Acara pagelaran wayang tiba di hari Sabtu. Arjuna dan anggota KKN lainnya sibuk membantu warga menyiapkan keperluan pagelaran.
Para lelaki bertugas membantu memasang panggung, sedangkan perempuan bagian konsumsi.
Pagelaran di mulai malam ini pada pukul 22.00 sampai jam 04.00 pagi. Bertempat di tengah desa. Di depan rumah ibu pak kades.
Semua mahasiswa KKN membaur dengan baik. Mereka semua ikut sibuk kesana kemari demi kesiapan pagelaran. Panggung sudah terpasang rapi.
Kini mereka sibuk membantu para Niyaga atau pemukul gamelan, mengangkat gamelan. Menatanya dengan teratur sesuai arahan Niyaga.
Beberapa ada yg ikut mengecek sound system,mengatur lampu dan setting kamera. Ada yg sibuk menggelar karpet untuk alas duduk para penonton. Ada juga yg asik menggoda para waranggana atau sinden. Siapa lagi kalau bukan Miko.
Arjuna yg lumayan nganggur berinisiatif ikut membawa beberapa kotak wayang. Namun niatnya terhenti karena dilarang.
" Sampun. Endak usah mas. Ini biar dibawa sama saya. Mas e ikut bantu bawa gamelannya aja" ucap salah satu orang yg berpakaian adat Jawa.
Arjuna lantas mengangguk dan mundur. Tidak jadi menyentuh kotak berisi ratusan wayang itu. Mungkin bukan sembarang orang bisa memegangnya.
Jadilah ia duduk sambil menegak minum yg tersedia untuk warga. Ia duduk di sebelah panggung. Sembari mengamati mas2 tadi perlahan membuka kotak dan mulai menata wayang kulit dari ujung.
Menancapkannya ke pelepah pisang yg ia kumpulkan pagi tadi. Untung saja di desa ini banyak pohon pisang, jadi tidak susah mencari.
Wayang kulit berderet deret dari ujung kanan dan kiri lalu bertemu di tengah layar. Menyisakan jarak sekitar 2 meter mungkin diantara sisi kanan kiri.
Disisi kanan kirinya terdapat Gunungan, yg berbentuk kerucut (lancip ke atas). Gunungan digunakan untuk pembukaan dan penutupan cerita. Fungsi lainnya gunungan bisa menjadi indikator pergantian adegan maupun sebagai visualisasi fenomena alam seperti angin,samudra,gunung, juga halilintar.Arjuna tak banyak tau soal wayang. Dia hanya menganggap kesenian Jawa itu membosankan. Memang apa serunya begadang menonton dalang yg berbicara sendiri?
Apa yg menarik memangnya. Bahkan suara gamelan yg mengalun pun hanya akan membuatnya terlelap.
Namun melihat antusias warga menyambut Merti desa. Serta kebahagian yg terpancar dari mereka selagi mempersiapkan acara. Membuat Arjuna ikut merasakan kebersamaan yg kuat dan mendalam.
Bahkan banyak remaja dan anak kecil yg sudah berjejer di baris depan. Padahal ini masih jam 9. Tamu penting yg akan datang pun belum sampai. Namun persiapan memang sudah matang sepenuhnya.
Tinggal persiapan Dalang yg kini masih di kediaman ibu pak kades. Yg tepat di belakang panggung.
" Enak banget Lo minum dimari. Anak2 masih sibuk noh" Arjuna mendongak. Menatap Abi dengan sarung andalannya. Dia ikut duduk di samping Arjuna, menyesap rokoknya nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayang soon to be Sayang [JAEYONG]
FanficKALO BACA MINIMAL VOTE LAH,SOFANKAH BACA DOANG? SOFANKAH BEGITU? " pantes nama kamu arjuna" " Kenapa? ganteng ya?" " bukan, tapi Arjuna ceweknya dimana mana" "kalo gitu mau jadi salah satunya?" " Aku lanang,mas" JAEYONG VERSI JAVANESE Jung Jaehy...