04.

3.6K 399 12
                                    

"Kaisar masih saja menolak permaisuri dari fraksi bangsawan, apa dia pikir dia bisa terus-terusan keras kepala?" Marquid Orcvhid. Salah satu orang yang mengincar kursi permaisuri kekaisaran.

Pria-pria tua dari fraksi bangsawan itu, melakukan pertemuan rahasia tanpa memberi tahu istana mengenai kegiatan mereka. Sungguh penghinaan kepada Baginda dan juga bukti betapa mereka memandang rendah Kaisar-nya sendiri.

Archduke of Camstell, Dave Gherwyn de Bharion, sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan pertemuan bangsawan semacam ini. Dia lebih memilih menghabiskan waktu di wilayahnya sembari memeriksa laporan bisnisnya. Tetapi, memang baginda cukup menggelitik rasa penasarannya akhir-akhir ini. Dia tidak bisa diam saja dan membiarkan situasi menarik terjadi tanpa dirinya,

Untuk pertama kalinya dia merasa tertarik dengan drama yang terjadi di Kekaisaran hingga dia rela menginjakkan kaki ke ibu kota.

"Bukankah tidak masalah siapa saja permaisurinya asalkan keturunannya merupakan darah baginda Baginda?" tanya Archduke, penasaran.

"Tentu saja tidak bisa seperti itu, Archduke! Keturunan baginda harus datang dari keturunan berharga, siapa lagi kalau bukan dari fraksi bangsawan?! Fraksi bangsawan berisi 17 keluarga dengan gelar tertinggi di kekaisaran, tentu saja permaisuri harus berasal dari sini!"

Archduke mau tidak mau merasa situasi ini sedikit menarik dan lucu. Pantas saja Kaisar sangat tidak ingin mengambil permaisuri dari sini. Orang-orang tua bangka ini berpikir mereka setara dengan Kaisar. Mereka akan semakin meraja lela jika Kaisar sampai benar-benar mengambil permaisuri dari sini.

Sejujurnya, keputusan baginda dengan meminang Archduke sebagai ayah dari pewaris kerajaan sangat masuk akal.

"Oleh karena itu, Archduke..." mereka tiba-tiba saja tersenyum mencurigakan. "Bukankah akan lebih baik jika orang seperti anda bergabung dengan fraksi bangsawan?"

Archduke tersenyum penuh arti seraya menatap para bangsawan tua itu, "Oh ya? Mengapa?"

Bukannya rahasia kalau Archduke Of Camstell, adalah pemegang kekuasaan tertinggi kedua setelah Kaisar. Meski orang-orang di Kekaisaran tahunya Archduke hanyalah seorang bangsawan kaya yang hanya menikmati kekayaannya dipinggir kota, bagi para Bangsawan, Archduke itu lebih seperti 'harta milik bersama'. Tidak ada satupun yang berusaha menarik Archduke kesisi mereka karena perjanjian tidak tertulis dimana mereka harus mengecualikan Archduke dari permainan kekuasaan.

Semua itu karena, Archduke adalah orang yang tidak bisa ditebak. Dan tidak satupun dari mereka yakin mampu menarik Archduke kesisi mereka. Tapi jika suatu hari nanti Archduke benar-benar memilih untuk berpihak... Itu bisa jadi bencana ataupun berkah. Karena sudah pasti fraksi yang didukung Archduke akan menjadi sangat kuat dan tidak tergoyahkan.

Sepertinya bangsawan-bangsawan serakah ini melupakan prinsip yang selama ini mereka jaga karena terbutakan oleh kekuasaan yang dimiliki oleh Archduke. Mereka pasti begitu gembiranya melihat Archduke menawarkan diri melihat perkumpulan mereka, sungguh naif.

Naif sekali.

"Entahlah." Archduke tersenyum sinis lagi seraya menggoyangkan gelas winenya. "Aku tidak yakin."

Bagaimana mungkin Archduke akan menyerang ayah dari anak-anaknya?




***



Saat itu hari berkabut, setelah menghabiskan malam bersama Kaisar, mereka berpisah selama 3 bulan lamanya. Padahal Archduke sangat penasaran dengan kabar Kaisar, tapi meski Archduke sudah mengirimkan surat yang sama sekali tidak pernah dia lakukan seumur hidupnya,

Kaisar tidak menjawab.

Malam itu,

Ini gila.

Marry The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang