02. Trut or Dare

89 58 76
                                    

"Jangan pernah menjadikan tatapan sebagai harapan."

˚ෆ:♫˚.✧

Sore bersama senja yang hampir memunculkan dirinya,  Aira bersama teman-temannya berniat quality time di cafe yang tak jauh dari rumah Caca cafe Sky's namanya.

"Sorry guys gua telat," ucap Nia yang baru saja tiba.

"It's okey, nih udah kita pesenin."

"Baik banget deh, jadi sayang," Nia mendekat berniat untuk memeluk.

"DIH LESBI!!" akibat seruan Caca kini mereka menjadi pusat perhatian.

Caca selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu resiko apa yang akan di terima.

"E-eh malu ya Allah cacaaa," Aira buru-buru menundukkan kepalanya tepat di atas meja begitupun yang lainnya.

"Ya maaf, refleks," bisik Caca sambil meringis melihat sekitar yang masih memperhatikan mereka.

"Udah, ayo makan," ujar Elva dengan datar, mereka mulai makan dengan senyap.

Beberapa saat berlalu tak ada lagi yang memperhatikan mereka, semuanya mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Eh main ToD yuk," ajak Nia.

"Yuk ah, dari pada gabut."

Bermain dengan sedotan menjadi alat untuk di putar. Mulai dari Caca yang mendapat dare meminta uang koin dari meja sebelah, sampai Alya yang mendapat dare pura pura menjadi teman lama pengunjung yang berada di meja no 10 dan berakhir gagal karena ternyata itu adalah tetangga Mila.

"HAHAHA nah loh sekarang giliran Aira, truth or dare ra?" Tanya Caca antusias.

"Dare."

"Yes, akhirnya mbak Aira milih dare kawan-kawan," heboh Alya menepuk paha Aira dengan tangannya yang lebih besar dari tangan Aira.

"Aduh, sakit begoo," ringis sang empunya sambil menepuk-nepuk ringan pahanya agar tidak nyeri.

"Hehe maap Aii refleks, ntar gua teraktir susu cokelat deh."

"3 yaa," Alya hanya bisa mengangguk pasrah, karena dari awal ini memang kesalahannya.

"Oke Aira dare nya adalah lu ajak kenalan cowo yang lagi sendirian di ujung sana" tunjuk Caca kearah meja yang ada di pojok kiri.

"Okeei, siapa berani." sahut Aira.

"Yeee, berarti gaberani dong namanya."

"Gaberani gua, tapi bodynya cakep sih dari belakang," mata Aira melirik kearah lelaki pemilik punggung lebar.

"Yaelah masa kembarannya ratu keabadian cupu si, cuma ngajak kenalan doang loh ini, gitu doang gaberani?" ujar Nia membuat jiwa Aira merasa tertantang jika begini caranya.

"Oke, deal." putus Aira.

"Permisi mas, bangkunya kosong?" Aira tampak basa basi, laki-laki yang ia ajak bicara sedari tadi sedang menunduk sambil memainkan gadget miliknya. Sehingga Aira tidak dapat melihat wajah laki-laki itu dengan jelas.

"Hm."

"Saya duduk disini ya mas, hm oiyaa boleh tau nama masnya?" tanya Aira to the point karena sudah di desak oleh teman-temannya.

"Raka," ucapnya sambil mengangkat kepalanya.

'dih bego, ternyata anak baru tadii. Arghh maluu banget gua.' batin Aira menggerutu.

THEY'R AIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang