10.

1.7K 301 15
                                    

Aku sampe belajar cara main poker buat part ini... Kalo salah maapin yak










***







"Two pair..." Archduke tampak menyunggingkan senyum. Menahan untuk tidak tertawa saat Kaisar menunjukkan kartu yang telah dia buat. "Anda ada kemajuan. Dulu anda akan terus menaikkan taruhannya meski hanya punya High Card. Sekarang anda bisa mencapai Two Pair!"

Kaisar mendecih sebal, "Cukup basa-basinya. Apa kartumu?"

Archduke dengan senyum tertahan kemudian menjatuhkan susunan kartu ditangannya.

"Straight!" Dealer kemudian menunjuk kearah Archduke dan mengumumkannya sebagai pemenang. Archduke dengan senyum bangganya itu menarik tumpukan chip yang dipertaruhkan Kaisar. "Astaga, yang mulia. Terimakasih atas sumbangannya kepada kasino saya."

"Diam." Kaisar merenggut dengan wajah sebal. Kenapa dia tidak pernah menang sekali saja dari Archduke? Rahasia apa yang membuatnya terus saja menang?

"Anda itu keras kepala atau bagaimana? Kalau kartu anda buruk, berhenti saja. Kalau anda memaksakan diri untuk tetap bermain anda hanya akan rugi. Yah, masalah anda bukan hanya di bagian dimana anda tidak baca situasi. Tapi kebiasaan anda itu untuk menaikan taruhan. Saya tahu anda kaya raya, tapi anda bisa dengan mudah kehilangannya jika di kasino."

Kaisar menghela nafas, "Kartuku sangat cantik."

"Darimananya cantik kalau anda hanya punya kartu dua kartu sejenis?"

Kaisar tampak menggaruk lehernya ketika dia menjawab dengan polos, "Kartu bergambar hati... Aku punya 1 dan 3. Dia membuat angka 13. Itu tanggal ulang tahun Dane."

"Benarkah?" Archduke tampak memeriksa kartu milik Kaisar. Benar. Terdapat dua kartu 'Heart' yang bertuliskan angka 1 dan 3. "Astaga, meskipun anda memiliki pengetahuan yang salah tentang poker, saya akan memaafkan yang satu ini."

Archduke tersenyum sembari mengembalikan chip milik Kaisar. "Seharusnya ini tidak boleh, tetapi karena kartumu tanggal ulang tahun Dane, aku akan maafkan kali ini."

Kaisar tampak sangat gembira saat tumpukan chip yang dia pertaruhkan seperti batu kerikil dia dapatkan kembali.

"Aku tidak mau bermain game ini. Ayo ubah gamenya," Setelah mendapatkan kembali uangnya, Kaisar segera saja mengganti game. Sungguh licik. Tetapi Archduke hanya tersenyum saja dan membiarkan dealer poker mereka pergi.

"Kalau begitu kita akan main game yang mudah saja. Saya akan bermain dengan menyamakan kemampuan anda sebagai pemula." Ujar Archduke. Dia sangat tahu kalau Kaisar sangat payah dalam bertaruh. Sebisa mungkin, dia harus memastikan Kaisar itu tetap berada dalam jangkauan pandangannya jika ia mengunjungi kasino. Meski lucu sih, wajah Kaisar itu saat dia kalah.

"Tebak kartu yang saya pegang itu berbentuk apa? Disini ada 5 kartu."

Archduke menunjukkan 4 kartu dengan bentuk berbeda;

♠️ = Spade
♣️ = Club
♦️ = Diamond
♥️ = Heart

"Bukankah ini mudah sekali? Anda hanya diperbolehkan menebak dua kali. Jika anda salah ditebakan pertama, hadiah anda akan dikurangi setengah. Jika anda salah keduanya, anda akan kehilangan semua hadiah dan uang yang anda pertaruhkan. Tapi jika anda menebak benar dikesempatan pertama..."

Kaisar tampak berbinar, "Kalau aku bisa menebak dikesempatan pertama, apa yang akan kudapatkan?!"

"...anda akan dapat saya."

"Tidak terimakasih." Tolak Kaisar, dingin

"Haha, anda berhati dingin," ujar Archduke. Padahal dia setengah berharap Kaisar akan menanggapinya dengan positif. Tapi ternyata jalan dirinya masih panjang. "Saya bercanda. Hadiahnya adalah taruhan anda dikali lipat."

"Judi itu sangat keras dan dingin, ya. Jika kau menang, hadiahmu dikali lipat. Tapi kalau kau kalah, kau kehilangan semuanya," Kaisar bergumam.

Archduke hanya diam. Dia memegang sebuah kartu sekarang. "Yang mulia, bukankah hidup seperti itu?"

"Hah?"

"Dalam bermain kartu, pemenang tidak pasti dan tidak bisa ditentukan. Kita semua bergantung pada keberuntungan masing-masing." Archduke lalu mempersilahkan Kaisar menebak bentuk kartu yang ia pegang.

"Bagaimana kalau keberuntungan kita buruk?" Tanya Kaisar. Dia kemudian tersenyum dan berucap, ia menebak kartu yang dipegang Archduke sebagai,

"Spade."

Archduke menggeleng. Kaisar tampak memukul meja pelan dengan gusar, uang taruhannya dikurangi setengah. "Kalau keberuntungan anda buruk, anda bisa selalu berhenti. Mau anda mempertaruhkan semuanya atau menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan, semuanya pilihan anda."

Tersisa satu kesempatan bagi Kaisar untuk menebak kartu. Kalau dia salah kali ini, uang yang dia pertaruhkan, 230 chips berwarna emas yang setara dengan 230 keping emas, akan musnah.

"Disaat seperti itu, apa yang harus kulakukan?" Tanya Kaisar.

"Tergantung. Apa anda percaya diri untuk menebak dengan benar? Atau anda siap untuk kehilangan semuanya?"

Kaisar tampak gundah. "Huh..."

Archduke tersenyum. Lucu sekali saat Kaisar memajukan bibirnya sedikit dan alisnya bertaut begitu. Seperti anak kecil yang dilarang ibunya mandi hujan diluar rumah. Archduke kemudian menyentuh tangan Kaisar dan berkata,

"Tidak seperti orang lain, anda selalu bisa meminta bantuan kepada saya kalau anda dihadapkan pada situasi dimana anda hanya memiliki kartu yang buruk, dan sama sekali tidak bisa menyerah pada apa yang anda miliki."

"Bagaimana caranya?" Tanya Kaisar.

Archduke kemudian mengarahkan tangan Kaisar untuk memegang sebuah kartu yang bergambar Heart di meja poker. Memberikan petunjuk yang jelas mengenai kartu yang ia pegang. "Saya akan bermain curang."

"Memangnya boleh seperti itu?" Tanya Kaisar, bingung.

"Tidak," Tegas Archduke.

"Lalu kenapa...?"

Archduke tampak berpikir sebelum menjawab, "Karena saya pemilik kasino."

"Bagaimanapun, itu tidak benar."

Archduke mengangguk. "Baginda, Yang Mulia, untuk anda... Anda tetaplah jadi malaikat bersayap putih." Archduke kemudian, membalikan kartu yang ia pegang dan meletakkannya ditangan Kaisar. "Saya yang akan jadi Orang jahatnya."

Archduke kemudian mencubit pipi Kaisar yang sudah lama ingin dia sentuh itu.

"Kau ingin ditangkap karena menyentuh Kaisar?" Tanya Kaisar, wajahnya tampak masam saat Archduke menyentuh pipinya dengan senyuman bisnisnya seperti biasa. Rasanya seperti sedang permainkan.

Archduke hanya tersenyum seraya kemudian mendekatkan wajahnya pada Kaisar. "Ah, benarkah saya akan ditangkap? Kalau begitu saya akan menggunakan kesempatan ini dengan baik sebelum saya ditangkap."

Wajah licik Archduke itu,

Kaisar ingin menamparnya.

Tetapi... Kalau ingat bagaimana miripnya senyuman manipulatif yang selalu dia gunakan itu dengan senyuman Dane,

Dia jadi tidak bisa menampar.









Sementara orang-orang yang berada dari jauh menyaksikan itu kemudian hanya berbisik kesesama.

"Bukankah pemilik kasino dan tamunya seperti Raja Iblis dan malaikat?"

"Benar, malaikat malang yang selalu ditipu oleh iblis..."

Marry The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang