Una seorang istri yang mandiri dan cukup keras kepala. Keluarga yang dimilikinya sempurna, Bima laki-laki yang sangat mencintainya dan kedua anaknya yang sangat menggemaskan. Keluarga yang harmonis kini sedang diterpa badai.
Una yang harus mengalah...
Una kini duduk di brankar milik Lala. Lala sudah tak selemas tadi, namun juga tak sebawel biasanya. Bima sedang fokus pada laptop didepannya, ditemani kopi dan gorengan yang sudah ia beli tadi. Sedangkan Andra dibawa oleh perawat keruangan bayi karena harus melakukan observasi.
Lala berada dalam dekapan Una, tepat diatas tubuh Una. Una memberikan sentuhan lembut pada punggung anaknya. Lalu meminta maaf pada sang anak
"Kaka maafin misa yang ngga bisa jaga kaka" ujarnya lirih
Lala masih saja berada dalam dekapan Una dan perlahan memejamkan matanya. Ruangan rawat saat ini hanya dihiasi keheningan. Setelah merayakan ulang tahunnya tadi, Lala terbangun dan Una segera menggendongnya. Artinya tak ada pembicaraan diantara keduanya setelah acara tiup lilin bahkan sushi yang Bima belikan belum sempat dimakan keduanya, kini keduanya hanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Mas" panggil Una yang masih berada di brankar milik Lala
"Nanti ya Sha, mas masih ngerjain kerjaan" jawab Bima yang paham maksud Una untuk berbicara berdua
Una kembali diam, mengambil ponsel pintar milik nya, membuka room chat nya dengan suami Ania - Juno.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jatungnya berdetak lebih cepat, bagaimana ia memulai membuka pembicaraan dengan suaminya, sedangkan suaminya saja masih sibuk didepan laptopnya.