Anak Angkat | °16th•

11.2K 65 0
                                    

VERSI LENGKAP ADA DI PLAYSTORE & KUBACA

ANAK ANGKAT - 16th

Selama beberapa hari ini aku terus memikirkan percakapan ku bersama Papa Bram tempo hari lalu. Jujur saja, setelah kegiatan malam itu aku selalu merasa resah. Dan karena hal itu aku berusaha untuk menjauhi Papa Bram akhir-akhir ini.

Aku masih belum siap jika Mama Karina mengetahui hubungan gelap kami. Tak ada yang tahu apa yang akan dilakukan oleh wanita itu jika tahu aku lah yang telah menjadi duri di dalam pernikahannya. Dan tidak ada yang bisa menjamin keselamatan ku dari amukan Mama Karina.

Sulit untuk percaya pada Papa Bram sepenuhnya. Mengingat jika Mama Karina adalah wanita yang menempati tahta tertinggi di hati Papa Bram. Aku bisa melihat dengan jelas cinta yang begitu besar di matanya setiap melihat Mama Karina.

Tok.. Tok..

Sibuk dengan lamunan ku, aku dibuat terkesiap saat mendengar ketukan pada pintu kamar ku. Aku yang saat ini hanya memakai tanktop dan hotpants sebatas paha,buru-buru menyambar hoodie yang tergantung di lemari ku.

Ceklek

Aku mengerjap saat mendapati Mama Karina tengah berdiri di depan kamar ku. Dan aku berusaha untuk bersikap tenang di depannya.

"Mama? Ada apa, Ma?" tanya ku mencoba bertingkah tenang seperti biasanya.

Mama Karina mengulas senyum manisnya. Dan hal itu sukses membuat aku merasa begitu berdosa.

"Kok tanya ada apa? Memangnya harus ada sesuatu dulu kalau Mama mau ngobrol sama anaknya sendiri?" Mama Karina terkekeh.

Aku mengulum bibir ku dengan rasa sesak yang mulai mendera hati. Apa aku tega melukai hati wanita yang memperlakukan ku sebaik ini? Bahkan dia menganggap ku seperti anaknya sendiri.

"Eng, nggak juga sih, Mah. Luna cuma kaget aja Mama tiba-tiba datengin kamar Luna." untuk kali ini aku menjawabnya dengan jujur. Mama Karina memang jarang sekali mendatangi kamar ku.

Mama Karina kembali tersenyum hangat sembari merangkul pundak ku. Dia lalu mengajak ku untuk masuk ke dalam kamar. Dan duduk bersisihan di tepi ranjang.

"Sebenarnya Mama ingin sekali punya banyak waktu bersama kamu dan Papa. Tapi pekerjaan Mama sangat padat dan sering kali membuat Mama bepergian ke luar kota." Mama Karina mulai membuka percakapan. Aku yang memang belum mengetahui arah pembicaraannya memilih untuk diam. Menyimak apa yang ingin Mama Karina katakan.

"Jadi, apa selama Mama pergi, kamu dan Papa baik-baik saja?" tanya Mama Karina yang membuat ku menelan ludah dengan susah payah.

Kenapa Mama Karina tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa dia mulai curiga dengan hubungan ku dan Papa Bram?

"Ba-Baik kok, Ma." akhirnya hanya jawaban itu yang bisa aku suarakan.

Mama Karina tampak menghela napas panjang. Dan hal itu justru membuat ku bertanya-tanya, apa yang sedang dipikirkan oleh wanita ini.

"Kamu sering datang ke kantor Papa kan?" tanya Mama Karina yang membuat ku membola.

Mama Karina tersenyum tipis sebelum mengusap puncak kepala ku dengan lembut.

"Pak Pardi yang kasih tahu Mama kalau kamu sering disuruh Papa datang ke kantornya." ujar Mama Karina menjawab pertanyaan yang ada di dalam pikiran ku.

Aku menggigit bibir bawah resah seakan tertangkap basah. Namun aku masih kukuh untuk tetap bersikap setenang mungkin.

"Iya, Ma. Luna sering datang ke kantor Papa. Tapi itu karena Papa yang nyuruh kok, Ma." jawab ku yang tak ingin membuat wanita ini berpikir yang tidak-tidak terhadap ku. Walau memang sebenarnya ada sesuatu di antara aku dan suaminya.

Anak Angkat [AFFAIR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang