19. Promnight

45 5 1
                                    

"Nanti kalo kita ada kesempatan lagi, kita sama-sama lagi ya."

˚ෆ:♫˚.✧

Malam ini Aira terlihat begitu cantik dengan dress berwarna pink soft yang melekat pada tubuhnya, juga dengan Alya yang mengenakan dress berwarna navy.

Aira berangkat bersama papa nya, begitupun Alya yang sekarang ini sedang bergurau bersama sang papa.

"Emang boleh se percaya diri itu pa?"

"Yajelas boleh dong, papaa!" seru Gara sambil menepuk dadanya.

"Hahaha iya deh, anything for papa," Alya memeluk papanya dari samping.

Saat ini Raka sedang berbunga-bunga karena memikirkan pertemuan keluarganya dan keluarga Aira disaat wisuda tadi, mereka terlihat sangat akrab bak teman dekat.

"Duh ya Allah bingung, mau pake adat apa yaa. Mending sunda atau melayu?  eh tapi Raka jawa," Raka terkekeh geli begitu selesai dengan kalimatnya.

"Eh tapi ntar dulu ga si, sekolah dulu yang bener. Ih tapi udah lampu ijoo, mubazir ntar keduluan orangg," monolog Raka senyum-senyum sendiri merasakan  seperti ada butterfly di dalam perutnya.

Setelahnya Raka kembali fokus pada mobil yang sedang ia kemudikan.

Ting!

Praditya: wahai teman ku, tolong untuk mampir ke rumah ku sekejap yaa. soalnya aku nak nebeng, thanks!

Raka membaca notifikasi di ponselnya tanpa berniat membalas.

"Aaaa cantik sekali kita bertigaa!" heboh Mila langsung mengeluarkan ponselnya untuk berfoto bersama.

"Ih lucu yaa kitaa, perpaduan putih, soft pink sama navy. Kalo ada Nia pasti makin lucu deh, ntar Nia pake warna biru haha," Mila tertawa menutupi rasa sesak yang bergejolak di dalam dadanya.

"Aaa kangen Niaaaa," rengek Alya bersama Aira sembari memeluk Mila.

"Maasyaallah, bidadari-bidadari ku cantik sekali. Ayo mari masuk bersama kanda," ajak Radit merentangkan tangannya.

Bukh!

"Sorry, she is mine." kata Braga menggandeng tangan Alya membuat sang empunya menahan senyumnya yang hendak mengembang.

"Woi, wa laa taqrobuz-zinaaa!" seru Radit.

"Thanks bro, i know that."

"Udah-udah ayo masuk bareng-bareng aja."

'Maasyaallah cantik banget, ini mah bidadari juga lewat,' batin Raka termenung menatap kearah Aira.

"Astaghfirullah zina mata zina mata," Radit menutup mata Raka sembari mendorongnya agar berjalan.

"Dark banget kaya idup tanpa uang Dit, buka ah gua tampol lu ya. Buka kagaa ntar gua nabrak!"

Raka berusaha melepaskan diri dari Radit, namun bukannya terlepas justru Raka semakin tidak bisa bergerak karena Bagus ikut serta memegang tangan Raka agar tidak banyak gerak.

"Rak, untuk kali ini udah lu percaya aja sama kita," Bagus mencoba meyakinkan.

"Musyrik yang ada gua percaya sama lu berdua."

THEY'R AIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang