10

1.4K 64 10
                                    

"aku disini."

Halilintar dan Kirana langsung menoleh kesumber suara , terlihat lah Blaze dan Ice yang bersembunyi dibelakang kembarannya.

Kirana tersenyum , ia perlahan berjalan mendekati kedua nya. niat Kirana mau memeluk Ice tapi Blaze lebih dulu menatapnya tajam.

"Rajasha , biarkan mama memeluk Sky" ucap Kirana , ia tampak memohon kepada Blaze.

Blaze menoleh pada Ice , Ice pun menggeleng pelan.

"dia tidak mau." ucap Blaze datar

bukan Kirana namanya kalo menyerah , ia semakin mendekati keduanya.

"kenapa? aku mama kandung kalian   mengapa tidak mau?" ucap Kirana menatap kedua nya.

Kirana mencoba menarik Ice yang berada di belakang Blaze , namun tangan nya kebih duku ditepis oleh Halilintar.

"sudah lah, jangan paksa mereka, lagi pula aku juga tidak mengizinkan mu untuk memeluknya" ucap Hali pada Kirana.

Kirana cukup terkejut pada menuturan Hali, ia kira Halilintar mau menerima nya kembali dan membantunya untuk merayu hati sang kembar.

Kirana kesal , ia langsung meninggalkan ruangan itu dan pergi dari mansion.

"apaan sih kak?! kenapa kakak malah membiarkan dia masuk?!" bentak Blaze pada Halilintar , ia menatap kakak nya marah

"bagaimana pun juga dia sudah merawat kita , kakak masih punya hati." jawab Hali

Blaze geram dengan jawaban Hali ia beranjak mendekati Hali dengan wajah marah , ia mencengkram kerah baju sang kakak

"merawat kita?! kita tumbuh besar dengan luka kak! apa kakak tidak ingat saat Ice di pukul didepan umum oleh wanita gila itu hah?! kakak tidak ingat kita bertiga mendapat luka di wajah hanya karena kita meminta makan?! untuk apa kakak menerima nya kembali?! UNTUK APA?!" emosi Blaze sudah tak bisa dibendung , Ice sudah menangis dari tadi ia takut, ia menarik narik baju Blaze berusaha untuk memisah kedua kakaknya.

"Blaze sudah.." lirih Ice , ia terus menerus menarik baju Blaze hingga sang empu melepas cengkraman nya di kerah baju Halilintar.

Blaze berbalik . sial, melihat Ice menangis membuat dirinya lemah , perlahan Blaze menurunkan emosi nya, ia menarik Ice dalam gendongannya , ia membawa Ice pergi meninggalkan Halilintar dan membawanya ke kamar.

bertepatan dengan Blaze , seseorang masuk kedalam ruangan itu , ia melihat Halilintar terdiam menunduk , ia perlahan mendekati Halilintar dan menepuk bahu sang empu.

Halilintar reflek melihat orang yang didepannya itu, saat ia tau siapa orangnya ia langsung melengos memeluk nya.

"aku harus bagaimana Gem.."

Gempa sedikit terkejut , pasalnya ia baru kali ini melihat Halilintar yang tampak sedih , dimana Halilintar yang galak miliknya? Gempa tidak suka melihat saudaranya ini sedih.

"untuk sekarang mungkin mereka belum menerima nya . jadi kak, kau seharus nya melakukan nya perlahan , agar mereka percaya pada nya , jangan malah langsung dipertemukan seperti itu, pasti akan sulit untuk mereka berdua" jelas Gempa sembari menenangkan Hali.

Hali hanya diam mendengarkan Gempa , ia tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk membuat kedua adik kembar nya percaya.. disisi ini ia hanya ingin adik kembar nya berdamai dengan mama nya , namun disisi lain ia juga takut kejadian beberapa tahun yang lalu akan terjadi lagi.

Gempa mengusap lembut punggung sang kakak , ia menghela nafas pelan.

"jangan sedih , aku akan membantu mu dan aku akan memberi mu sesuatu jika kau menjadi galak seperti biasanya" ucap Gempa

Halilintar langsung mengangkat kepalanya dari ceruk leher Gempa , Hali menatap Gempa memohon.

"apa hadiah nya boleh ku pilih sendiri?" tanya Hali , ia menatap dalam manik sang adik.

"apa yang ka- hmppp" belum selesai mengakatan kalimat nya , bibir manis Gempa sudah dulu disambar bibir Hali namun Gempa juga tidak menolak , ia bahkan cium nya juga.

ya, Halilintar langsung melahap bibir manis Gempa , kedua nya saling beradu lidah didalam mulut Gempa sampai ntah saliva siapa yang meleber di dagu Gempa.

"hmpsshh kakk" Gempa memukul dada bidang Hali , ia kehabisan pasokan oksigen.

Hali yang mengerti pun menyudahi kegiatan itu , ia tersenyum.

"ini yang aku mau" ucap nya dengan bahagia

Gempa tertegun sejenak melihat senyum lebar Hali , biasa nya Hali akan tersenyum biasa ahh tidak tidak , maksudnya tersenyum hanya 20/30%.

"ayo lakukan lagi" Hali mendekatkan wajah nya lagi , namun Gempa malah menghindari nya , ia menolehkan kepala nya ke arah lain.

"eumm j-jangan.. diisini.." lirih Gempa , wajah nya kini sudah memerah karena malu.

merasa mendapat kesempatan , ia langsung menggendong Gempa ala bridal style dan membawa Gempa ke kamar nya untuk melakukan itu.


*****


"SIALAN!."

seorang wanita paruh baya sedang murka , ia membanting seluruh barang barang yang didekat nya , semuanya hancur , ia sangat kesal.

"awas saja kalian! akan ku bunuh!"

Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang