O7

1.7K 25 5
                                    

Sejujurnya, Ashkana tidak ada niatan untuk kesana dan membawa adiknya itu pulang. Tapi, karena kepalang panas mendapati mereka sedang tertawa dan makan bersama seperti itu membuat Ashkana ingin segera memisahkan mereka berdua.

Bagaimana cara Ashkana tahu?

Tentu saja cowok itu melacak GPS adiknya. Shanne tidak tahu kalau pergerakannya terlacak oleh Ashkana selama ini. Cowok egois yang menjabat sebagai kakaknya itu memang sangat menyeramkan.

Ditepuknya bahu Shanne dua kali, gadis itu tersadar dan sedikit menciut mendapati kakaknya sangat dekat dengan dirinya. Sepulang dari Cafe, mereka langsung pulang dan sialnya orang tua mereka belum pulang.

"Masih marah?" tanya Ashkana. Nadanya terdengar sangat kalem tidak seperti kemarin-kemarin.

Cowok itu berjalan ke dapur dan mengambil beberapa buah-buahan. Selanjutnya meletakkan di depan adiknya yang kini menatapnya dengan heran itu.

"K-kak.."

"Nggak usah minta maaf, Ann. Gue yang salah." sela Ashkana.

Entah angin apa yang merasuki cowok itu sampai jadi seperti ini, Shanne sedikit bingung dan heran.

"Kak... ak—"

Cup.

Ashkana membungkam gadis itu terlebih dahulu sebelum nyerocos kemana-mana.

PLAK!

Shanne lagi-lagi menampar Ashkana yang mencium bibirnya tanpa ijin itu dengan spontan. Lalu, menutup bibirnya sendiei dengan kedua tangannya.

"Kak! Jangan cium sembarangan!"

Ashkana terkekeh ringan. Cowok itu mengusak rambut adiknya itu lalu berucap, "cuma buat kamu."

Lalu cowok itu pergi dari sana untuk mandi dan menyegarkan dirinya.

Shanne membeku di tempat. Lihat kelakuan Ashkana, apakah cowok brengsek itu cocok disebut sebagai kakaknya? Dia benar-benar cowok tidak waras.

***

Malam harinya, Shanne tengah sibuk berkutat dengan tugas sekolahnya. Dia lupa kalau ada tugas kimia dan dikumpulkan besok pagi. Kenapa ada-ada saja. Lagian semua salah ketiga temannya itu yang tidak memberitahukan dirinya kalau besok ada mata pelajaran kimia.

Shanne mau nangis saja rasanya.

Yang bisa diandalkan cuma Sehan, tapi rasanya tidak mungkin Shanne ke rumah Sehan untuk mengajak cowok itu mengerjakan bersama. Dia pasti tidak boleh keluar karena sudah jam segini.

Kalau minta Johan dan Indira pun rasanya tidak mungkin, dua temannya itu pasti minta contekan dan menunggu dishare oleh Sehan. Sedangkan, Sehan pasti belum mengerjakan kalau masih jam segini. Cowok itu kebiasaan mengerjakan tugas tegah malam. Jadi, dia akan share tugasnya jam lima pagi paling lambat.

Sedangkan, Shanne pasti masih tidur jam segitu. Mengacak rambutnya frustasi, Shanne kehilangan akal sehat.

Apa yang harus dia lakukan?

"Ann."

Terkesiap kaget. Gadis itu langsung duduk tegap setelah mendengar sapaan itu. Kenapa bisa kakaknya masuk tanpa ketuk pintu?

"K-kakak kok bisa masuk?" Shanne mendadak gagap melihat Ashkana berdiri dengan sepiring brownies coklat tak lupa senyum tipisnya.

ASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang