Duduk bergerombol di tengah kelas sambil berghibah adalah hal paling menyenangkan. Ini yang tengah di lakukan oleh gadis-gadis cantik dan para fansnya itu.
"Gue kalau bisa milih, pas lahir mau ngajuin jadi jodoh lu dah Shan."
"Hilih, jadi jodoh dia. Ketemu kakak angkatnya aja lu kabur." sindir salah satu dari mereka.
Gadis cantik berambut sepunggung itu terkekeh kecil mendengar percakapan dari para fansnya itu.
"TUH, cuma cekikikan doang dia cantik bener masyaallah. Ayo nikah." semangat laki-laki yang tadi.
"Masih sekolah ye tolol." gadis lain nampak menimpuk kepala laki-laki itu.
"Ya nunggu lulus lah." balas laki-laki.
"Yakin amat. Emang lu bisa lulus?" sindir gadis yang menampolnya.
"Brengsek lu Indira, gue tandain lu."
Gadis bernama Indira itu hanya tertawa mengejek. Lagian ada-ada aja. Masih sekolah udah ngomongin soal jodoh.
"Tapi Shan, gua mau tanya nih. Serius."
"Tanya apa, Joo?"
Johan sedikit ngeri sebenernya mau mengajukan pertanyaan. Soalnya mungkin ini pertanyaan sensitif. Tapi, dia terlalu kebelet banget buat mencintai secara ugal-ugalan.
"Kakak lu bakal bolehin nggak sih misal gue dateng ke rumah buat ngelamar lu, hehe." ucap Johan diakhiri cengengesan.
Indira yang tengah minum hampir tersedak. Sedangkan Shanne yang ditanyai malah tertawa.
"Kenapa tanya gitu? Emang kakak gue keliatan jahat banget?" Shanne tergelak.
"Y-ya nggak gitu juga. Cuma galak aja." ringis Johan.
"Dih? Masa manusia secakep kakaknya Shan dibilang galak." cerocos Indira.
"Lah? Emang manusia cakep nggak bisa galak?" timpal Johan emosi sedikit.
"Udahlah ngapain jadi ngomongin kakak gue. Nggak penting juga," ucap Shanne.
"PENTING WOI BUAT MASA DEPAN KITA." seru Johan.
"Heleh suram ntar masa depan Shan kalau sama lu." sambar Sehan yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan mereka.
"Sumpah omongan lu, Han."
Johan memegang dadanya mendramatisir.
"Drama." decih Indira.
Shanne hanya menyaksikan mereka dengan kekehan ringan. Tapi jujur, memang kakaknya agak seram jika dengan teman-temannya. Terutama kepada Johan. Tidak tahu apa sebabnya.
"Nanti abis sekolah main lah kita. Mau nggak? Ke tempat biasa." usul Johan.
"Ijin sono sama kakaknya Shan. Emang dia dibolehin main sama buaya darat kaya elu?" decih Indira.
"Mampus." timpal Sehan.
****
Sesuai dengan janji mereka. Sepulang sekolah, mereka akan nongkrong di tempat langganan mereka. Tidak jauh dari sekolah. Hanya saja mereka sepakat untuk pulang dan berganti baju. Tidak mungkin kan mau main tapi masih pakai seragam sekolah?
Shanne mengacak-acak lemari pakaiannya. Dia bingung mau pakai apa karena memang tidak ada outfit yang cocok untuk dia pakai sekarang. Maklum, dia belum cekout karena uangnya habis untuk jajan.
Mengacak-acak sampai bawah lemarinya, akhirnya dia menemukan rok pendek diatas lutut dengan crop top dengan warna senada. Mata gadis itu berbinar. Akhirnya ada outfit juga. Lumayan bisa buat tebar pesona sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASH
Teen Fiction🔞🔞🔞 Ashkana Bramastyo. Putra dari keluarga Bram yang hanya memiliki keturunan laki-laki, sampai akhirnya mereka mengadopsi seorang gadis cantik yang tidak sengaja mereka tabrak. Bagaimana jadinya seorang Askhana memiliki adik perempuan yang bahk...