O8

39 2 0
                                    

Pagi-pagi buta Shanne sudah kelimpungan karena dia telat bangun. Semalaman penuh dia hanya memikirkan sikap dan sifat kakaknya itu yang benar-benar berubah 180° apakah Ashkana baru tertimpa tangga?

Gadis itu buru-buru memasukkan buku sembarangan ke dalam tas. Kalaupun dia salah buku, kan masih ada Sehan yang siap sedia membantunya.

"Ma, Pa, Shan berangkat yaaa." Ucapnya buru-buru sembari melambaikan tangannya.

"Loh? Makan dulu sayang." Mama berucap.

"Shan telat maaaa~" rengek gadis itu sembari berlari kecil ke depan.

Ashkana buru-buru mengakhiri sarapannya dan pamit ke orang tuanya, dia berniat untuk mengantar adiknya itu sampai sekolah. Ini adalah peluang yang bagus agar adiknya itu merasa nyaman dengannya kan?

Sejak hari itu, Ashkana lebih menjaga sikapnya. Meskipun sedikit susah. Tapi, ucapan temannya benar. Lama-lama Shanne akan meninggalkannya kalau dirinya tidak ada perubahan dan selalu menunjukkan sifat serta sikap buruknya itu.

Shanne akan membencinya jika Ashkana tidak segera merubah sikapnya. Gadis itu akan meninggalkannya, bahkan dia tidak ragu mengatakannya secara langsung hari itu.

Ashkana tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika tidak ada Shanne disisinya.

Lelaki itu, sepenuhnya jatuh cinta pada adik angkatnya.

"Ann." Jeda

"Berangkat sama kakak mau?" Lanjutnya.

Shanne reflek menutup mulutnya, gadis itu shock setengah mati mendengar ucapan sopan Ashkana. Yang pasti biasanya tidak seperti ini.

Dia mau muntah saja rasanya.

"Kak?" Shanne masih shock.

"Kakak anter sampai depan gerbang sekolah kamu."

Kamu...

Kamu...

Kakak...

Kakak...

Kata-kata yang sangat aneh ditelinga Shanne mendadak menghantui isi pikirannya.

"Lo gila?" Ucap Shanne.

"Ann, kakak anter beneran sampai sekolah kamu." Balas Ashkana.

"Nggak bukan itu maksud gue, Ash. Lo kejedot pintu? Akhir-akhir ini lo aneh. Stop aneh, dan gue udah telat ke sekolah. Jangan nambah telat gue." Ucap Shanne.

Sejujurnya kuping Ashkana panas mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya itu. Kata-kata yang sangat berani dan melanggar semua yang pernah Ia katakan.

"Ann."

"Kak, jangan sok baik padahal sifat lo aslinya kaya iblis. Gue muak." Shanne sudah capek dihantui oleh kebohongan kakaknya itu.

Tangan Ashkana reflek mengepal kuat mendengar kalimat adiknya itu. Apa katanya? IBLIS?

Kenapa lelaki selalu salah dimata gadis-gadis labil seperti Shanne?

Waktu itu Shanne bilang untuk tidak semena-mena padanya karena dia muak. Sekarang, bersikap baik pun dikata iblis. Kurang apa sih Ashkana ini?

Sungguh tidak paham dengan isi pikiran adik angkatnya itu.

Ashkana murka.

Lelaki itu menarik tengkuk adiknya dengan kuat lalu mencium bibirnya gadis itu kuat-kuat sampai berdarah.

Shanne meronta karena merasa sakit dan ternodai, entah sudah keberapa kali kakak angkatnya itu mencium bibirnya.

PLAK!

ASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang