Happy reading guys!!
SUNSET WITH YOU (Days 11)
Di dunia ini kara memiliki 2 motto untuk dia bertahan hidup.
Yang ke-1 Jadilah seseorang yang bisa berguna buat orang lain jika tidak berguna setidaknya jangan merepotkan.
Yang ke-2.Bersikap seperti kaca, memantulkan rupa yang sama.Seperti apa mereka kepadamu maka seperti itulah kamu kepada mereka.Tapi sepertinya dia melanggar motto yang pertamanya itu.Faktanya dia sering merepotkan seseorang yang baru hadir kehidupannya itu.Yah seseorang yang sering kara repotkan akhir akhir ini adalah varen.
Kara jadi tak enak hati kepada varen yang notabenya seseorang yang baru dia kenali tapi sudah dia susahkan."Gua mintak maaf yah all.Akhir akhir ini gua sering repotin Lo"Kara mengusap telinganya karna tak enak hati kepada varen.
"Santai aja kar.Lagian kan kita temen"
Nyeri seketika menjalar hingga ke hati kara seusai mendengar jawaban varen yang bilang bahwa mereka ini teman.Apa perlakuan varen selama ini hanya menganggap dirinya sebagai teman dan sikap varen yang baik ini bukan hanya untuk dia saja melainkan terhadap semua temannya.Uhh..Kara rasa dia salah mengartikan sikap baik varen."Tetap aja gua ga enak"Kara menjawab dengan senyum lebarnya itu.
Varen mencubit hidung kara gemas.Lihatkan mana ada teman seperti ini.Mengacak rambut,mencubit hidung apakah ada teman melakukan itu?kara rasa hanya varen yang begitu.
"Lo itu ga orang lain bagi gua kar.jadi jangan pernah Lo segan mintak bantuan gua.Paham hmm?"Varen tersenyum manis sehabis mengucapkan itu.
"Yaudah.Gua masuk dulu yaa.Byee"
Kara langsung berlari memasuki kosnya dia tidak mau semakin jatuh atas sikap varen kepadanya.Ingat kara!Lo itu cuman teman bagi varen jangan terlalu berharap untuk menjadi seseorang yang spesial.____
"Capek banget gua hari ini"Keluh Nanda kepada kara dan Sonya.
"Tumben lo capek"Heran kara.Nanda ini manusia anti capek,mana mungkin seorang Nanda yang notabenya selalu semangat dalam hal apapun ngeluh cape.
"Iya dah.Capek kenapa lo emang?"Tanya Sonya sambil membaca buku yang ada di tangannya.
"Gua kemaren malem abis berantem"
Beritahu Nanda.
Kara dan Sonya kompak menaikan alis mereka guna bertanya sama siapa?."Sama cowok gua.Kemaren gua kesal sama dia, rencananya kan gua pas sore kemaren mau pergi keluar sama dia gitu tapi dia maunya malem.Lah gua ga bisa dong kalau malem.Gua kan harus belajar buat ujian!"Cerocos Nanda menjelaskannya kepada kedua sahabatnya itu.
"Gausah jalan kalau gitu.Gitu aja ribet"
"Eh anj! kek lo ga pernah gini aja"
"ya pernah tapi ga selebay lo amat"
"Kok malah ribut sih kalian!Pusing gua dengernya mending gua pulang aja kalau gitu"Kara berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Sonya.
Mereka memang lagi berada di kamar Sonya.Niatnya sih,mereka mau belajar bareng buat ujian ketiga besok tapi kalau ribut terus yang ada belajarnya ga jadi jadi.
"Tuh kan kara pergi gara gara lo"
"Kok gua sih Son"
"Terus siapa kalau bukan lo?buk Siti ha!?"
________
Desa desus tentang perselingkuhan memang banyak sekarang ini di tambah lagi dengan tidak ada hubungan tapi sudah terlanjur nyaman.
Dengan mengayunkan kakinya kara terus membaca berita terbaru saat ini di handphonenya.
Kendaraan yang berlalu lalang tidak mempengaruhi fokusnya kara saat ini.
"Ga heran sih banyak perselingkuhan di kalangan selebriti.Pergaulannya aja bebas gitu"monolog kara.
"Tapi banyak juga ya yang ga ada hubungan tapi udah kek pacaran"Monolognya lagi dengan masih fokus terhadap handphonenya itu.
Handphone kara yang awalnya memperlihatkan tentang berita yang ada tiba tiba beralih terhadap panggilan yang baru masuk.
Kara menggeser ikon hijau itu untuk menjawab panggilan itu.
"Halo all.Ada apa?"Tanya kara kepada varen di seberang sana.Yah yang menelpon kara adalah varen.
"Lo dimana kar?Lo lagi sibuk ga?"
"Hmm itu gua lagi di taman.Ga banget kok,emang ngapain?"Tanya kara.
"Gua nyusul lo yah.Gua bosen di kos ga ada temen,si Rajen lagi pacaran sama Nanda"Jelas varen kepada kara.
"Gapapa kesini aja.Lagian gua juga sendiri"
"Oke kar.Gua otw"
Kara mematikan panggilan itu secara sepihak dan memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya.Kalau begini terus sikap varen membuat kara semakin berharap saja kepadanya.Kara tau dia salah telah berharap kepada yang belum pasti,tapi apa boleh buat dia tidak bisa menghindari perasaan ini.
Kara suka sama varen sejak pertemuan dia di bandung kala itu.Lamunan kara memikirkan tentang harapannya itu buyar sejak ada tangan yang menepuk pundaknya pelan.
"Ngelamun aja kar.Lagi mikirin apa emang?"Varen yang awalnya berdiri mulai duduk di samping kara.
"Ga mikirin apa apa kok,gua cuman liatin jalan aja"Bohong kara.Jelas jelas kara memikirkan cowok pemilik mata bulan sabit di sampingnya ini.
"Hmm yaudah.Ikut gua yok"Ajak varen kemudian dia berdiri dari duduknya itu.
Kara mendongakkan kepalanya terhadap varen.
"Mau kemana?"Tanya kara namun tak urung membuat kara juga ikut berdiri.
"Liat sunset.Udah lama ga liat"
"Aaaa ayok!!gua juga udah lama ga liat"Antusias kara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dua kali.
Varen tersenyum kemudian meraih tangan kanan kara untuk dia genggam.
Degg!!
Siapapun tolong ingatkan kara untuk berobat ke dokter jantung sebab detak jantungnya telah di atas normal.Kara takut dia ada kelainan jantung.
Kara menepuk pundak Varen "Ayok jalan!"Ucap kara.
Varen langsung melajukan motornya ke arah pantai favoritnya itu.
____
Suara ombak yang berisik tapi sudah menjadi candu itu seakan menyapa kedatangan mereka berdua.
Hembusan angin sebagai penyejuk membuat ukiran senyum tercipta.Di sini diatas butiran pasir sebagai alas mereka untuk duduk di manjakan dengan lautan lepas yang selalu akan jadi candu.
Dengan mata yang penuh dengan binar menatap matahari yang sebentar lagi akan di telan oleh malam.
"Matahari terbenam itu indah yah kar"Bibir itu tersenyum mengucapkannya.
Kara menganggukkan kepalanya untuk membenarkan fakta yang tak akan pernah mungkin manusia bumi ingkar.
"Iya indah.Tapi sayang cuman sebentar"
"Iya sebentar tapi matahari terbenam berjanji untuk akan datang lagi di hari esok yang akan datang"
"Tapi apa gunanya untuk berjanji jika kedatangannya lagi akan membuahkan hasil kepergian"
"Lagipun kita hanya bisa menatapnya dari jauhkan?Datang atau tidaknya.Kita tetap tidak akan bisa menatapnya setiap saat"Lanjut kara
sembari menengok ke arah varen dengan senyum tulusnya itu.Lalu merebahkan kepalanya di atas pundak varen dengan tangan yang sudah menggenggam erat tangan varen.Kara tidak tau mengapa dia seberani ini.Seseorang yang melihat kedekatan mereka dari kejauhan hanya bisa menatap tajam.
"Gua ga akan biarin kalian bahagia"
Ucap seseorang itu sebelum menghilang.
TBCJangan lupa taburkan bintang 🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
43 DAYS WITH YOU (ON GOING)
Teen FictionWARNINGG!! •DiLARANG KERAS MENJIPLAK/MEMPLAGIAT CERITA INI!!! •Ini cerita pertamaku di wattpad dan sangat amat membutuhkan saran dari kalian semua.Jadi kalau masih ada typo yang bertebaran harap di maklumin. sinopsis. Ini tentang kara dengan harapan...