"Kalo disuatu cerita.. Tokoh utama nya ngga ada, terus tokoh yang lainnya gimana ya?"
"Maksud nya gimana apa nya?"
"Kalo happy ending buat tokoh utama nya aja, jadi ending buat tokoh yang lain nya gimana? Happy ending juga gak?"
"Emang tokoh utama yang lo maksud itu siapa? Cerita apa?"
"Gue.. Tokoh utama nya."
***
Jika dikasih waktu untuk mengulang sesuatu, mungkin setiap anak akan memilih waktu dimana mereka tak perlu memikirkan betapa keras nya dunia.
"Dan apabila kehidupan selanjut nya memang benar ada nya, mari kembali bertemu dengan versi terbaik, sebagai sosok Ayah dan Anak yang saling mengasihi dan saling mengerti, bahwa anak bukan lah suatu objek yang dapat dijadikan pelampiasan keegoisan orang tua. Maka, akan selalu aku panjatkan dalam kata semoga."
- Erzanu Wirakula Dewangga"Setiap anak, pasti enggak ada yang merasa diri nya ada di posisi spesial. Namun, pada kenyataan nya, setiap anak akan selalu menomorsatukan ego daripada saling mengerti. Menutupi rasa peduli dengan gengsi yang begitu tinggi, hanya akan menciptakan goresan luka yang tak terlihat. Barangkali tak ada yang saling menyadari, bahwa ada harap yang selalu di do'akan dari kejauhan."
- Damian Migureo Dewangga"Racun paling mematikan adalah pujian. Berat sekali rasanya dituntut harus bisa apa saja sebagai alasan anak terakhir adalah harapan terakhir, jadi harus sempurna. Tapi, adakah satu orang saja yang mau bertanya bagaimana aku bisa berdiri dengan kokoh selama ini? Haha, percuma saja bertanya, karna aku pun tidak tahu jawaban nya."
– Radika Deondy Dewangga***
"Kamu itu bisa gak sih jangan jadi pembangkang?! Makin gede malah jadi kayak bajingan, keluyuran malem-malem! Mau jadi apa kamu?! Ayah cape-cape nyari uang cuma buat ngehidupin kamu dan adik-adik mu yang masa depan nya gak jelas itu!"
"Cape-cape nyari duit buat siapa? Buat kita? Bahkan tentang suatu hal yang udah seharusnya jadi kewajiban Ayah pun, Ayah masih memperhitungkan? Bukannya selama ini yang ngehidupin kita itu Bunda? Mangkanya disaat sekarang Bunda udah gak ada, Ayah jadi keteteran buat ngehidupin kita. Karna dari dulu yang Ayah hidupin cuma si pelakor murahan yang gak tau diri itu!"
"ERZANU!!"
Ruangan yang hanya ada sosok Ayah dan anak sulung yang sedang beradu argumen itu kini terdengar suara tamparan yang begitu keras. Siapapun akan tahu hanya mendengar suara nya saja sudah dapat dipastikan tamparan itu sangat kencang.
"Jaga mulut kamu. Ayah gak pernah ngajarin kamu jadi kayak gini."
Mendengar itu Erzanu spontan menatap nyalang pada Ayah nya, mata nya memerah. Entah memerah karna menahan amarah, atau menahan tangisan nya. Hanya Erzanu yang tahu.
"Kalo Ayah mikirnya kayak gitu, Ayah jelas salah. Justru Ayah yang udah bikin Zanu punya watak yang keras, Ayah yang udah bikin hidup Bunda berantakan. Ayah yang udah ciptain benteng keegoisan Ayah sendiri. Ayah udah ngehancurin masa depan Min dan Dika yang masih panjang, yang masih butuh rangkulan orang tua. KENAPA AYAH NIKAHIN BUNDA KALO UJUNG-UJUNGNYA YANG AYAH NAFKAHIN MALAH WANITA LAIN?!!"
Pecah sudah emosi Erzanu yang sejak tadi ia tahan. Kristal bening pun kini mengalir dengan deras di pipi nya. Dada nya kembang kempis menandakan bahwa dirinya saat ini benar-benar sedang berada di puncak amarah.
Sampai tiba-tiba ia mendengar suara Ayah nya yang begitu menyakiti hati nya, tanpa sadar Erzanu mengepalkan kedua telapak tangan nya dengan erat.
"Pergi kamu dari rumah saya. Bawa adik-adik mu itu. Saya ga peduli kamu akan hidup seperti apa."
"Oke. Selamat bersenang-senang, bung. Dan terimakasih, akhirnya saya bisa bebas dari penjara penuh pengkhianatan ini."
Sosok Ayah dan Anak sulung itu terlalu sibuk dengan pertengkaran mereka sampai tak menyadari ada sosok Damian yang tanpa sengaja mendengar. Mengungkapkan suatu fakta yang selama ini hanya sang Bunda dan Erzanu yang tahu.
Anak mana yang tidak sakit mengetahui fakta bahwa ternyata Ayah nya memiliki wanita simpanan? Bahkan ketika istrinya telah tiada, kini ia malah mengusir anak-anak nya?
Jahat. Jahat sekali.
Malam itu, malam yang menjadi saksi bisu dimana Damian mengendarai motor nya tanpa arah. Dengan kecepatan penuh, tatapan mata yang kosong, bulir air mata yang menyatu bersama deras nya hujan seakan hujan tau, malam ini ada jiwa yang tengah bersedih.
Kata demi kata yang baru ia dengar terus saja terputar di otak dan telinga nya, sampai ia tak mendengar ada bunyi yang begitu nyaring serta cahaya yang berkilau dari sebelah kanan nya.
Dan dalam hitungan detik, Damian merasa tubuh nya melayang dan jatuh terguling di aspal, merasakan dingin nya air hujan yang menggenang. Namun ada yang berbeda dari air hujan itu setelah beberapa saat, warna nya berubah menjadi merah, semakin lama warna merah itu semakin menyebar.
Kepala nya begitu pening, dan telinga nya berdenging. Tapi, tak perlu waktu lama untuk Damian sadari bahwa air berwarna merah itu berasal dari darah yang mengalir di kepala nya.
Sudut bibirnya terangkat, menciptakan sebuah senyuman yang terlihat begitu pilu. Dia tersenyum karna melihat Bunda nya yang tersenyum sangat manis di hadapan nya.
"Bunda.."
Satu kata yang terucap lirih, sebelum akhirnya pandangan Damian menghitam, bersamaan dengan kesadarannya yang mulai menghilang.
BERSAMBUNG.
.
.
.❗WARNING❗
Dilarang membawa cerita ini ke cerita lain, ataupun membawa cerita lain ke cerita ini. Setiap Author memiliki pemikiran nya masing-masing. Jika ada kesamaan tokoh, alur, latar, dan waktu, maka itu hanya ketidaksengajaan yang terjadi.
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR ; BILLONELY.Kepada para pembaca, di mohon untuk bijak dalam membaca.
Cerita ini dibuat untuk berkarya dan dibaca, bukan untuk mengcopy ataupun dicopy.Jika ada kesalahan kata ataupun sejenis lainnya, maka mohon untuk dimaafkan dan dimaklumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Saudara Berkisah
Ficção Adolescente"Dari 3 bersaudara, siapa yang paling terbebani? Anak pertama? Anak tengah? Anak terakhir?" Tentang 3 bersaudara yang hanya akan mengikuti ego nya masing-masing, tanpa berfikir bahwa saling memahami adalah jalan terbaik. . . . Start : 14-06-2024 ...