Bab 1

625 16 0
                                    

Diawali dengan pagi yang cerah seorang gadis cantik tinggi 179 cm sedang bersiap-siap dengan baju sekolahnya karena hari ini adalah hari senin dan yang pasti upacara, setelah selesai gadis itu langsung mengambil kunci motornya dan turun kelantai bawah, di meja makan terlihat pria paruh baya dan seorang gadis yang seumuran dengannya mungkin tuaan gadis itu sedikit.

" Aku berangkat " Ucap Eliza datar kepada ayah nya

"Hm" Dehem bara

"Aku juga berangkat yah" Ucap Elzia kakak dari Eliza

Bara hanya berdehem.Eliza dan Elzia kini menuju motor masing-masing.

"Gue duluan" Ucap Elzia dibalas deheman dari Eliza kemudian keduanya sama-sama melajukan motornya masing menuju sekolah yang berbeda

Eliza sekolah di SMA NUSA BANGSA sedangkan Elzia sekolah di SMA PELITA BANGSA

Setelah sampai di SMA NUSA Eliza langsung memarkirkan motornya di parkiran setelah nya Eliza langsung berjaga siapa yang terlambat. Kebetulan Eliza adalah ketua OSIS di SMA nusa banyak murid yang takut kepadanya setiap bertemu dengan Eliza mereka mencari cara agar tak bersitatap dengan mata elang Eliza. Seluruh siswa/siswi memberi julukan gadis berhati dingin. Julukan yang sangat cocok untuk gadis kaku nan sangat irit bicara.

Eliza memasuki Ruangan di dalam ada mikropon kecil yang dipastikan tempat pengumuman

Tuk.. Tuk.. Tuk

Eliza mengetuk mikropon itu kemudian langsung bicara

" Seluruh siswa-siswi diharapkan berkumpul karena upacara akan dimulai dalam hitungan sepuluh semuanya harus ada dilapangan " Ucapnya datar dan tak ingin dibantah

Mendengar suara Eliza semua murid-murid berlari menuju lapangan karena takut di hukum oleh si ketos.

Setelah beberapa menit akhirnya ucapara telah berakhir dan sekarang hanya periksa atribut sekolah.

" Kenapa kau tak memakai dasi? " Tanya Eliza dengan suara datarnya

" I-itu kak tadi aku terburu-buru berangkat jadinya dasi aku ketinggalan " Jawab Siska anak kelas sebelas

" Tidak ada alasan sekarang pergi menuju perkumpulan siswa-siswi" Ucap Eliza datar kemudian langsung meninggalkan lapangan

Setelah melihat kepergian Eliza gadis bernama Siska itu mengelus dadanya yang hampir copot

" Huft untung saja dia udah pergi kalo terus berlama berbicara dengannya ini jantung bisa keluar karena saking takutnya salah omong " Guman Siska kemudian langsung bergabung tempat para siswa siswi yang melanggar aturan

Eliza masuk keruangan kepala sekolah disana ada pak Handoko yang berjabat sebagai kepala sekolah. Eliza menuju meja pak Handoko

" Silahkan duduk za" Ucap pak Handoko

Eliza hanya mengangguk dan menarik kursi untuk diduduki

"Ada apa bapak memanggil saya kesini" Ucapnya to the point

" Begini za kita akan melakukan perlombaan perwakilan setiap sekolah dan itu hanya kamu yang dapat diandalkan dan perlombaan tahun ini harus punya patner" Jelas pak Handoko, Eliza hanya mengangguk

" Siapa yang akan jadi patnermu? " Tanya pak Handoko

" Aku akan membawa Bima bersamaku karena dia calon ketua OSIS selanjutnya " Ucap Eliza datar, pak Handoko hanya mengangguk

" Baiklah kalian berdua persiapkan diri karena perlombaan tersebut akan dilakukan minggu depan dan kita akan berangkat hari Jum'at" Ucap pak Handoko, Lagi-lagi Eliza hanya mengangguk

gadis berhati BekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang