Sakit

929 81 4
                                    

Sudah pukul 10 malam namun Bima belum kembali dari pertemuan dengan salah satu klien. Tadi pukul 5 sore Bima kembali pulang namun hanya mandi dan langsung kembali pergi. Una tentu khawatir karena nomer nya tak dapat dihubungi dan wajah Bima terlihat pucat saat akan pergi tadi.

Una memilih menunggu di ruang tamu menunggu kehadiran Bima. Hingga pukul 11 malam, Bima masuk kedalam rumah dengan tubuh yang hampir tersungkur ke lantai. Una yang sempat tertidur di sofa terbangun karena kaget.

"Mas kenapa?" tanya Una

Kini tubuh Una sedang menahan tubuh Bima agar tak ambruk.

"Mas mabuk?" tanya Una pada Bima

Bima tak menjawab, namun Una membantu Bima berjalan menuju ruang keluarga disana. Una mendudukan Bima disana dan membukakan sepatunya serta ikat pinggangnya. Bima bersandar pada sofa tersebut.

"Sha.... jangan tinggalin aku sha, aku ngga sengaja....." lantur Bima

Kegiatan Una terhenti saat itu, jantungnya berdegub kencang. Pikiran Una merancu, ia memikirkan tadi Bima bermain bersama wanita di club malam. Malam itu Una kembali menyalahkan dirinya sendiri, ia menangis dan merasa di khiati kembali. Skizofrenia yang sudah tak pernah ia rasakan kembali terjadi. Overthinking nya berlebih, ia ingin mati saja rasanya membayangkan jika perselingkuhan itu terjadi.

Setelah melepas sepatu Bima dan mendengar rancuannya Bima tadi. Una berlari menuju kamarnya, ia memilih membasahi tubuhnya di bawah shower yang mengalir. Pakaiannya masih terpakai, lalu ia masuk kedalam bathub dan berendam disana dengan tatapan yang kosong. Tak ada lagi yang mengetahui keadaan Una dan Bima setelahnya.





***





Pagi ini Bima terbangun dengan tubuhnya yang terbalut dengan selimut. Kepalanya begitu berat sekali. Sampai akhirnya ia menyadari satu hal dan membuka matanya lebar-lebar.

Ingatan Bima mengenai kejadian tadi malam membuat dirinya merasa bersalah. Dengan perlahan ia bangun menuju kamarnya. Ia melihat Una masih terlelap, namun Lala dan Andra sudah tak ada disana.

Bima berjalan mendekati kasur nya dan meraih punggung Una.

"SHA?" kaget Bima

"Bangun!! SHA KAMU KENAPA? Sha? Bangun!!!" pinta Bima sambil menepuk pipi Una.

"KALUNA BANGUN!!!" Bima berteriak lebih keras lagi

Dengan kepalanya yang berat ia menggendong Una membawanya kearah garasi miliknya. Tubuh Bima juga lemas namun ia mengkhawatirkan istrinya yang tak sadarkan diri dengan tubuhnya yang sudah dingin dan bibir yang mulai keunguan.

Bima kemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia pejamkan matanya, mungkin efek alkohol masih terasa.

Lampu hijau berganti lampu merah setelah mobil yang Bima kendarai berada dibadan jalan. Truk melaju kencang dari arah yang berlawanan, menabrak mobil Bima hingga terpental sejauh 100 meter dari lokasi. Tak diketahui keadaan keduanya setelah kecelakaan itu.








***





Arsha yang berada di taman bersama bi Lastri dan Lala untuk sarapan kini pulang kerumah karena Arsha terus menangis. Bi Lastri bingung karena perut Arsha seharusnya sudah kenyang, popoknya juga tidak penuh. Sedangkan Lala seperti resah, sehingga bi Lastri bingung dengan keadaan keduanya.

Masuk kedalam rumah sudah terlihat kosong. Handphone Bima ada di meja ruang keluarga namun sosoknya tak ada. Mobil tuannya pun tak ada, ia berpikir bahwa mungkin Bima sedang pergi membeli sarapan karena kondisi Una tadi pagi yang tak kunjung bangun dan bi Lastri memilih membiarkannya karena ia pikir Una lelah.

Arsha terus menangis diikuti oleh Lala karena ia terus menerus mendengar kedua anak manis itu menangis. Bi Lastri berlari menuju lantai 2 tentunya ke kamar Una dan Bima. Mencari keberadaan Una namun tak ada juga. Akhirnya ia raih handphone nya yang ia simpan pada saku baju kerjanya. Mendial nomer ibu Bima.

Isak tangis Arsha membuatnya semakin bingung. Hingga pintu rumah tersebut di ketuk oleh seseorang yang tak diketahui. Bi Lastri membukanya, melihat siapa yang datang.

Seorang laki-laki dengan berseragam datang dan menjelaskan apa yang terjadi pada Bima dan Una. Bi Lastri dengan cepat menghubungi kembali mantan majikannya. Memberitahu keadaan Bima dan Una.


***

Rumah sakit menjadi tempat paling menyakitkan. Tak ada yang mau sakit, tak ada yang mau orang yang disayang nya pergi dan bau-bau khas disana yang tak pernah bersahabat.

Kaluna, wanita itu duduk dengan menatap jendela kamarnya. Gemericik rintik hujan menghiasi pendengarannya. Fisik nya memang sembuh, namun tidak dengan hatinya. Sakit, hanya itu yang terus ia katakan tanpa menjelaskan. Penerimaan atas dirinya sendiri saja sulit didapati. Tak ada rasa percaya diri pada dirinya.

"Sha?" panggil Bunda

"Bun... shasa harus apa?" tanya nya pada ibunda sambungnya

"Harus bangkit! Harus pulih lalu kembali melanjutkan hidup! Anak-anak mu butuh kamu!" pinta ibundanya

"Bun, apa Shasa bisa?"

"Kenapa ngga bisa? Sebelum hari ini kamu adalah wanita dengan penuh rasa percaya diri, kamu teguh dan tekun. Kenapa sekarang harus ngga bisa?" tanya Ibunda nya

"Karena Shasa udah bergantung sama mas Bima bun"

"Cepat atau lambat ingatannya akan kembali Sha! Kini giliran mu berjuang setelah kemarin Bima memperjuangkan kesembuhan mu!" jelas ibundanya

"Bun, kalau mas Bima ngga inget Shasa gimana?"

"Sha, cinta nya akan kembali pada rumah yang seharusnya. Cepat atau lambat Bima akan kembali jadi Bima yang sebenarnya. Sekarang biarkan Bima tinggal sama bunda nya dulu ya!" terang bundanya

"Semua ini salah Shasa bun, kalau aja Shasa ngga berendam dan sakit kita ngga akan gini! Dan kenapa si bun ujian shasa tuh harus berakhir dirumah sakit?" jelas Una

"Sha ini takdir. Kamu seharusnya bersyukur sha, karena apapun ujiannya ada bunda, papa, ayah mertuamu dan bunda mertuamu bahkan mamamu di surga sana!"

Kecelakaan itu memang tak menyebabkan hal-hal yang sangat fatal. Hanya Bima yang akan lupa ingatan sementara serta Una yang hanya memiliki luka ringan. Tuhan sebenarnya sangat baik, hanya saja manusia selalu kembali menjadi orang yang tak bersyukur.


***

Hallo teman-teman semua!

Aku 'zee'! Salam kenal ya☺️
Aku meminta maaf karena sudah lama di upload. Semoga ngga lupa ya sama ceritanya

Mohon maaf jika ada penggunaan bahasa yang kurang baik, yang menyinggung, atau ada kesamaan pada latar belakang, alur, tempat dan tokoh ya.

Ngga ada salahnya membagi cerita kalian pada orang-orang yang kalian percaya. Fighting!

~boleh bantu aku dengan menekan tanda bintang pada pojok bawah sebelah kiri, agar aku makin semangat untuk update part keseruan Bimsha~

Happy reading, enjoy!💙-minzee-

Bim - Sha (labim) session II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang