"Jadi apa yang ingin kau katakan?" tanya Gempa begitu memasuki salah satu bilik di warnet.
Solar duduk menghadap layar monitor. Ia melirik Gempa sekilas. "Ya, sebelum itu ... sepertinya kau terlihat senang hari ini."
"Tentu saja. Salah satu kakakku sudah kutemukan tanpa kucari. Aku sempat terkejut mendapati kedatangannya yang mendadak ada di apartemenku."
"Hah, mendadak datang?" beo Solar menyergit. "Coba ceritakan."
Gempa pun menceritakan singkatnya. "Kakakku menjadi pembunuh. Dan kebetulan aku jadi target orang yang menyuruhnya untuk dibunuh. Tapi tentu saja dia tidak akan membunuhku. Dia bahkan menawarkan diri untuk berbalik melindungiku."
Lalu Gempa bilang lagi. "Sebelumnya aku sudah menduga dia akan berakhir menjadi seorang pembunuh. Kupikir aku harus membantunya keluar dari pekerjaan itu. Aku tidak rela melihat kakakku menjadi seorang pembunuh."
"Itu sudah jelas kan? Apalagi dia bersama Retakka." Solar ingat betul bagaimana nasib anak-anak yang diambil paksa oleh antek-anteknya Retakka dulu. Rata-rata semuanya akan berakhir menjadi seorang pembunuh. "Kakakmu pasti disuruh membunuhmu karena Retakka mencurigaimu sebagai pembunuhnya pembunuh."
"Kau benar. Sekarang aku harus bagaimana? Aku sudah dicurigai."
"Tidak perlu cemas soal itu. Yang harus dicemaskan itu harusnya kakakmu. Kau tau, Retakka tidak suka jika ada salah satu bawahannya yang membangkang."
"Apa yang biasa Retakka lakukan pada yang membangkang?"
"Disiksa atau dilenyapkan."
"Hah? aku membiarkannya pergi keluar tadi." Gempa berniat kembali, tapi Solar menarik lengannya.
"Tunggu sebentar." Jemari Solar menekan salah satu tombol keyboard dan seketika layar komputer itu menampilkan beberapa data yang sedang dicarinya. "Sebelum itu ... siapa nama kakakmu yang mendatangi apartemenmu? Taufan atau Halilintar?"
"Halilintar."
"Bagus, secepatkan kau akan bertemu dengan yang satunya lagi, karena aku menemukan keberadaan kakakmu yang lain. Yaitu Taufan."
...
Di sisi lain..
Berdasarkan cerita yang didengar Taufan mengenai Retakka adalah seorang pria bajingan yang dulunya merupakan preman jalanan. Hobinya mengelilingi tiap kota untuk membuat keributan.
Si muka tanpa hidung itu ditakuti orang sekaligus memudahkannya menundukkan preman-preman jalanan yang lain.
Retakka mulai mencari anak buahnya. Setelah memiliki banyak pengikut, matapencahariannya berubah menjadi seorang penjual senjata. Konsumen biasanya adalah sekelompok preman-preman, kelompok bandit, mafia dan lain-lain. Sedangkan Lapak dagangnya adalah meja-meja di klub malam.
Taufan tentu tau karena setelah ia ditusuk Halilintar, Retakka mengobatinya dan menjadikannya sebagai tangan kanan. Taufan juga tau kalau Hali berakhir menjadi bawahan Retakka.
Namun, mereka tak pernah bertemu. Tepatnya Retakka seperti sangaja membuat mereka berpisah. Taufan pun tidak berniat menemui kakaknya lagi sebelum menghabisi Retakka. Ia tak ingin melibatkan Hali dalam misi solonya.
Pada awal Taufan memasuki mes pelatihan, Retakka sudah mengetahui bahwa Taufan tidak bisa dicuci otaknya. Tingkah Taufan yang berpura-pura tunduk dan selalu menuruti perintahnya diketahui oleh Retakka. Karena itu, Retakka menyuruh antek-anteknya untuk mengambil salah satu saudara Taufan.
Taufan tau semua rencana busuk Retakka. Merekrut saudara lainnya untuk sengaja dipertemukan di tempat pelatihan, dibiarkan sekamar, bekerja sama selama latihan, saling bantu dan terakhir disuruh bertarung satu sama lain agar jika salah satunya mati maka yang satunya akan terkena mental dan dijadikan senjata paling ampuh tuk dimanfaatkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/363649811-288-k827213.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Would-be-murderer
FanfictionTaufan gak mau Hali jadi seorang pembunuh, begitu juga sebaliknya. Dan Gempa pun begitu.. tapi mana tau mereka bertiga malah berakhir jadi pembunuh semua.. .. . TauHaliGem Dark.. brothership, family, Gore, crime . . Boboiboy belong to animonsta stu...