Prolog

1K 45 0
                                    

Happy Reading!

~☆~

Terhitung hampir tiga belas minggu netra cantik itu tertutup. Selama itu pula, keluarga Sadega silih berganti mengunjungi ruang khusus yang ditempati salah satu anggota mereka. Mengajaknya berbicara meskipun sebenarnya akan percuma, sebab sang empu tetap damai dalam tidur panjangnya.

Bunyi mesin elektrokardiogram mengisi kesunyian di dalam ruangan. Berpadu dengan detak jarum jam yang terletak di sudut ruangan, tepat pada nakas bercat putih polos dengan sebuah jam hijau sage di atasnya.

Netra yang lama terpejam itu kini mengerjap pelan, pupilnya berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang menyorot pada retina mata. Sekujur tubuhnya terasa kaku, sudut bibirnya terasa kering. Dengan susah payah, pria kecil itu membuka mulut. Bermaksud memanggil siapapun yang ada di dekatnya.

Tubuhnya lelah, semuanya terasa sakit.

Belum sempat sepasang mata itu terbuka sempurna, kegelapan kembali merenggut kesadarannya. Namun sebelum itu, Kaizo lebih dulu melihat sosok seseorang menghampirinya. Kaizo tidak tau siapa orangnya, sebab pandangannya remang-remang dan berakhir gelap.

Pria kecil itu kembali tertidur tenang.

~☆~

Tiba-tiba kepikiran buat bikin cerita ini.
Mungkin untuk beberapa part ke depan bakalan
gak masuk akal. Karena ini berdasarkan imajinasiku sendiri :D

Semoga suka, ya!

Secret LabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang