi apa daya dia hanya mampu berdoa
"Sing sabar le, Sing sabar_ sing kuat, gusti Allah maha baik, jangan putus doa nya, apa pun yang terjadi kamu harus tetap menyayangi istri mu dan anak anak mu le, doa ibu selalu bersama kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice
Teen FictionPilihan menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya. 1000 % FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE! B X G *SHANCHIK *GRESHAN *DELSEL *DELSHA *ZEESHA *ZEESHEL JUST FOR FUN !