6. Yakin gamau?

45 33 63
                                    


Aurora dan Nita sudah tiba di bar, tempat kesayangannya mereka.

Melangkah bersama memasuk area yang cukup tertutup.

"Dari depan ga keliatan kayak ada yang aneh, tapi pas masuk. Wah, serasa surga dunia," ucap Nita.

"Lo nanti yakin mau main?" Tanya Aurora.

"Yakinlah, gue udah bilang sama mami," balas Nita.

Aurora hanya mengangguk lemas. Entah, rasanya sangat terluka jika ia nanti menyaksikan hal tak senonoh di lakukan oleh sahabatnya.

Aurora dan Nita yang sudah memasuki bar secara bersama. Aurora merasa risih, saat di sambut dengan tatapan-tatapan serigala berbulu domba yang menjijikan.

Beda dengan Nita ia sang senang menjadi pusat perhatian. Apalagi banyak mata yang menatapnya lapar.

"Mereka ngelihatin kita," bisik Nita pada Aurora.

"Sangat menjijikan," ucap Aurora dengan sangat lirih.

Aurora dan Nita memilih duduk di sofa yang melingkari meja bundar. Sofa itu berada di paling ujung, jadi tidak ada yang menempati.

"Kayak biasanya?" Tanya Nita.

Aurora hanya menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan rokok yang berada di tasnya.

"Gue tadi lupa ga bawa vape," ucap Nita yang merutuki dirinya.

Aurora menyodorkan sebungkus rokok miliknya ke arah Nita. "Yaudah isep ini aja," ucap Aurora.

"Engga deh makasih, gue mau yang lebih memuaskan," ucap Nita.

"Serah lo," balas Aurora.

"Gue udah chat mas-mas yang ada di sana itu, buat ngirimin kita kayak biasanya," ucap Nita.

Aurora menghisap rokoknya dengan kaki yang di lipat, membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.

"Habis ini, gue mau ke mami," ucap Nita.

"Yakin lo?" Tanya Aurora yang tak ikhlas.

"Yakin lah, orang juga ini bukan pertama buat gue. Lo tau sendiri kan," ucap Nita.

Aurora hanya menghela nafas berat.

"Lo ga mau di temenin cowo, pas gue ngamar?" Tanya Nita.

"Ogah, gue sendiri di sini aja," balas Aurora.

"Tapi, kalau ada yang nyamperin lo, udah terima aja. Siapa tau cuma ngajak ngobrol," ucap Nita.

"Nanti gue pikir-pikir lagi deh," balas Aurora.

"Gemes gue sama lo itu, anti banget sama cowo," ucap Nita yang gregetan sendiri.

Aurora tersenyum manis ke arah Nita. "Lo tenang aja, gue bisa hidup tanpa ada cowo di samping gue."

Mereka berdua berdebat kecil tentang hal ini. Perdebatan seperti ini tak pernah berujung baik ataupun terselesaikan. Selalu Nita yang kalah argumen.

Tak lama pesanan mereka berdua datang. Dua botol wine dan satu botol whiskey, sudah bertengger manis di meja bundar yang ada di depan kedua wanita cantik itu.

Aurora mengerutkan keningnya. "Whiskey? Buat lo?" Tanya Aurora sebab selama ini Aurora jarang memesan whiskey.

"Engga, whiskey itu sepesial buat nemenin lo yang habis ini gue tinggalin," ucap Nita.

"Baiklah, satu botol whiskey tidak terlalu buruk," ucap Aurora.

"Lo bisa kan?" Tanya Nita.

"Lo ngeremehin gue?" Tanya balik Aurora.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang