rumah sakit

209 29 4
                                    

Ketika aku membuka mataku, aku berada di sebuah ruangan berwarna putih, aku berada di posisi terbaring dengan infus di punggung tangan ku.

Terlihat bokuto yang sedang duduk bersandar, tertidur dengan tangan yang di letakkan nya di tepi kasur rumah sakit untuk menopang kepalanya, pada saat-saat seperti ini dia terlihat sangat menggemaskan.

Aku mengelus rambut bokuto dengan posisi masih terbaring, dia hanya menggerang sedikit lalu kembali tidur

"Sora." Ucapku sambil berbisik

Seakan tahu akan di panggil, sistem berwujud gadis kecil itu muncul atasku; tanpa wajah bersalah sedikitpun. Orang lain tidak bisa melihatnya, jadi mereka tidak tahu seberapa mengesalkannya wajah Sora saat ini bagi (name).

"Ada apa master? Bukankah anda sudah mendapatkan memori yang saya berikan?"

"Ya, sudah. Tapi kau tidak bilang bahwa aku akan pingsan karena menerima data memori itu?" Ucap (name) yang mendengus kesal.

"Hmm.. proses transfer ingatan memang membuat kepala terasa pusing, tapi itu saja,"

"Aku tidak menyangka daya tahan tubuh anda tidak kuat menahannya." Sambung sistem.

"Bagaimana bisa daya tahan tubuhku begitu lemah? Di dunia sebelumnya aku itu jarang sekali sakit tau!" Bantah (name).

"Mungkin itu karena anda merasuki tubuh, kemungkinan besar anda bahkan bisa demam setiap malam karena tubuh anda tidak kuat. Lagipula tubuh anda akan terbebani oleh ingatan dua dimensi sekaligus."

"Tapi karena daya tahan tubuh anda sebelumnya bagus, mungkin saja anda tidak akan se-mudah sakit itu. Mungkin hanya lebih sering sakit di bandingkan orang lain."

"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya dari awal, dasar sistem menyebalkan!"

(Name) Mencoba untuk mencubit pipi sang sistem, memang berhasil, tetapi di mata orang lain (name) hanyalah sedang mencubit sebuah angin.

"Aduh aduh! Tolong hentikan, master!" Ucap sistem sambil meringis pelan.

"Baiklah, tapi ada syaratnya."

"Syarat? Apa yang anda inginkan master? Jujur saja saya tidak bisa sembarangan mengabulkan permintaan anda."

"Oh, itu tidak sulit, hanya saja jangan panggil aku master, panggil saja panggilan yang kira kira nyaman untukmu."

"Eh? *Berpikir* aha! Bagaimana kalau memanggil nama saja? Saya memanggil nama anda dan sebaliknya juga."

"Kalau begitu saya akan coba memanggil nama yang anda gunakan saat ini, (name)."

"Un, itu sudah cukup, Sora. Rasanya itu lebih nyaman dibandingkan di panggil dengan sebutan master."

Aku melirik kearah bokuto sekali lagi untuk memastikan bahwa dia masih tertidur pulas, mengelus rambut nya sekali lagi.

"Sora, ayo kita bicarakan tentang ingatan yang telah kau kirimkan padaku." Ucap (name) dengan nada yang lebih serius.

(Name) Mulai membaca ingatan sebelumnya dari tubuh ini, lebih tepatnya ingatan ai yang berada di tubuh ini sejak bayi sampai sebelum ia merasuk tubuh ini.

(Name) Menemukan fakta bahwa di dunia ini, (name) adalah sepupu jauh dari bokuto. Meski begitu orang tua nya dan orang tua bokuto saat (name) dan bokuto masih kecil terlihat akrab di ingatan itu.

Setelah orang tua (name) meninggal saat (name) masih kecil, (name) di ajak oleh kedua orang bokuto untuk tinggal bersama, sejak itulah ia selalu bersama bokuto karena bokuto clingy

Our Life (Haikyuu x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang