BAB 4 : Mantan Ayden

2 0 0
                                    

Ayden menengok ke samping, dengan wajah bingungnya cowok itu menatap manusia yang selama satu tahun ini membuatnya kelimpungan.  Dengan tanpa berdosa menatap Ayden dengan senyumannya, tanpa rasa bersalah.

"Lo pindah ke sini?" tanya gadis dengan nama Diandra di name tag nya itu.

Ayden berdiri, dengan wajah kesal meninggalkan gadis itu tanpa bicara apapun.

"Ayden," panggil Diandra yang tetap tidak didengar cowok itu. Ayden melangkah kesal menuju kelasnya. Dengan ekspresi yang ditekuk cowok itu duduk di bangku. Menempelkan wajah kirinya pada meja dan menatap Ody.

"Kenapa Lo?" tanya Ody sinis.

"Gue lagi kesel," jawab Ayden yang dibalas dengan Alis Ody yang naik.

Ody menyodorkan permen coklat pemberian Kevin sebelum berangkat tadi pagi. Katanya untuk menghilangkan segala macam jenis bad mood.

"Buat Lo," ucap Ody.

Ayden bingung tapi tetap menerimanya,"Permen?" Ody mengangguk.

"Katanya ini bisa ngilangin segala jenis bad mood," ucap Ody lalu menatap bukunya kembali.

"Thanks, Od," ucap Ayden lalu tersenyum manis. Ody menatap Ayden dari ekor matanya. Manis.

"Od, Lo punya mantan, gak?" tanya Ayden yang dijawab gelengan oleh Ody.

"Shit, salah nanya orang, gue," ucap Ayden terkekeh.

"Od, Lo gak mau apa, nyoba?" tanya Ayden. Ody kebingungan dengan pertanyaan Ayden.

"Nyoba pacaran," lanjut Ayden.

"Buang waktu," jawab Ody singkat.

"Sama gue, enggak kok," ucap Ayden yang dibiarkan berlalu oleh Ody. Gadis itu berpura-pura tidak mendengarnya.

🏚️🏚️🏚️

Bel pulang berbunyi, Ody keluar dengan tergesa karena akan mengikuti lesnya. Gadis itu terburu-buru saat ini. Tapi, dengan tidak tau malunya seorang gadis mencegahnya dari jalan pulang.

"Lo sebangku sama Ayden?" tanya Diandra langsung.

Ody mengangguk,"Gue lagi di kejar waktu, misi," Diandra menahan lengan Ody."Gue cuma mau nitip ini," Diandra menyodorkan sebuah kertas yang entah berisi apa dan Ody juga tidak tertarik untuk membukanya.

"Gue kasih besok, ya," ucap Ody lalu mempercepat langkahnya mengingat sang sopir sudah menunggu di depan.

"Pak Asep, ayo jalan," pinta Ody kepada supir keluarganya itu.

"Siap neng," ujar pak Asep lalu melajukan kendaraannya cepat.

Sesampainya di tempat les gadis itu langsung memasuki kelas yang untungnya belum ramai.

"Ody," panggil Ayden yang ternyata satu bimbel dengan Ody.

"Lo les di sini juga?" tanya Ody.

Ayden mengangguk dan kebingungan setelah Ody dengan tiba-tiba menyodorkan kertas berwarna pink yang dihiasi beberapa stiker hati,"Wuih, gak salah Ody nyuratin gue, ngomong langsung aja kali,Od," ucap Ayden lalu digeplak  Ody dengan buku yang kebetulan sedang gadis itu keluarkan.

"Baca," ucap Ody ketus.

"Siapa yang ngasih?" tanya Ayden dan dijawab Ody dengan menaikkan bahunya.

"Oh, ini mah mantan," ucap Ayden.

"Jadi cewek itu mantan Lo," ucap Ody manggut-manggut.

"Ya, gitu," jawab Ayden datar.

Sesi les mereka dimulai, Ody memperhatikan bagaimana guru les matematika ini mengerjakan soal dengan cara mudah. Gadis itu mencatat beberapa point penting yang nyatanya hampir seluruhnya gadis itu catat.

2 jam berlalu, les berakhir dengan diberikannya soal tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Ayden.

"Di jemput sopir," jawab Ody.

"Udah dateng?" tanya Ayden.

"Belom, lagi di jalan," jawab Ody.

"Sama gue aja, yuk," ajak Ayden.

"Gue udah bilang sopir gue kok," ucap Ody menolak.

"Yaudah, gue duluan," Ayden meninggalkan Ody yang masih membereskan alat tulisnya. Gadis itu berjalan menuju halte untuk menunggu Pak Asep datang.

Tiba-tiba, suara motor sport yang dikendarai Ayden mendekat. Cowok itu membuka helm full face nya.

"Lo belum dijemput juga?" tanya Ayden.

Ody menggeleng,"Lagi di jalan," jawab Ody.

Ayden melepaskan helmnya, lalu turun dari motor menemani Ody di bangku halte.

"Lo ngapain?" tanya Ody.

"Nemenin Lo,"jawab Ayden.

"Gue gak papa, kok," ujar Ody lalu menengok ke kanan dan kiri berharap Pak Asep segera datang.

"Santai aja kali, Od,"

"Lo pulang aja, udah mau malem," ucap Ody menyarankan.

"Nunggu jemputan Lo Dateng," ucap Ayden santai.

Ody membiarkan cowok itu berada di sisinya, sementara dengan gelisah menunggu Pak Asep yang tak kunjung datang.

Setelah selama satu jam menunggu, Pak Asep tidak kunjung kelihatan batang hidungnya.

"Lo yakin gak mau gue anter aja? Jam segini mah lagi macet-macetnya."

"Lo duluan aja, gue gakpapa kok," ucap Ody.

"Enggak, bahaya tau," ucap Ayden kekeuh.

"Sorry," ucap Ody yang merasa tidak enak karena dia Ayden jadi belum pulang.

"Nah, itu Pak Asep," pekik Ody.

"Yaudah, sana masuk," ucap Ayden sambil tersenyum.

Setelah masuk ke dalam mobil, Ody membuka jendela.

"Ayden," panggil Ody ketika cowok itu mengenakan helmnya.

"Thanks, ya," ucap Ody lalu dibalas senyuman oleh Ayden.

"Lo...." ucap Ody menggantung.

Ayden menautkan alisnya,"Ati-ati," ucap Ody lalu melambaikan tangannya. Mobil itu melaju lebih dahulu lalu disusul oleh motor Ayden yang ikut membelah jalanan.























TBC.

"Jadi, cewek itu mantannya. Ah ribet banget pacaran, udah jadi mantan aja ribet," ucap Ody bermonolog.

"Woy vote Lo! Jangan cuma bengong!" hardik Ody kepada Reader-nim tercintah.

YOU ARE MY HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang