20.Rumit

44 6 3
                                    

"Apapun yang tidak dibawa mati, jangan di kejar mati-matian."

˚ෆ:♫˚.✧

Hari ini dan beberapa bulan kedepan, Aira dan teman lainnya telah resmi menjadi pengangguran.

Menjalani life after graduation, belum 1x24 jam saja sudah membuat Aira bosan apalagi sampai menunggu sampai waktu masuk kuliah tiba.

"Maa zea ikut yaa."

"No, kamu di rumah aja. Nikmati masa-masa pengangguran mu nak, mama pergi dulu babaiii," pamit Clarissa terkekeh geli melihat ekspresi masam putrinya.

"AKU GAPAPA KO MAA, GAPAPAA BANGET GHWENCHANAAA!" tidak apa-apa tapi kesal setengah mati karena di sebut pengangguran oleh mama nya, dasar Aira.

Enggan berada di rumah sendirian, Aira memutuskan pergi ke taman sekedar melepas beban yang ada di pikirannya.

Menatap indahnya danau di pagi hari yang ada di ujung taman membuat pikiran Aira lebih fresh lebih plong rasanya.

"Gua benci lu Ai."

Aira mendongak menatap heran kearah seseorang yang berdiri tepat di sampingnya.

"Karena lu gua jadi di benci semua orang, lu jahat Ai," kembali gadis itu berkata masih dengan posisi berdiri menatap lurus kedepan.

Aira mengernyit heran, " karena gua?" tanya Aira mendongak sebentar.

"Semua memang karena lu, dari dulu gua ga pernah suka sama lu sebenernya. Gua temenan sama lu bukan pure karena mau jadi temen lu, asal lu tau gua benci sama lu Ai. Gua sakit hati karena orang-orang selalu ngebela lu dalam keadaan apapun, lu selalu jadi number 1, even disaat kita six date waktu itu pun cowo gua malah muji dan selalu bahas tentang lu pas kita lagi berdua. Lu sok kecakepan! bisa ngga si sehari aja lu ngga usah sok cantik. Lu sengaja kan kaya gitu biar cowo-cowo ngelirik lu, segitu ngga laku nya ya lu Ai?" Aira tak menjawab sepatah kata pun.

"Lu selalu jadi segalanya, gua iri sama hidup lu yang fine-fine aja. Lu udah ngehancurin hidup gua tau ga Ai, lu itu sampah. Kalo lu bilang gua munafik, ya gua emang munafik dan gua benci sama lu benci banget!"

"Semua orang munafik, gua juga munafik. Hidup di dunia fana ini cuma kebencian jadi jangan merasa paling tersakiti karena lu juga luka buat orang lain Ca," sahut Aira, kini situasinya sangat rumit untuk di cerna dalam waktu singkat.

Kemunculan Caca secara tiba-tiba membuat suasana tak lagi sama seperti pertama kali Aira menginjakkan kakinya disini.

"Perlu lu tau, gua mempercantik diri buat diri gua sendiri Ca. Gua ngga ada niatan sama sekali buat di lirik sama cowo mana pun bahkan cowo lu sekalipun. Masalah cowo lu suka sama gua ya itu bukan urusan gua, so stop bawa-bawa gua di hubungan kalian. Karena gua ngga tau sama sekali soal itu." Jelas Aira agar Caca mencerna baik-baik apa yang Aira ucapkan dan tidak asal berbicara.

"Mending lu mati aja deh Ai!"

Tes!

Air mata Aira jatuh tanpa permisi, sakit sekali rasanya mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Caca.

"Gua kehilangan kehormatan gua sebagai wanita itu karena gua ga rela kalo sampe cowo gua ngedeketin lu Ai, GUA BENCI LU AI. GUA KEHILANGAN SEGALANYA KARENA LU, KARENA LU NAZEEA AMMAIRA."

THEY'R AIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang