10. Kurang Imunisasi

71 31 4
                                    

"Yang keliatan bahagia, bukan berarti hidupnya enak terus."

˚ෆ:♫˚.✧


"Ai, pinjem catatan dong."

"Catatan?" Tanya Aira.

"Catatan sejarah cintaku padanya," jawab Alya menopang dagu.

Bugh

"Mamam tuh sejarah cinta," Aira melemparkan tissue basah tepat mengenai wajah Alya.

"Tega kamu mas, kita baru berumah tangga seminggu tapi kamu udah kdrt."

"Dih gilaa."

"Hai hai everyone! Let's go ke aula sekarang, gapake lama." Kata Radit tiba-tiba memasuki ruangan.

"Ngapain dit?" Tanya Nia.

"Ngepet sayang," jawab Radit slay.

"Let's go bebeb," sahut Nia menggandeng tangan Radit.

Seluruh kelas 12 sedang berada di aula sekolah sekarang, ntah apa yang membuat mereka dikumpulkan ditempat yang sejuk, luas dan nyaman ini kan jadi enak, adem.

Di deretan bangku paling depan terdapat sofa untuk perwakilan siswa setiap kelasnya, karena takut banyak siswa yang tidak mendengar apa yang di bahas atau bahasa kasarnya 'budek'.

Sebenarnya bukan budek, tapi banyak siswa nakal yang tidak mau mendengarkan dan malah bertanya pada teman nya.

"Ai gantian dong, males gua di depan gabisa molor," suruh Radit mendorong Aira pelan.

"Ck, dasar badak ga berguna. Tapi mayan deh senderan di sofa empuk, byee para rakyat," Aira dengan senang hati mendudukkan dirinya di deretan paling depan.

"Bye ibu pejabat, gausah balik-balik ya bu."

"Sip, ntar kalo gua ga balik jemput ya. Maybe ibu pejabat udah ileran di depan," kata Aira membuat Raka tersenyum kecil.

"Siaap bu tiati konde nya copot!"

Aira refleks memegang kepala bagian belakang nya. "Mana, orang gua gapake konde," gumam Aira.

Setelah seluruh siswa/i berkumpul dan duduk di tempatnya masing-masing. Kini kepala sekolah naik keatas podium.

Cek..cek..

"Assalamu'alaikum wr.wb."

"Wa'alaikumsalam wr.wb."

"Selamat pagi semuanya, masih pada semangat!?" Tanya kepala sekolah.

"Masih pak!"

"Of course dong pak!"

"Alhamdulillah, udah semangat juga dong ya mau menghadapi ujiannya?"

"Nah itu yang ga semangat pak, soalnya susah," sahut siswa dari kelas lain membuat Aira menggelengkan kepalanya.

"Bukan, soalnya mah gampang jawabannya yang susah!" Jawab Aira.

"Yak betol!"

"Setuju gua sama Bu pejabat, Bu pejabat semakin di depan!" Seru Radit semangat 45.

"Benar sekali Aira, bapak setuju sama kamu. Nanti mau pulang lewat mana nak?" Gurau pak kepsek membuat seluruh penghuni ruangan tertawa.

"Waduh, ampun pak jangan begal saya."

"Iya nggak, cuma di gorok doang."

"Jangan pak! Nanti Raka nangis kalo bebepnya meninggal!" Seru Caca dari belakang.

THEY'R AIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang