EPILOG

10 0 0
                                    

Ayden menatap istrinya dengan tatapan sebal. Sedari tadi, Ody terus membujuknya untuk mengizinkannya makan rujak Thailand.

"Please ... suamiku—sayangku. Aku pengen banget nyobain itu,"

"No! Sayang kamu jangan aneh-aneh deh, itu ada udangnya," ucap Ayden tegas namun masih dengan nada lembut.

"Enggak apa-apa, sebelum itu aku janji minum obat alergi,"

"Nanti kalo kamu kayak dulu lagi, gimana?"

"Enggak—sayang. Dulu aku kan obatnya abis, makanya kumat,"

"No, no."

Ody yang kesal memberengut. Gadis itu pergi meninggalkan Ayden yang kini sibuk dengan kertas-kertas laporannya.

"Maudy," panggil Ayden.

Sementara yang dipanggil membalikkan badan dengan wajah kesalnya.

"Sit," Ayden meminta Ody untuk duduk.

"Aku mau makan rujak Thailand," rengek Ody. Ayden memijat kepalanya pusing. Istrinya seolah sedang menguji kesabarannya.

"Oke—tapi udangnya aku yang makan, ayok belinya harus sama aku." ucap Ayden akhirnya menyerah.

"Gimana si, masa gak boleh makan udangnya,"

"No. Kalo gak, ya gak boleh makan itu," tegas Ayden.

Istrinya itu akhir-akhir ini sering merengek. Entah untuk memintanya memeluk seharian saat libur, atau memintanya untuk menemaninya mengasuh peliharaan baru milik Ody. Rayyan. Bukan—bukan nama anak-anak. Itu adalah kucing jenis british short hair berwarna Abu tua dengan tubuh gempal yang membuat Ody terpesona saat pertama kali melihatnya di pet shop milik dokter hewan teman Ayden.

Sampailah kedua pasutri yang baru menikah selama tiga bulan itu di sebuah Mall yang biasa mereka kunjungi. Ody dengan mata berbinar menatap stand makanan yang sedang viral akhir-akhir ini. Rujak Thailand.

"Mba, pesen satu porsi." ucap Ody. Sementara Ayden menunggunya dengan diam. Setelah membayar keduanya menunggu di meja tunggu.

"Tunggu sini. Aku beli minum,"

"Iya sayang," Ayden senang. Mengacak rambut istrinya. Setelah menikah, sifat bucin Ody keluar secara alami. Ody lebih ekspresif dan berani mengungkapkan kasih sayang setelah menikah. Itu cukup membahagiakan untuk Ayden.

"Mba, ini pesenannya," ucap Pelayan.

"Iya, makasih, mbak,"

"Sama-sama,"

Ody menunggu Ayden terlebih dahulu, cowok itu datang membawa dua buah minuman berupa milkshake stroberi dan ice americano yang akhir-akhir ini menjadi kegemaran pria itu.

"Ini milkshake stroberinya,"

"Wah, makasih," ucap Ody lalu meminum minumannya.

Ody menahan dorongan yang akan keluar dari mulutnya. Gadis itu menahan mulutnya agar tidak memuntahkan milkshake yang berusaha dia teguk.

"Kenapa?" tanya Ayden panik.

Ody menggeleng masih menahan muntahan. Gadis itu berlalu ke toilet, diikuti oleh Ayden yang dengan panik mengikutinya. Ody langsung memuntahkan semua yang ada di perutnya. Entah kenapa, minuman itu membuatnya mual.

Hoek!

Hoek!

Hoek!

"Sayang kamu kenapa?" tangan kiri Ayden menahan rambut Ody agar tidak terkena muntahan, sementara tangan kanannya memijat tengkuk istrinya dengan penuh perhatian.

YOU ARE MY HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang