HAH? SHERA?

24 10 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bagaimana kabarnya teman-teman? Alhamdulillah jika baik.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading

꧁✦✦✦✦✦꧂

Aku paham jika pada dasarnya takdir Allah mampu membuat kita terpisah akan suatu kondisi, tapi aku percaya jika eratan tali dalam hati kita akan selalu terhubung dan membuat kita selalu terikat satu sama lainnya.

~ Vanyla Violet

꧁✦✦✦✦✦

Vanyla diam dipojok Masjid dengan tubuhnya yang sangat bergetar hebat, ia memeluk lututnya sendiri. Masjid terlihat kosong, Vanyla yakin bahwa semua orang akan sibuk untuk menyelematkan diri dari angin tersebut.

Deg

Vanyla terbelalak ketika ia melupakan beberapa orang terdekatnya dan keluarganya, ia hanya menyelamatkan dirinya sendiri.

Vanyla hendak berdiri untuk pergi membantu beberapa orang yang sangat mengganjal di lerung hatinya, Vanyla tidak mau sampai kehilangan mereka semua.

Ia pun berjalan untuk keluar dari Masjid dan Vanyla terkejut ketika mendapatkan beberapa orang yang dikenalnya menuju ke Masjid ini.

Ziyyara dan keluarganya, Skyla dan keluarganya, Jethaa dan keluarganya, lantas Haikal lengkap dengan membawa kedua orangtuanya, Brian, Reza, Alvangga, dan ada beberapa orang lainnya menuju ke sini.

"Loh, La?"

Vanyla tersenyum dan masih memantau beberapa orang yang berdatangan kemari, hanya saja kedua orangtuanya dan Nadine tidak ada di sini. Mereka kemana?

Jevan? Vanyla tidak tahu harus menyelamatkan Jevan dengan cara apa karena Jevan berada di balik jeruji besi dan tidak memungkinkan Vanyla untuk pergi ke sana.

Tiba-tiba senyuman Vanyla merekah sempurna ketika mendapatkan ibu nya berlari ke arah Masjid, hanya saja Vanyla tidak mendapatkan Bapak dan Nadine.

"Ibu?"  Vanyla berhamburan memeluk sang ibunda.

"Bapak sama Nadine gimana Bu?"

"Mereka terlalu keras kepala, mereka bilang seperti ini ‘sama saja jika berlindung di Masjid, sama-sama akan mati’ "

Vanyla tentu saja sangat terkejut mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh ibu nya, bisa-bisa Bapak dan Nadine memiliki pikiran seperti itu.

"Ibu! Ayo masuk. Tutup pintunya, itu anginnya udah mendekat ke arah sini, kita dzikir bareng-bareng semoga jika memang ini hari terakhir kita semua, kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah" semuanya yang mendengar ungkapan yang dilontarkan Vanyla, mengaminkan dengan perasaan yang benar-benar sudah pasrah di antara hidup dan mati.

Setelah menutup pintu, pada akhirnya mereka semua merapihkan posisi menjadi berkeliling, dan berdzikir bersama-sama supaya angin itu secepatnya pergi dan tidak menerpa masjid ini

Sementara di lain sisi....

"BAPAKKKKK" jerit Nadine dengan air mata yang bergelimang dikarenakan Bapak tertarik oleh angin tersebut dan masuk ke dalam pusarannya.

Vanyla : Always about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang