Ajudan Ganteng Pak Bowo‼️

808 55 4
                                    

Di suatu hari yang cerah dengan panas terik yang menyinari kota Jakarta dengan begitu terangnya, Nafla tengah duduk di cafenya sendiri, bersama dengan Putri yang tengah fokus mengetik tugasnya di laptop.

"Put, masa gue suruh bantuin lo buat tugas? Yang notabenenya kita ini beda Fakultas! Gak masuk akal woi!" Protes Nafla sambil menunjuk banyak sekali kertas di meja dengan penuh tekanan.

Bisa-bisanya dia yang merupakan anak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan malah disuruh mengerjakan tugas seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sangat tidak masuk akal.

"Bantuin aja kali! Gapapa salah, gue kan pinter." Jawab Putri sombong membuat Nafla melemparkan pena hingga tepat mengenai dahi Putri dan membuatnya mengaduh.

"Sombong amat! Sok banget pengen jadi Pureblood." Nafla mencibir yang ditanggapi santai oleh Putri. Sungguh Nafla sangat mengakui mental temannya ini yang memilih melanjutkan pendidikannya ke S2.

Ditengah kebingungan Nafla dengan tugas milik Putri, suara notifikasi WhatsApp memasuki indra pendengarannya membuat Nafla sontak mengambil handphone.

Siang, Nafla. Lagi kerja?
12.09

Hai pak Mayor! Lagi bantuin temen doang kok.
12.09

Tidak ada balasan lagi membuat Nafla menghela nafas berat, padahal dia berharap agar Teddy mungkin mengajaknya keluar untuk berjalan-jalan karena ingin kabur dari tugas-tugas milik Putri yang tidak dia mengerti sama sekali.

Bagus deh. Saya juga mau ajak kamu keluar. Kamu dimana sekarang?
12.13

Di cafe tempat kerjaku.
12.13

Saya kesana.
12.13

Hati-hati, Teddy.
12.14

"Astaga di chattingan aja dingin banget." Gumam Nafla heran. Mungkin Teddy sedang ganti kepribadian.

"Siapa yang dingin?" Tanya Putri membuat Nafla terjengkit kaget.

"Hah? Eee―kulkas yang dingin!"

Putri lalu menatap Nafla yang nampak tersenyum kikuk, matanya menyipit curiga.

"A-anu―"

"Nafla?"

Sontak Putri dan Nafla menatap pria yang berdiri di tepat di depan meja mereka. Wajah Nafla seketika senang dan langsung merapikan tugas-tugas yang tadi dia kerjakan.

"Cepet banget Teddy! Bentar ya!"

Teddy mengangguk mengerti.

Melihat temannya yang begitu bersemangat, Putri sontak menahan lengan Nafla membuat gerakannya terhenti sejenak.

"Siapa itu?" Bisik Putri seperti familiar dengan wajah pria itu.

"Temen doang. Udah ih, lepasin." Pinta Nafla namun tangannya digenggam erat oleh Putri.

"Kalo ada apa-apa telpon gue! Biar gue hajar kalo lo di apa-apain!" Katanya dan melepaskan genggaman tangannya dari lengan Nafla. Nafla tertegun sebentar dan terkikik geli lalu mengangguk mengerti.

Nafla kemudian pamit pergi meninggalkan Putri yang menanggapi dengan senyuman kecil. Dia cepat-cepat membuka handphonenya, dia pernah melihat wajah pria itu lewat di fyp TikTok miliknya.

Si Abdi Negara Dingin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang