part 16

15 3 0
                                    

          _Happy reading semuanya_

UNGKAPAN (Day 14)
                    .
                    .
                    .

Sudah beberapa kertas yang sudah di penuhi dengan tulisan abstrak yang tak bisa di baca membuat beberapa kertas itu menjadi sampah yang telah usang dan akhirnya di buang.Sama halnya dengan kehidupan,beberapa orang mungkin menjalani hidup dengan arah yang tak tau ujungnya harus kemana dan berakhir menjadi sampah dan beban negara ini.Amat sangat menjijikan buat seukuran tanah yang telah di beri nyawa.

Gadis itu mendesah pelan,
menyandarkan punggungnya yang kecil ke dinding putih yang telah
di penuhi oleh debu debu itu.

"Ck,beban negara"Sinis seorang teman yang berada di sisi kiri gadis itu.

"Kalau gua beban negara terus lo apa?beban dunia ha!"Jawab gadis itu enteng tapi menohok.

Memutar matanya malas menanggapi ucapan dari gadis di sampingnya itu.

Mata gadis itu kian lama kian memberat membuat hembusan nafas teratur mulai terdengar.

"Lo bisa ga sih kar!ga usah tidur!"

Yah gadis itu kara,banyak hal yang tidak kalian ketahui tentang kara.
Kara adalah gadis yang bisa menutupi semua yang terjadi di hidupnya bisa di bilang dia sangat memegang teguh kalau hidup itu privat.
Sekarang dia berada di salah satu rumah yang usang,mungkin ini adalah tempat ketenangan baginya.

Tak ada yang tahu kalau kara adalah seseorang perempuan yang suka berteman dengan manusia manusia yang di bilang beban negara oleh kebanyakan orang.

Baginya berteman tidak memandang 'siapa orang itu' tapi 'ada tidaknya orang itu' dan di tempat ini dia menemukan teman yang selalu ada untuknya.

Kara masih memejamkan matanya menghiraukan ucapan temannya itu.

"Anjing lo!gua di kacangin"Kesal cowok itu.

Dengan malas kara membuka matanya dan menoleh.

"Lo ganggu tau ga sih Ben!"Sarkas Kara terhadap Beni temannya itu.

Beni adalah anak jalanan yang hidup sebatang kara,sebenarnya beni mempunyai orang tua tapi ibunya tega membuangnya waktu umur 8 tahun di karenakan Beni adalah anak haram dan itu membuat ibunya tega membuang Beni.

Ckk,dasar manusia!dia bertingkah seolah seolah tak bertingkah.
Cuih!Sungguh memalukan.

Kara mengenal Beni awalnya di karenakan Beni membantunya untuk saat itu yang hampir kecopetan dan berakhir mereka sampai saat ini berteman baik.

"Dih tai lo Kar!"Balas cowok itu tak santai.

"Hmm"

"Gua mau ngomong serius sama lo"
Beni menatap Kara tajam karna Kara nampaknya seperti malasan mendengarnya bicara serius.

"Emang lo bisa serius apa"

"Gua serius anjing"

Kara menegakkan duduknya dan menatap Beni serius lalu menaikan alis sebelah kirinya menyuruh Beni untuk berbicara.

"Akhir akhir ini gua sering ngikutin lo kar"Beritahu Beni serius.

"Ngapain lo ngintilin gua"Sewot Kara tak santai.

"Dengerin dulu makanya Kara!"Bani menjitak dahi Kara pelan.

"Lo harus hati hati kar mulai sekarang!Ada yang mau jahatin lo"

"Udah beberapa hari ini gua perhatiin lo dari jauh dan beberapa hari ini juga ada orang yang ngikutin lo"Lanjut Beni serius membuat Kara mendengarnya menelan sulit salivanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

43 DAYS WITH YOU (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang