"Jangan memaksakan apa yang tidak ditakdirkan untukmu."
˚ෆ:♫˚.✧
Jam menunjukkan pukul 15.30 ketika Caca sedang gabut dikamarnya bersama Elva yang tengah sibuk dengan handphone miliknya.
"El kita ngapain yuk gitu bosen tau tiap hari gini terus," ucap Caca yang sudah diambang batas kebosanan.
"Ya emangnya mau ngapain?"Elva yang biasanya cuek menjadi hangat saat hanya berdua bersama Caca, karena dia sudah berteman dengan Caca sejak SD.
"Ya ngapain gitu intinya gak diem gini bosen gua."
"Jalan-jalan gimana?" Tanya Elva menghentikan aktivitas bermain handphonenya.
"Boleh juga, ke taman kota kayanya enak deh," respon Caca dengan antusias.
"Ya udah siap-siap sana," suruh Elva lalu keluar dari kamar Caca dengan sweater coklat susu plus celana sepaha miliknya.
Caca langsung bergegas memakai sweater rajut berwarna sama dengan Elva tak lupa dengan hijab hitam dan celana panjangnya.
"yuk!" semangat Caca.
Elva mengangguk dan segera keluar dari rumah Caca. Mereka ke taman kota dengan Elva yang membawa motor milik Caca. Kenapa bukan Caca saja? Mager katanya, Elva mah sabar karna udah biasa sama Caca.
Mereka sampai di taman kota dan langsung membeli es krim sebelum mendudukan diri di kursi yang telah disediakan.
"Bosen banget liatin bunga doang," ucap Caca dengan wajah murungnya.
"Kan tadi lu yang mau kesini ca," tuduh Elva.
"Huh.... Monoton banget idup gua, mama sama papa gak ada di rumah, bestie satu-satunya kaya kulkas, ayang gak punya," curhat Caca dengan wajah dramatisnya.
Elva memukul kepala Caca, "muka lu gak usah gitu, jijik gua," ucapnya.
"Jahat banget punya bestie mainnya pake otot," Caca masih menunjukkan wajah dramatisnya membuat Elva ingin menenggelamkannya di rawa-rawa.
"Ngerjain orang yuk El," ajak Caca sepersekian detik kemudian.
"Ngerjain siapa?"
"Aira aja gimana? Kan dia mudah banget tuh di tipu," usul Caca dengan wajah devilnya.
"Ya udah kerjain," setuju Elva.
"Tapi gimana ya? Oh... Nyuruh dia kesini aja gimana? bilang kalo kita ngumpul disini."
"Hm gitu juga boleh."
"Oke bentar gua telpon dulu," ucap Caca kemudian mengambil benda pipih didalam saku sweater nya.
Aira sedang asik menonton film kesukaan nya di dalam kamar sembari meminum susu coklat kesukaannya. Tiba-tiba ponselnya berdering membuat Aira berdecak kesal.
"Apasih Caca orang lagi asik nonton Drakor jugaa," kesalnya namun tetap saja dia menekan tombol hijau pada handphonenya.
"Assalamu'alaikum," sapanya dengan sedikit tidak ikhlas.
" Wa'alaikumsalam Hehe Aira lu dirumah nggak? Ini gua sama Elva ada di taman kota pengen ngajakin lu ketemuan, gabut soalnya," ucap Caca diseberang sana.
"Iya lagi di rumah, tapi gua males keluar," balas Aira.
"Ih jahat banget jadi temen, ayo dong... Ini kita berdua bingung banget mau ngapain kalo ada lu kan lumayan bisa bikin rame, lu gak kasian apa liat gua sama kulkas berjalan modelan Elva di taman berdua kaya gini," ucap Caca dengan nada memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEY'R AIRA
Fiksi Remaja"Ini punya saya, kamu cari yang lain aja sana," usir Aira seenak jidatnya. "Ga, ini punya gua." Pertemuan tak disengaja itu membuat gadis cantik bernama Nazeea Ammaira Mahatma tersebut sering memikirkan lelaki tampan bernama Abqari Raka Derandra itu...