Nobar

331 30 18
                                    

" yg nyanyi tadi kamu kan?"

Binar merengut, tanpa menjawab tanya barusan. Juna tersenyum saja melihat tingkah nya. Lantas bertanya lagi.

" Berat nih. Mau ditaruh mana?"

Binar mengamati sekeliling sebelum menjawab," di meja itu aja mas. Makasih"

Juna mengangguk. Setelah meletakkannya mereka sama2 hanya berdiri canggung. Pas dia liat ke bawah eh Juna notis kalo si mungil tak mengenakan alas kaki.

" Eh, gue lupa lepas sandal. Maaf maaf" dia buru buru melepas sandal dan membawanya keluar. Binar kira Juna langsung pergi. Nyatanya pemuda itu malah muncul kembali di balik pintu.

" Kok ga pulang?" Tanya Binar heran.

Juna terkekeh kikuk," boleh ngobrol bentar ga?"

" Engga. Mas mending pula.." perintah Binar segera di potong oleh wanita paruh baya yg keluar dari area dalam.

" Lohh, ada tamu toh. Dek piye sih, kok ga dikasih minum" wanita itu mendekat ke arah Juna. Tersenyum sangat hangat.

Juna dengan sopan santun yg lumayan langsung salim sama ibu barusan.

" Temennya Lintang ya?"

" Bukan" "iya" jawab mereka bersamaan tapi tak sama.

" Loh?" Ibu hanya tersenyum jahil. " Jadi? Temen atau apa?"

Mereka berdua tak ada yg menjawab. Jadi ibu berbicara lagi," yaudah duduk dulu Mas. Biar Lintang bikinin minum bentar ya"

" IBU!" protesnya sembari menatap kesal.

" Tamu loh ini. Ga kasian kalo haus?"

Dengan hentakan kaki setiap melangkah, Binar menuruti perkataan sang ibu. Meski hati nya dongkol. Entah mengapa pemuda cantik itu selalu memiliki emosi yg berubah ubah.

" Namanya siapa mas? Belom pernah lho lintang bawa temannya ke rumah ini. Saya kaget tadi, biasanya yg ke mari cuma anak desa atau temennya Yogi" umumnya ibu ibu suka berceloteh tanpa ditahan.

" Saya Arjuna Bu, mahasiswa KKN dari Jakarta. Yg nginep di rumah pak Seno"

Raut wajah ibu terkejut," loh anak2 yg kemaren bantu2 pas pagelaran yo?"

" Iya Bu"

" Kok bisa temenan sama Lintang mas? Emang pernah ketemu Lintang dimana? Ku kira tadi satu kampus"

" Kebetulan liat dia di samping rumah pak Seno pas hari pertama kesini Bu" ucapnya detail.

" Oalah. Abis saya suruh nganter mangga itu kayaknya. Kok mau dia di ajak kenalan. Kan jutek begitu mas"

" Agak maksa sih Bu"

Ibu tertawa atas jawaban jujur Juna," hahaha emang perlu digituin. Makasih lho mas. Kapan kapan coba di ajak keluar Lintangnya. Duh mumet ndasku mas kalo nyuruh dia keluar. Yogi aja nyerah"

" Serius Bu?"

" Lha iya. Itu anak ya, ada gempa aja tetep di kamar"

Si topik pembicaraan tiba tiba sudah keluar, bersama nampan di tangannya. Masih dengan wajah suramnya. Ia letakkan satu teh di hadapan Juna.

" Makasih,Lin"

" Nah gitu kan enak. Sini dek duduk. Temenin mas Juna, Ibu tak beli tempe"

" Aku aja aku aja" gumamnya namun masih didengar Juna.

" Loh piye to kie. Temen mu lho ini dek. Bukan temen arisan e ibu" sepeninggal ibu ke warung. Hanya ada canggung yg menyeruak.

" Ga ada kelas hari ini?"

Wayang soon to be Sayang [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang