"Apa anda pernah kesulitan, Yang Mulia?" malam pertama Archduke dan Kaisar dipenuhi oleh cerita guyonan dari Archduke.
Entahlah, padahal Archduke bukan tipe yang suka berbicara ataupun membuat guyonan, tapi malam itu dirinya merasa seperti harus mengatakan sesuatu.
Harus.
Kaisar berada diatasnya, bersusah payah beradaptasi dengan penisnya. Sungguh Indah. Archduke mau mati saat itu juga setiap kali Kaisar menurunkan pinggulnya dengan hati-hati. Sial, apakah dia akan dipenjara jika dia menusukkan penisnya dengan kasar pada Kaisar? Gilanya, Meski dia masuk penjarapun, Archduke sama sekali tidak merasa keberatan. Dia rela masuk penjara setelah memaksakan dirinya pada Kaisar.
Tapi tidak,
Archduke mencoba untuk tidak menjadi binatang meski dia merasa lebih baik dia jadi binatang sekarang.
"Aku selalu... Kesulitan," Kaisar menjawab dengan helaan nafas panjang, setelah sekali lagi, berhasil memasukkan penis Archduke untuk yang ke-delapan kalinya. Tidak mudah untuk menerima penis Archduke.
"Kesulitan seperti apa? Apa lebih buruk dari betapa sulitnya aku masuk kedalam dirimu, Yang Mulia?"
"Betapa kurang ajar." Kaisar mendesis. Entah kenapa dia merasa kesal dengan nada bicara Archduke yang terkesan mengejek. "Yang jelas, benar aku sulit beradaptasi dengan tahta yang kumiliki."
"Kalau begitu." Archduke tersenyum, melihat Kaisar menaikkan pinggulnya lagi dengan lembut, pelan bagaikan musik opera. Archduke mau gila rasanya. Dia ingin menyetubuhi Kaisar dengan keras, memegang pinggul cantik itu dan memompanya. Tapi tentu saja... Archduke menahan diri. "Biarkan orang yang berada disekitar anda membantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The Emperor
Fantasy"Saya punya permintaan, Yang Mulia." Duke Of Camstell sudah lama menahan perasaannya. Mereka sudah dua punya anak, memangnya aneh kalau dia ingin menikahi sang Kaisar? Laut ia tundukkan demi sang Kaisar, langit dis jatuhkan demi sang Kaisar, sekaran...