9. Menghibur Aurora

7 3 1
                                    


Aurora memilih kembali ke apartemen Nita di banding ke rumahnya. Sungguh, jika ia kembali kerumahnya sekarang, akan semakin memperkerjakan suasana hatinya.

Masuk ke dalam Apartemen Nita dengan pipi yang masih basah.

Nita terkejut saat melihat Aurora kembali ke apartemennya dengan mata yang sembab.

"Ada apa sama nyokap lo?" Tanya Nita yang terlihat sangat khawatir.

Aurora tak sanggup menjawab, justru ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Nita.

"Nangis aja sepuas lo Ra ..." Nita sangat khawatir dengan kondisi Aurora yang menangis seperti ini. Pasalnya Aurora tak pernah menangis sampai sesenggukan seperti ini.

"Tenangin diri lo, ada gue di sini yang siap jadi tempat curhat lo."

Aurora masih diam dan menangis sesenggukan. Terdengar sangat pilu, membuat Nita semakin tak tega melihat temannya ini.

Nita mencoba menghibur Aurora dengan menawarkan beberapa makanan kesukaan Aurora. "Lo mau gue beliin apa Ra? Seblak? Nasgor? Atau apa?"

"Gu-e ga ma-u ap-a ap-a." Aurora menggelengkan kepalanya.

Nita terdiam sejenak dan masih terus mendekap Aurora dengan kehadirannya.

"Gue capek, capek ...," keluh Aurora.

Nita mengusap rambut panjang Aurora dengan sangat lembut. "Capek gapapa, tapi lo ga boleh nyerah."

"Inget ya Ra. Lo itu cewe paling kuat yang pernah gue temuin ... Semua udah takdir Ra, pasti habis ini lo dapet kejutan hal baik."

Aurora menghapus pelan air matanya dan tersenyum tipis kearah Nita. "Makasih ya lo udah selalu ada buat gue."

"Gue ga suka kalau lo bilang makasih. Katanya udah kayak saudara, gimana sih!" Nita cukup senang karna Aurora sudah tak menangis lagi.

"Haha, iya-iya."

"Gimana, kalau kita pergi makan seblak?" Nita mengajak Aurora untuk makan seblak, agar bisa mengembalikan moodnya menjadi bagus.

Mata Aurora berbinar saat mendengar itu. "Boleh-boleh."

Keduanya pun pergi untuk membeli seblak, sekaligus jalan-jalan mumpung masih sore.

Saat keduanya sudah sampai di tempat penjual seblak. Mereka langsung mengambilnya beberapa topping yang akan di masak oleh penjualnya, tipe seblak yang mereka beli ialah seblak prasmanan.

Aurora mengambil berbagai macam jenis kerupuk mentah yang ada di sana, serta menambahkan beberapa topping seperti, mie, telur, sayur, dumpling cheese, chikuwa, bakso ikan dan sosis.

"Buset kerupuk mentah lo banyak banget," ucap Nita.

"Gue suka banget sama kerupuk mentah."

Sedangkan Nita mengambil satu jenis macam kerupuk mentah saja, serta menambah beberapa topping seperti, mie, telur, sayur, crab stik, dumpling cheese, fish roll, chikuwa, odeng, bakso ikan, sosis, dan bakso biasa.

Aurora melirik sekilas ke arah mangkok seblak Nita. "Dikit banget kerupuk mentah lo."

"Gue ga terlalu suka."

Aurora menganggukkan kepalanya. "Lo udah kan? Ayo kasih ke kasir, biar cepet di masak." Aurora mengajak Nita ke kasir untuk menghitung total seblak yang mereka ambil tadi.

Nita memberikan selembar kertas berwarna merah pada Aurora. Aurora mengerutkan dahinya tak suka. "Lo bawa aja, hari ini gue ya traktir."

Betapa senangnya Nita saat mendengar hal itu. "Makasih banyak, gue yang mesen esnya di sebelah situ ya." Nita menunjuk stand yang tak jauh dari kasir.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang