Hujan Darah

38 0 0
                                        

Tarian Graham makin tak terkendali, seiring dengan alunan biola yang dimainkan oleh Stella.

Tarian yang menciptakan hujan darah.

Tarian itu menebas apapun yang menghalangi jalannya. Menebas segala yang menghadang. Tarian yang bisa membelah besi menjadi dua, mencincang kertas menjadi bubuk, dan menciptakan hujan darah.

Pedang di tangan Graham sudah terlumuri banyak darah. Terlumuri oleh lemak, ceceran otak, usus, dan isi perut. Pedang yang sejatinya menjadi alat menari dan teman setia bagi Graham. Pedang yang mengikuti tarian lincah Graham dan alunan musik Stella.

***

Beberapa hari sebelum hujan darah terjadi. Di sebuah sekolah musik yang cukup terkenal.

Di halaman belakang sekolah yang memiliki bangku taman dan pohon-pohon rindang, terduduk Stella, sedang memainkan melodi indah pada biola miliknya.

Stella memiliki rambut hitam panjang yang dikepang dua dan kacamata besar bertengger pada batang hidungnya. Dia sedang terduduk di bangku sambil berkonsentrasi pada biolanya.

Suara tepukan tangan membuat Stella terhenti. Suara yang datang dari arah belakang. Stella menoleh, mendapati sosok pria bertubuh tegap dengan baju tuxedo putih. Pria itu memakai topi hitam dan warna rambutnya berwarna merah. Dia adalah Graham.

"Bravo!" seru pria yang di pinggangnya terdapat dua bilah pedang.

"Siapa kau?" tanya Stella. "Kau bukan murid di sini."

Pria itu hanya tersenyum dan mengulurkan sebelah tangannya.

"Aku bisa membuatmu menjadi permaisuri yang akan membuat seluruh dunia menari. Tertarik?" tanyanya sambil menaikkan sebelah alis.

Stella menatap lekat pria di hadapannya, dan....

**Oke, silahkan dilanjutkan. Saya sengaja pakai cerita genre begini buat membangkitkan fantasi kalian dan menabrakkan kenyataan dengan imajinasi**

Horror ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang