Gamelan dipukul penuh keluwesan dengan ritme dan tempo yg selaras. Mengiringi atau menjadi jiwa bagi penari yg kini sedang meliukkan badan di atas panggung.
Tubuh yg lentur dan gemulai begitu terampil dan nampak elok. Memancarkan banyak emosi dalam setiap detail gerak dari tubuh itu. Keseriusannya kini diuji setengah mati. Sedetik saja ia kehilangan fokus, hancur sudah penampilannya kini.
Meski sekilas anak kota itu terbersit di benaknya. Arjuna.
Persis seperti tokoh pewayangan aslinya. Tanpa di beri tau pun, Binar paham pemuda yg akhir akhir ini gencar mengusiknya adalah idaman wanita. Bahkan mungkin sesama jenis juga.
Dari cara ia menatap. Caranya mencari celah. Caranya berbicara, ketara sekali Arjuna memiliki tujuan tertentu terhadapnya.
Binar bukan hanya sekali dua kali mendapati sikap seperti itu pada orang yg coba mendekatinya karena ingin memuaskan rasa penasaran mereka.
Meski, ya dirinya jarang sekali keluar rumah. Namun ada saja kebetulan teman atau kakak tingkat yg tertantang mendekati mahasiswa paling sunyi itu. Padahal pemuda cantik itu tak bisu.
Di tengah pertunjukan tari yg ia lakukan secara individual ini, binar mendapat nilai yg cukup memuaskan. Barulah binar bisa bernapas lega.
Jarik yg melekat ditubuhnya, beserta sampur masih tersampir ketika ia istirahat makan. Bagian atas tubuh memang telanjang,menampilkan dada dan perut yg terlampau rata serta mulus.
Ia memang mengambil jurusan karawitan. Dimana nantinya ia bisa meneruskan profesi neneknya menjadi seorang pesinden.
Namun dia juga mengikuti sanggar tari di dekat rumahnya. Karena sebenarnya minat besar itu berasal dari sana. Tapi keinginan itu ditentang keras oleh sang mama dulu. Jadilah ia baru memulai dunia tari semenjak ia tinggal kembali di jogja.
Soal jurusan, dia gamau ambil tari karena rasanya karawitan lebih cocok. Toh bang Yogi juga udah ambil jurusan pendalangan, jadi profesi almarhum bapak mereka sudah ada yg meneruskan. Udah ndalang kemana mana pula.
" Lho mas? Kok taseh lenggahan. Rencang e sampun gantos lho" (kok masih duduk, temannya udah pada ganti baju lho)
ucap salah satu abdi dalem yg ga sengaja liat Binar masih makan di deket pelataran keraton.
" injih Bu sekedap. Nembe maem. Laper" (iya Bu sebentar. Lagi makan) jawabnya sambil senyum sopan.
" Oalah. Nggeh. Tak riyen nggeh mas" duluan ya mas katanya sambil kembali menyusuri jalan setapak.
Binar melanjutkan acara makan yg tertunda sebelum orang lain menginterupsinya lagi. Kini seorang gadis ayu menepuk bahunya pelan.
Binar menoleh. Mendapati gadis itu menatapnya agak kesal.
" Kasih? Kenapa?" Tanyanya pada teman satu sanggarnya itu.
" Kamu tuh dicariin sama Ibu dari tadi. Malah makan disini sendirian" katanya bersungut sungut. Mungkin kesal karena harus mencari binar.
" Emang masih ada pentas? Kan acaranya udah, Sih?" Tanya binar heran. Pasalnya dia jadi penari yg ditampilkan sebagai acara penutup.
Gadis bernama Kasih itu mengangkat bahu," mboh. Itu pokok e ibu nyari kamu. Mungkin masalah pribadi ro Mas Binar"
Ibu disini adalah si pemilik sanggar sekaligus pelatih nari mereka. Kini mereka memang baru saja kelar mentas yg diadakan di Keraton Jogja langsung.
" Blom selesai e aku maem e"
" Udah itu nanti aja. Soalnya ada tamu juga e mas. Cepetan ga! Manut ae wes" ujarnya gregetan sambil geret lengan kurus Binar untuk menghadap Ibu.
Setelah sampai dengan tergesa. Masih dengan pakaian pentas. Binar menemui Ibu, dan belum sadar kalau ada beberapa orang juga disana.
" Wonten nopo Bu?" Ada apa katanya.
" Lungguh sek lungguh" ( duduk dulu duduk) perintah Ibu Ranti.
" Ini loh katanya ada sesi wawancara. Dari KKN mana mas?"
Mendengar kata KKN sontak kepala binar menoleh. Mendapati 3 orang yg kini berusaha ia kenali.
" Dari Jakarta Bu. Sekarang lagi tugas di desa Bumi Rahayu"
" Loh satu desa toh sama mas Binar? Nang, kenal kamu?"
Binar kembali melempar tatapnya pada Ibu Ranti,lalu menggeleng.
" Lah. Gimana to kamu ini?"
Abi,Dea dan Anjani pun tak banyak berekspresi. Dea dan Anjani mungkin karena mereka memang tak kenal dengan wajah Binar yg selalu Arjuna elu2 kan itu.
Tapi Abi jelas mengenali. Namun berniat abai. Tak mau susah payah untuk diakui kalo mereka saling tau.
" Jadi mau langsung aja mas wawancaranya?"
" Boleh kalo mas Binar berkenan" ucap Anjani.
Binar nampak bingung lantas menatap Ibu meminta penjelasan. Ranti yg paham kemudian menjawab.
" Iya ini mas sama mba2 nya mau nanya dikit tentang tari. Sama cara ibu ngajar melalui sudut pandang murid" jelasnya.
Binar menatap protes," kan ada Kasih Bu?"
" Kasih kan pemeran wanita. Yg barusan meranin tari individu laki-laki kan cuma kamu to nang" Belanya, mengerti bahwa binar pasti akan terus menolak.
" Dikit aja kok mas. Paling 5 pertanyaan" Dea ikutan membujuk.
Abi yg biasanya menjadi alat negosiasi paling manjur malah terdiam. Mulutnya ia kunci rapat tanpa mau bersinggungan dengan adik Yogi itu. Bukannya bermusuhan atau apa. Dia cuma males aja sama sifat juteknya yg ga main2 itu.
" Please mas. Mas satu2 nya yg ada sekarang. Gapapa kan? Biar tugas kita cepet kelar?" Bujuk Anjani kembali, tak tega melihat wajah Dea yg memelas.
Karena pada dasarnya Binar itu ga enakan jadi dirinya dengan enggan mengangguk. Lantas anggukan itu menjadi malapetaka ketika ia tau bahwa wawancara ini memerlukan sebuah visual. Yg mana harus di video.
Keningnya mengerut dalam. Kalau bukan tatapan menuntut Ibu Ranti dan omelan Kasih. Sudah siap kabur dia.
" Boleh bawa kertas ga?"
" Tinggal jawab pertanyaan apa susahnya sih?" Nada kesal itu tak sengaja keluar dari mulut Abi. Yg daritadi Gedeg liat orang yg rasanya kek ngartis.
Padahal gatau aja lo perasaan para introvert berhadapan dengan situasi memojokkan begini.
TBC?
170324
21.35Aku baik kan masih tak lanjut meski gatau arahnya kemana? Buat yg penasaran nari nya binar udah ku kasih tu di atas. Namanya tari Gunungsari. Maaf baru nambahin, itu buat referensi aja yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayang soon to be Sayang [JAEYONG]
FanfictionKALO BACA MINIMAL VOTE LAH,SOFANKAH BACA DOANG? SOFANKAH BEGITU? " pantes nama kamu arjuna" " Kenapa? ganteng ya?" " bukan, tapi Arjuna ceweknya dimana mana" "kalo gitu mau jadi salah satunya?" " Aku lanang,mas" JAEYONG VERSI JAVANESE Jung Jaehy...