BAB 12 : Secret Admire

2 0 0
                                    

Kevin Bagus Permadi. Dia adalah seorang jenius. Tapi tidak untuk masalah perempuan. Beberapa kali berkencan dan putus hanya karena si perempuan berkata bahwa 'Kevin membosankan'

Bagaimana tidak membosankan? Saat obrolan yang dia berikan terkadang tidak dimengerti oleh cewek-cewek yang bersamanya. Dia akan membahas seputar literasi-literasi yang kebanyakan orang tidak mengerti. Yang sebenarnya Kevin belum menemukan seseorang yang cocok dengannya. Tubuhnya setinggi 178, wajah pandang-able, dan otak yang pintar. Sangat disayangkan hingga saat ini cowok itu masih betah menjomblo.

Dia sangat menyayangi adiknya. Maudy Ayu Permadi. Terserah mau dia menjomblo selama apapun, asal dia bisa selalu menemani adiknya. Menghiburnya dikala lara. Kevin tidak pernah meminta banyak pada doanya. Cukup meminta adiknya untuk mendapatkan kebahagiaan yang gadis itu berhak dapatkan. Hanya gadis beruntung yang bisa melihat kelebihannya satu ini.

Sejak SMA, cowok itu selalu mendapatkan puluhan tumpuk surat cinta. Tidak lupa beberapa batang cokelat yang ditujukan untuknya. Dia tidak pernah memakannya. Dia selalu memberikannya kepada adiknya, atau teman-teman satu gengnya.

Tidak ada perempuan pemberani yang menyerahkan kalimat cinta itu secara langsung. Memang, Kevin adalah tipe cowok pemburu. Dia hanya ingin mengejar seseorang yang dia sukai.

Sampai pada akhirnya, seorang gadis dengan wajah imutnya memberikan sebuah buku pink berisikan ungkapan-ungkapan cintanya secara langsung. Garis bawahi. Langsung!

"Kak, Kevin," panggil gadis itu.

"Iya, kenapa?" tanya Kevin.

Gadis itu langsung menyerahkan buku pink itu. Kevin yang bingung lantas menerimanya.

"Lo ngasih buat gue?" tanya Kevin.

Gadis itu mengangguk.

"Dibaca ya, kak, pelan-pelan aja, kalo kakak sempet," ucapnya sambil menunduk.

"Lo suka sama gue?" tanya Kevin sambil tersenyum manis.

"E-eh, duluan ya, kak." ucap gadis itu buru-buru pergi. Melihatnya Kevin hanya terkekeh. Bagaimana gadis kecil itu bisa menyukainya?

Kevin membaca halaman pertama pada buku itu.

Dear Kak Kevin,

Entah sejak kapan, tapi rasanya ini udah lama banget.

Aku selalu ingat senyum kakak,

Tutur lembut kakak kepada siapapun,

Dan bagaimana kakak memperlakukan orang yang kakak sayangi dengan sangat baik,

Beberapa kali aku mencoba menepisnya,

Tapi aku gagal,

Bayangan wajah kakak yang tengah tersenyum kembali mengetuk bagian lain di hatiku,

Aku enggan mengusir perasaan ini,

Aku juga tidak berharap banyak jika kakak akan menyukaiku kembali,

Tapi seandainya itu benar terjadi,

Aku yakin aku adalah gadis paling bahagia pada saat itu,

Kevin Bagus Permadi,

Seperti namamu yang berarti elok,

Tak hanya rupamu hatimu juga amat sangat elok,

Jangan berhenti menjadi orang baik ya kak,

Meski nanti bukan aku yang ada di sisi kakak,

Aku harap seseorang itu adalah gadis terbaik,

Gadis beruntung yang akan menemani kakak,

Tolong jangan protes dengan ungkapanku,

Ini adalah kalimat-kalimat paling jujur yang aku pernah katakan pada seseorang,

Terimakasih sudah membacanya,

Salam,

-CA-

Kevin tersenyum, menutup buku pink itu dan memasukkannya ke dalam tas gendongnya. Keberanian gadis itu membuat Kevin terpukau. Hanya dia yang berani, meski jarak usianya jauh gadis itu sangatlah pemberani di mata Kevin. Sebagian pintu hatinya terketuk. Tapi untuk memberi langkah awal, Kevin belum cukup berani. Mengingat usianya yang masih belia.
















TBC.

Woah, siapa pin?

YOU ARE MY HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang