Malam bersalju

2.3K 161 2
                                    


Aku sedang berjalan pulang pada waktu malam setelah menyelesaikan pekerjaan di restoran keluarga terdekat. Tempatnya agak di bawah jadi bisnisnya melambat, tapi meskipun begitu aku tetap kelelahan. Angin malam yang dingin berputar di sekitar diriku saat salji mulai turun perlahan. Melihat badai yang akan datang, aku mendengar suara kecil dari belakang lalu berbalik dan menyadari bahawa aku sedang diikuti oleh seekor kucing kecil yang tersesat.

 Melihat badai yang akan datang, aku mendengar suara kecil dari belakang lalu berbalik dan menyadari bahawa aku sedang diikuti oleh seekor kucing kecil yang tersesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"darimana asalmu kucing?" aku bertanya sambil tersenyum lalu membungkuk untuk mengelus kucing itu. Hewan kecil itu mendekatiku, menggosokkan kepalanya ketapak tanganku dan berdengkur dengan keras. Perlahan-lahan aku mengangkat kucing itu tetapi aku terkejut kerana ia tidak meronta-ronta dalam pelukkanku dan malah bersandar pada dadaku lalu ekor panjangnya melingkar di lenganku.

"Apakah kau ingin pulang bersamaku?" Aku bertanya. Kucing itu mengeong dengan gembira, seolah-olah ia dapat memahami ucapanku dan aku mula berlari pulang bersama teman baruku.

𝙄𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖𝙠𝙪.

Aku tiba dirumah tepat saat badai mulai melanda dan segera menutup pintu di belakangku. Aku menurunkan kucing sambil menyalakan lampu dan mula membuka lapisan syal dan jaket yang aku kenakan. Kucing itu memperhatikanku dari lantai, ekornya bergerak maju mundur.

"Apa kau lapar?" Aku bertanya pada kucing itu. Aku tidak begitu yakin mengapa aku berbicara dengannya. Mungkin kerana aku merasa sedikit kesepian sejak kakak laki-lakiku pindah. Sekarang aku sendirian di apartmen kecil ini.

Aku tidak memiliki makanan kucing jadi aku memberikan kucing itu sisa makanan dari malam sebelumnya. Aku terkikik pada diri sendiru saat melihat makhluk kecik itu memakan suwiran daging.

"kamu membutuhkan nama." Aku berkata sambil berpikir. "Aku harus memanggilmu apa ya?" Pikiran diriku melayang ke kakakku..."Bagaimana dengan Harris?" Aku bertanya. Kucing itu mengeong keras sambil bergesekkan dengan kakiku. "Kurasa kau menyukai nama itu."

Setelah aku selesai makan, aku pergi ke kamarku untuk tidur. Harris mengikutiku sebelum melompat ke tempat tidur (f/c) bersamaku. Dia meringkuk menjadi bola dan segera tidur di bantal sebelahku. Aku menyaksikan naik turun napasnya saat aku berlahan-lahan tertidur.

Aku terbangun kerana dering berlebihan pada alarmku. Ini adalah hari liburku, tetapi pada malam sebelumnya aku lupa untuk mematikan jamku sebelum tidur. Aku mengulurkan tangan dan mematikan alarm sebelum melakukan perenggangan. Aku mencoba untuk bangun tetapi sebuah beban berat melingkari pinggangku. Aku membuka tirai, membiarkan cahaya pagi meresap masuk ke dalam ruangan sebelum memeriksa apa itu. Mulutku ternganga saat aku menatap dengan mata terbelalak ke arah seorang pria yang tertidur di tempat tidurku tepat di sampingku. Dia melingkarkan tangannya dengan erat di pinggangku dan yang paling mengejutkan ia telanjang bulat.

"Wtf! Siapa kau?!" Aku berteriak saat aku mencoba untuk keluar dari cengkeramannya. Usahaku tidak membuahkan hasil saat dia menguap keras sebelum membuka matanya dan menatapku. Dia adalah seorang pria tampan dengan rambut merah yang sedikit putih di hujungnya dan juga warna mata keemasan yang besar.

 Dia adalah seorang pria tampan dengan rambut merah yang sedikit putih di hujungnya dan juga warna mata keemasan yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk beberapa detik aku tenggelam dalam mata itu saat kami berdua saling menatap. Kemudian aku tersadar dan mulai berteriak agar dia melepaskannya. Dia hanya diam menatapku setengah sadar sebelum membenamkan kepalanya ke perutku.

"tidur." Dia bergumam sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku dan menutup matanya. Tanganku meraih jam di samping katil dan memukul kepala pria itu.

"Aduh!" Dia mengaduh kesakitan sambil melepaskan pinggangku lalu aku bergegas turun dari tempat tidur. Aku berdiri di sisi lain kamarku ketika pria itu merangkak keluar dari balik selimut dan menjatuhkan dirinya ke lantai, memperlihatkan semua bahagian pribadinya. Aku tersipu untuk seketika lalu menutup mata menggunakan tanganku sendiri.

"Siapa kau dan bagaimana kau bisa berada disini?!" Aku berteriak pada penyusup itu. Aku mencoba untuk berani tetapi di pikiranku, aku ketakutan dengan situasi ini.


"Apa yang kamu bicarakan, master? Kamu yang mengizinkanku untuk masuk."

"Tidak! aku tidak melakukannya!"


"Ya, benar. Kamu menyelamatkanku dari salju dab sekarang aku selamat, terima kasih." Aku menarik tangan dari wajahku sejenak untuk menatap pria yang kini berlutut di hadapanku. Aku melihat ke bawah dan aku menyadari sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dua telinga yang berbulu kemerahan mencuat dari rambut pria itu. Aku kehilangan kontrol diriku saat melihatnya dan segera melangkah maju untuk menyentuhnya.

"Nyahhh!" Pria itu tersentak dan mengerang lalu ia menarik kepalanya dari tanganku dan menutup telinganya. Aku merasakan wajahku memanas saat mendengar suaranya itu tadi.

"Apakah kamu....kucingku?" Aku bertanya dengan rasa ingin tahu. Mata pria itu berbinar dan aku dapat melihat ekor merahnya yang panjang bergoyang-goyang di belakangnya. Dalam sedetik ia menerjang ke depan dan memeluk kakiku sambil mendengkur keras.

"Ya, aku milikmu dan hanya milikmu, master!"

Aku mencoba menenangkan siluman kucing yang mendengkur itu dan pada saat yang sama, mencoba melepaskan tangannya dari kakimu. Aku baru bangun kurang dari sepuluh menit dan itu sudah menjadi hari yang paling gila dalam hidupku. Apa yang harus aku lakukan sekarang..

Yandere Stealth Cat! Harris Caine? x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang