cemara 🌲

7.4K 291 3
                                    

Tangisan anak kecil dari arah rumah keluarga lee menyapa dipagi hari, terlihat anak bernama jisung meraung saat buna nya jaemin lee memakaikan seragam sekolah di badan mungilnya.

“Jiji no school buna, jiji ikut buna dan yayah saja” Jaemin yang mendengar ucapan anaknya hanya menggeleng pusing. “Jiji kalo gak sekolah nanti teman bermain jiji nyariin loh” 

“Tidak mau, jiji tidak mau ! Jiji ikut buna saja” Jisung hari ini sedang tantrum seperti anak kebanyakan maka dari itu jaemin harus lebih banyak bersabar, kali ini jaemin hanya diam melihat anaknya yang mereog dilantai dengan menggulingkan badannya ke kanan dan kekiri

“Masih gak mau sekolah anaknya?” Tanya halus dilontarkan suaminya dari arah tangga sambil membawa tas berisi perlengkapan jisung. 

“Gak mau, jiji biar tenang dulu kamu panasin mobil gih” Jeno mengangguk saat mendengar perintah jaemin. “Don’t forget to say sorry buna, thank you for being patient with our son” Jeno mengecup dahi jaemin sebelum meninggalkan mereka berdua di ruang keluarga

Semenit berlalu jisung masih terisak lucu, lalu perlahan mendekati jaemin yang sedang melihatnya sambil tersenyum tipis. “Sudah lega adek?” Jaemin bertanya kepada jisung sambil mengangkat jisung ke dalam pangkuannya

“Jiji sorry buna” Ujar jisung sambil masih terisak, usapan halus pada punggung jisung jaemin berikan agar sang anak sedikit tenang.

“buna maafkan adek, terimakasih sudah mau minta maaf sama buna anakku, buna minta maaf juga sudah menolak dan menyakiti hati adek” Jisung terdiam lucu sambil menatap wajah jaemin yang terlihat cantik pagi ini. “Buna cantik” 

“Buna nya siapa dulu dong” Jaemin tersipu malu lalu menggelitik badan mungil jisung hingga anaknya tertawa lepas. “Ayah gak diajak bercanda nih?”

“Yayah” Jisung merentangkan kedua tangannya kode ingin digendong, jeno yang melihat itu segera mengambil alih jisung dari pangkuan jaemin. “Sudah minta maaf sama buna?” Jisung mengangguk dalam dekapan jeno

“Buna juga sudah say sorry sama jiji, buna baik sekali yayah” Ucap jisung lirih dibalas kekehan ringan dari kedua orang tuanya. “Jadi adek sekarang mau berangkat sekolah seperti kata buna atau ikut ayah dan buna ke tempat kerja seperti kata hati adek?”

Pertanyaan jeno membuat jisung sedikit mengernyit lucu, ia sedang berpikir atas pertanyaan yang jeno lontarkan kepadanya. “Jiji mau sekolah saja yayah, buna sudah memakaikan pakaian sekolah ke badan jiji dan memasak bekal untuk jiji. Kalau tidak sekolah nanti buna kecewa yayah” 

“Pintar sekali anak ayah dan buna” Jeno mencium seluruh wajah jisung hingga sang anak tertawa lepas. “Ayo berangkat, biar jiji gak telat ambil waktu bermain” Ujar jaemin semangat

Perjalanan ke arah taman kanak-kanak tempat jisung belajar cukup memakan waktu, hingga mobil jeno terparkir rapi di area depan taman kanak-kanak. “Kiss dulu adek” 

Jisung mencium seluruh wajah jeno serta jaemin bergantian sambil tersenyum riang. “Anak pinter, semangat anakku sayang” 

Jisung turun dengan menggenggam tangan ayahnya, jeno mengantar jisung hingga kedalam kelas sambil sedikit menyapa guru yang menangani jisung.

Setelah selesai jeno balik kedalam mobil, terlihat disana jaemin sedang mengeluarkan handphone miliknya dan mengabari manager mereka berdua kalau ia dan jeno akan segera menuju ke tempat mereka melaksanakan meeting.

“Kamu beneran mau ambil project yang itu bun?” Ucap jeno pada jaemin dengan mata yang tertuju pada jalanan

“Iya, kamu mau kan? Aku gak papa kok meskipun nantinya ada adegan kamu mukul aku, soalnya ending ceritanya bagus banget” Jeno menghela nafas panjang.

My Family Is An Actor | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang