4. Dia tau

57 35 64
                                    

Aurora merutuki Raihan. Andai saja Raihan tak menjadi orang sok tau, ia tak akan mendapatkan hukuman membersihkan kamar mandi seperti ini.

"Lihat aja lo Rai!" Gumamnya.

Raihan yang diam-diam memantau Aurora di luar hanya cekikikan tak jelas.

Aurora membasuh keringatnya yang terus bercucuran, menggunakan tangannya yang lentik.

Aurora tak berhenti mengumpat pada Raihan. Aurora membersihkan closet dengan menutupi hidungnya.

"Anjir bau banget," ucapnya.

Raihan yang sudah tak bisa menahan tawanya pun, akhirnya keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Aurora dengan tawa yang menyebalkan.

"Hahaha," tawa Raihan dengan nada yang mengejek.

"Ngapain lo kesini?" tanya Aurora yang langsung ngegas.

"Terserah gue," balas Raihan yang sangat menjengkelkan.

Aurora menatap sinis kearah Raihan. Sikat yang ia gunakan untuk membersihkan kamar mandi. Kini ia buat untuk menodong kearah Raihan.

Sikat kamar mandi yang sangat kotor itu,  berada tepat di depan wajah tampan Raihan.

"Lo gila?" tanya Raihan yang tak habis pikir.

Aurora mengernyitkan dahinya. "Maksud lo?" tanya Aurora tak suka.

"Turunin itu sikatnya," ucap Raihan.

Aurora pun langsung menurunkan sikat itu dengan sangat cepat.

"Udah sana lanjutin tugas lo," ucap wRaihan.

"Anjing lo," umpat Aurora.

Raihan tak peduli, ia langsung berjalan melangkah menjauh dari Aurora.

Dengan perasaan yang sangat dongkol Aurora melanjutkan hukumannya itu.

Sialannya, saat semuanya belum terselesaikan dengan baik oleh Aurora. Aurora sudah merasa gelisah tak karuan, saat merasakan tubuhnya sedang tak baik-baik saja.

"Sialan," umpatnya dan langsung membanting sikat yang berada di genggamannya
Aurora berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat itu.

Sedangkan Raihan yang masih menjaga di depan langsung berteriak pada Aurora. "Lo mau kemana?" Tanya Raihan dengan nada yang sangat tinggi.

Sementara Aurora masih terus berjalan tanpa menoleh kearah Raihan. "Nanti gue balik lagi!" teriak Aurora yang sudah cukup jauh dari Raihan.

Aurora berjalan dengan langkah yang sangat lebar. Rasanya, kalau seperti ini kelas Aurora sangat jauh.

Sesampainya di kelas Aurora langsung membuka tasnya, mengobrak-abrik tasnya mencari sesuatu yang bisa membantunya. Setelah ia mendapatkannya, langsung ia masukkan dalam sakunya dan pergi meninggalkan kelasnya.

Aurora sudah mendapatkan benda kecil itu. Kini Aurora berada di taman sekolah yang tertutup, tempat ini jarang di kunjungi dan sangat sepi.

Dengan sangat rakus, Aurora menghirup benda itu cepat-cepat agar rasa sakitnya memudar.

Tanpa disadari sejak tadi, ternyata Raihan mengikuti Aurora. Raihan melihat semuanya, mulai dari Aurora mengambil benda itu dan kini ia hirup secara ugal-ugalan di tempat yang sunyi.

Rasanya, Raihan ingin sekali mendekat ke arah Aurora. Namun, Raihan masih bimbang. Andai jika ia sekarang menghampiri Aurora, ia tak bisa membayangkan reaksi perempuan gengsian itu. Raihan pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu, menyimpan semuanya yang ia tau.

Di rasa sudah cukup membaik Aurora menaruh benda kecil itu di dalam sakunya lagi. Kembali kamar mandi untuk menuntaskan hukumannya. Ia berjalan seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang