11

992 19 1
                                    

Saat bangun, Shanne sudah memakai pakaian yang berbeda. Gadis itu sudah memakai kaos besar Ashkana dan celana training lelaki itu. Shanne diam sejenak sebelum akhirnya dia sadar apa yang mereka lakukan semalaman.

Meraba bagian atas dan bawahnya, Shanne hanya tertawa getir. Benar-benar polos tanpa dalaman. Gadis itu duduk menatap sekeliling kamar Ashkana. Dan matanya tertuju pada meja belajar kakaknya itu.

Pantas saja lelaki itu sangat pintar. Buku-buku tebal berjajar dengan rapi ditempat itu.

Ingin marah pun rasanya tak sanggup, Shanne hanya menghela napas. Apa lelaki itu sudah mengambil keperawanannya semalam? Shanne tidak ingat karena hal terakhir yang Ia ingat adalah Ashkana membuka seluruh pakaiannya. Setelah itu, Shanne tidak sadarkan diri karena shock.

Lelaki itu sudah tidak terlihat. Mungkin sudah berangkat? Atau sarapan dibawah. Niatnya Shanne tak ingin berangkat hari ini. Tapi, itu akan membuat ketiga temannya itu semakin curiga padanya.

Cepat-cepat gadis itu mencari handphonenya. Seingatnya semalam masih di saku seragamnya.

Tapi sebentar, seragamnya sudah tidak ada? Untung saja ada seragam lain. Jadi, Ia tak perlu panik. Tapi dimana handphonenya?

Mata Shanne mencari kesana-kemari sebelum akhirnya menemukannya di nakas dekat lemari pakaian kakaknya tersambung dengan kabel. Baik juga kakaknya itu mengisikan daya handphonenya setelah melakukan sesuatu yang menjijikan padanya.

Apa yang harus Ia lakukan ketika bertemu dibawah nanti?

****


Sesuai dugaan, lelaki yang menjabat sebagai kakaknya itu sudah kabur berangkat ke sekolah terlebih dahulu. Sialan, sangat tidak bertanggung jawab.

Apakah semua lelaki sama saja?

Shanne hanya mendapati roti bakar dan susu sereal dimeja makan.

Papa dan mama masih belum pulang sampai pagi ini. Shanne tentu saja tidak menyentuh roti itu. Dia langsing berangkat dan menghubungi Sehan.

Temannya itu pasti khawatir. Kemarin dia bilang ingin menginap, tapi tiha-tiba pulang begitu saja tanpa memberitahunya.

Tapi, betapa terkejutnya Shanne ketika melihat isi handphonenya. Apa yang telah Ashkana lakukan?

Foto-foto digalerinya yang bersama Sehan ataupun Johan hilang. Kontak nomor Sehan dan Johan pun tidak ada. Bahkan wallpapernya diganti Foto Ashkana? Orang narsis macam apa kakaknya ini?

"Anjing." Umpat Shanne.

Pasrah, padahal niatnya menghubungi Sehan agar bisa menjemputnya dan berangkat bersama. Kini, dia harus memesan ojol karena kelakuan kakaknya.

Lihat saja kalau bertemu di sekolahan nanti, Shanne akan memaki Ashkana sampai puas.

Apa tidak cukup semalam melecehkannya? Sialan.

Beruntungnya, gerbang masih dibuka. Gadis itu bergegas lari ke kelas agar tidak kena amuk guru BK. Sudah Ia duga ketiga temannya itu sedang menunggu dirinya.

"Shann! Huhuuuuu." Indira tiba-tiba saja langsung memeluk dirinya erat-erat.

"Eh lo napa?"

"Lo nggak hubungi gua semaleman. Gua khawatir tahu.. lo nggak papa kan?" Indira nampak khawatir.

"Nggak papa kok hehe."

ASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang