Bab dua puluh

126 6 0
                                    

Malam pun tiba

Elzia tidur dari jam 17,00 hingga sekarang pukul 20,38 Elzia tertidur pulas di kasur empuk nya

Tok... Tok... Tok...

"Kak.. Kau dipanggil untuk makan malam " Ucap Angga yang mulai terbiasa dengan memanggilkan Elzia sebutan 'kakak'

Elzia mulai terusik, ia membuka kedua matanya dan melihat jam.

Kemudian ia turun dari kasurnya dan menuju pintu kamar

Ceklek

Pintu terbuka dan memperlihatkan Angga yang siap dengan jaket kebanggaan nya

"Ada apa? " Tanya Elzia dengan khas suara bangun tidur

"Mommy menyuruhku untuk membangunkan mu supaya makan malam bersama" Ucap Angga sedangkan Elzia hanya mengangguk saja

Elzia berjalan menuju Ruang makan di ikuti Angga dibelakang, keduanya menggunakan Tangga.

Ketika menuju Ruang makan Elzia melihat kearah seorang gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Eliza

"Kau kapan datang? " Tanya Elzia sambil menarik kursinya

"Baru saja " Ucap Eliza datar nan dingin

Sedangkan Arumi, Bara, dan Angga hanya diam mengamati obrolan Elzia dan Eliza

Angga terpaksa duduk di samping Eliza, ia belum terbiasa berinteraksi dengan Eliza

"Selesai makan temui saya di Ruang kerja " Ucap Bara pada Elzia dan Eliza

Seperti yang di ucapkan bara di ruang makan, Elzia dan Eliza duduk di kursi yang sudah di siapkan

"Apa yang ingin kau bicarakan? " Tanya Eliza dengan suara datar nan dingin

Sedangkan Elzia diam saja menunggu jawaban dari Bara

" Kuharap kalian berdua tak bersedih dengan kenyataan ini " Ucap Bara menatap kedua putrinya,

"Sebenarnya kalian berdua bukanlah putri kandung saya " Ucap Bara sejenak dan melihat ekpresi kedua gadis itu, tapi beberapa detik tidak ada ekpresi yang ditunjukkan keduanya dan membuat Bara menghela napas lega

"Kalian berdua saya temukan di pinggir Hutan pinus, waktu itu saya dikejar oleh musuh sehingga saya berlari ke hutan pinus, setelah saya berlari cukup jauh dari kejaran musuh, saya mendengar suara tangisan Bayi, yaitu kalian berdua dan untungnya waktu itu bawahan saya juga datang tepat waktu sehingga saya membawa kalian berdua. " Jelas Bara panjang lebar dan memperhatikan Elzia dan Eliza

"Jika bukan karena papa mungkin kami berdua takkan bisa melihat dunia ini" Ucap Elzia tersenyum miris

Ia sebenarnya sudah mengetahuinya makanya ia tak Terkejut dengan Fakta tersebut

Ia merasa seperti anak yang sengaja dibuang, Elzia benar-benar merasa sesak di hatinya namun sekuat tenaga ia tahan supaya tak menangis

Sedangkan Eliza hanya diam dengan wajah datarnya, ia diam-diam melirik ke arah Elzia yang menundukkan kepalanya

"Terimakasih karena sudah merawat kami berdua, jika bukan karenamu mungkin kami sudah tiada sejak dulu " Ucap Eliza dengan suara datarnya

"Apa kalian ingin saya bantu mencari keluarga kandung kalian berdua? " Tanya Bara menatap sendu ke arah Elzia dan Eliza

" Tidak perlu kami bisa mencarinya sendiri " Tolak Eliza dan mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya

Eliza meletakkan sebuah amplop di atas meja membuat Bara dan Elzia menatap ke arah amplop tersebut

gadis berhati BekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang