O4

3.4K 36 0
                                    

"Lu tuh kenapa nggak bilang ke ayang beb mu ini kalau sakit?"

Johan mengomel sembari menjejalkan potongan apel ke mulut Shanne. Gadis itu sekarang dirawat dirumah sakit karena suhu tubuhnya tidak turun-turun sejak kemarin.

Shanne sendiri sedikit tidak ingat apa yang terjadi sampai akhirnya dia terbangun dan sudah berada di brankar rumah sakit ini.

"Sok banget ni bocah." Indira menyahuti dari sofa.

Gadis pirang itu tengah asik bermain game di handphonenya. Sedangkan Sehan hanya menatap mereka dengan helaan napasnya seperti biasa. Johan yang begitu percaya diri, Indira yang suka memancing emosi Johan, lalu dirinya yang pasrah dengan sifat temannya itu.

"Biarin ngapa, gua lagi ngomel ke calon istri gua ini." sambar Johan.

Shanne tertawa mendengar ucapan Johan. "Perduli amat sama gue, lo?"

"Sumpah lo baru nyadar?!" Johan mendramatisir.

"Hahahah, mampus." sarkas Indira.

"Makan tuh calon istri." Sehan ikut menimpali.

"Sialan lu semua. Ketimbang dukung gua aja kaga kompak bener." Johan merengut.

"Udah sih, sini gue puk-puk." Shanne akhirnya bersuara setelah sekian lama tertawa menanggapi Johan.

Gadis itu menarik Johan lalu menepuk-nepuk kepalanya dengan pelan.

"Anjing, gua juga mau!!" Indira berteriak tidak terima.

"GUA JUGAAA!"

Sehan yang tadinya diam kini sudah meloncat ke brankar Shanne, mengalahkan Johan yang misuh-misuh tidak jelas karena merasa dikalahkan oleh Sehan.

"Apaan sih lu anjing,"

"Lu yang apaan. Gua juga mau di pat-pat sama Shan."

Sehan dan Johan saling dorong. Indira yang awalnya ingin ikut gabung mengurungkan niatnya karena merasa dia tidak diperlukan diperkelahian kali ini. Takut kalau brankar itu ambrol.

Shanne hanya menghela napas panjang, perkara tepuk-tepuk kepala bisa serunyam ini.

"Lu kan udah, gantian gua lah anjing. Lu mulu." Sehan kesal.

Memang dia selalu diam, tapi bukan berarti dia tidak ingin diperhatikan oleh Shanne. Karena sejujurnya, Sehan itu menyukai Shanne sejak mereka belum bertemu dengan Johan.

"Lah kok ngamok. Gua calon suaminya." balas Johan dengan nada menyebalkan.

"Sialan, nggak usah halu." umpat Sehan.

"Lagian lu kenapa dah? Biasanya juga diem aja. Kenapa sekarang jadi sensi bener. Naksir juga lu sama calon istri gua?" balas Johan.

"Nggak perlu tau. Lagian gua yang ketemu Shan lebih dulu ketimbang lu sama Indira."

"Lah kok bawa-bawa gua?"

Indira yang merasa namanya terpanggil langsung melotot tak terima.

"Bahas itu aja terus anjing, nggak bosen?" Johan frustasi.

"Kenyataan njing."

"Yaudah lah nggak usah diungkit terus, Shan nggak suka sama lu."

"Tai, siapa bilang?"

"Tanya aja."

"Kalau lu salah gua gedig lu."

"Silahkan."

"Beneran ngajak ribut."

"Lu—"


BRAKKK!


ASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang