Akhir Cerita

1K 79 1
                                    

Hari demi hari keadaan Bima semakin membaik. Dirinya sudah ikut pulang bersama dengan Una dan kedua anaknya. Tentunya menjadi berita baik bagi Una. Ingatannya mulai membaik, bahkan Bima sudah kembali bekerja. Una sangat mensyukuri kehidupannya. Ujiannya setelah nikah menjadikan dirinya kuat dan sembuh tanpa bantuan psikolog atau bahkan psikiater. Memang terkadang hidup itu adalah sebuah paksaan. Una terpaksa menjalani hidup dan akhirnya sembuh, sedangkan Bima sembuh bersama kebiasaan yang ada.

"Sha, bisa bantu mas buat pakai dasi?" pinta Bima

"Bisa mas, sebentar aku lagi pakein Lala celana dulu!"

"Ih mas duluan Sha, mas buru-buru ini"

"Iya sabar mas, ini kasian anaknya nanti masuk angin!" terang Una

"Kaka, sini pibi yang pakaikan celana. Biar misa pakaikan pibi dasi!" perintah Bima dan membuat Una tentu tersenyum. Baginya hal sederhana seperti ini merupakan hal kebahagian yang tiada duanya.

Una mengambil banyak sekali pelajaran hidup. Ia akhirnya menyadari bahwa akan ada banyak hal baik yang datang setelah badai dan badai itu telah berhasil mereka lewati.

Hari ini memang semua nya disibukan dengan beberapa agenda. Bima yang akan menghadiri rapat disalah satu hotel ternama dan akan pulang tepat waktu untuk merayakan hari ulang tahun Lala. Ulang tahun nya akan digelar di panti asuhan dengan tanpa dekor sehingga tidak terlalu banyak persiapan kecuali membeli snack dan makanan. Sedangkan perayaannya yang sesungguhnya akan dilaksanakan bersama dengan teman-temannya Lalal esok hari di sekolah.

"Aku jalan meeting dulu. Kamu nanti langsung kesana atau gimana?" tanya Bima

"Iya langsung kesana sama anak-anak! Mas hati-hati ya" balas Una

Bima meninggalkan halaman rumah mereka dengan mengemudikan suv miliknya. Sedangkan Una kembali masuk dan segera memandikan Arsha. Setelah kedua anaknya bersih kini giliran Una yang membersihkan diri.

"Assalamualaikum" teriak seseorang yang Una begitu kenali suaranya

"Onty Ya......" teriak Lala dari ruang keluarga

Una memang mandi di lantai bawah karena akan banyak orang dan Una takut tak mendengar. Setelah sapaan dari Lala yang mengisyaratkan bahwa yang datang adalah Yaya, Una kembali fokus membersihkan diri.

"Ya, sama siapa?" tanya Una pada Yaya yang sedang asik bermain bersama kedua ponakannya

"Sendiri Ka Sha, tadinya mau sama El cuma dia masih sibuk!" terang Yaya

"Oh yaudah, bantu ka Sha buat masukin snack ke paperbag ya!" terang Una

"Oke ka Sha!!"

Keduanya asik memasukan snack kedalam paperbag tersebut sambil asik membicarakan aktor dalam drama korea yang mereka tonton. Tak berselang lama El datang.

"Assalamualaikum ciwi-ciwi dan dua kecebong"

"Waalaikumsalam" balas Yaya

"Sembarang kecebong, cantik dan ganteng gini di bilang kecebong"

"Hehehe maafin kakak ku...." terang El


Ketiga nya tertawa dan Lala dan Arsha hanya bingung melihat ketiga orang dewasa yang tertawa begitu kencang.









***








Sore hari ketiga wanita dewasa tiba di panti asuhan. Yaya bertugas mengawasi Lala dan Arsha sedangkan Una dan El menurunkan barang dan bawaan mereka. Tak lama Bima dan para orang tua datang saat Una sedang memeluk kardus berukuran cukup besar. Bima tak datang sendiri, ia bersama Ania. Namun Una tak mau mengambil pusing dan hanya ingin fokus pada hari ulang tahun Lala.

"Sini biar mas bantu Sha!" ujar Bima

"Ngga apa-apa aku aja, masih banyak juga mas dibagasi mobil El. Mas bantu ambil dari sana aja ya!" ujar Una

"Oh yaudah!!"

Una memilih masuk lalu duduk sambil menikmati arahan permainan yang di berikan oleh Yaya. Yaya memang pintar dalam hal ini maka dari itu Una menunjuknya untuk masuk lebih dahulu ketimbang membantu mengangkat barang dari bagasi.

Bima masuk bersama dengan Ania. Keduanya sedang melempar tawa, tampak asik. Bohong jika Una tak panas namun kali ini ia jauh lebih ikhlas jika harus kehilangan Bima. Ia sama sekali tak peduli perihal kehilangan. Sekarang fokusnya adalah sang anak saja.

"Sha.. Lala dan Arsha mana?" tanya Bima

"Didepan sama Yaya" balas Una

Una membalasnya dengan santai dan membiarkan Bima menemui anak-anaknya. Sedangkan Ania duduk dilantai bersama Una. Tepat disampingnya.

"Na, apa kabar?" tanya Ania

"Baik Alhamdulillah. Lo gimana?" tanya Una

"Baik juga ko!" balas Ania

"Na, gue mau ngasih ini!" ujar Ania menunjukan sebuah kertas

"Apa ini?" tanya Una bingung

"Di buka aja dulu, Bima nitip ini sama gue tadi! Gue permisi ya!" ujar Ania dan bangkir mengahampiri anak panti yang lainnya

Una memilih berjalan menuju taman pada panti tersebut. Disana ramai anak-anak sedang bersorak karena permainan sepak bola yang sedang sengit. Ia buka secarik kertas yang Ania berikan.

Hasil Pemeriksaan,
Tn. Bimantara,
Dinyatakan tidak mengalami gangguan pada kepalanya dan tidak ada kerusakan jaringan yang mengakibatkan terjadinya hilang memori pada ingatannya.
Maksudnya mas Bima ngga lupa ingatan? - monolog Una sambil membaca pesan tersebut.

"Iya Sha mas ngga lupa ingatan. Maafin mas karena mas bohong ya Sha!" ujar Bima pada Una

Bima sudah berdiri disamping Una sejak dirinya bermonolog dan membaca hasil dari pemeriksaan itu.

"Mas bohongin aku?" tanya nya

"Mas terpaksa Sha, mas lakuin ini supaya skizofrenia kamu ngga kembali relapse! Katanya Sha karena terpaksa kita jadi bisa. Maafin mas ya!!"

"Hidup ku penuh drama banget ya Allah mas. Cape deh. Tapi terima kasih ya mas atas pelajaran hidupnya" ujar Una tulus

Bima menarik tangan Una lalu memeluknya erat. Memberikan kehangatan yang begitu penuh. Mantra itu benar ada. Kisah Bimshalabim yang bermula dari menyatukan nama BIMantara Shasa Lala dan Lavandra dalam ikatan keluarga Bimantara begitu membuahkan hasil. Penggabungan nama tersebut bagai mantra yang sangat kuat. Bimshalabim kini menyatukan mereka dalam ikatan yang kuat. Keluarga ini memang sering diterjang masalah namun berakhir kembali dan saling menyempurnakan.

Setelah itu Una dan Bima masuk kedalam untuk merayakan acara ulang tahun yang penuh khidmat dan rasa syukur. Acara ulang tahun tanpa lilin dan hanya ada canda serta tawa. Ulang tahun yang akan Lala kenang seumur hidupnya karena menjadi tempat penyatuan kembali pibi dan misanya. Ulang tahun yang menyatukan keluarga Bima dan Una. Dengan tawa penuh syukur semua nya bahagia berada disana. Semuanya tak henti-hentinya tersenyum dan membuat sudut bibir mereka tersendiri pegel hehehe.

Dari sini kita dapat belajar, setidaknya untuk menjaga kesehatan mental atau paling tidak peduli pada mental seseorang. Ayo tumbuh menjadi manusia yang bukan hanya sehat secara fisik saja namun juga secara emosional dan juga hatinya.

Terima kasih telah setia menunggu cerita ini, membacanya dan menikmati cerita ini. Semoga dengan berakhirnya cerita ini kalian tidak unfollow aku ya di wattpad dan tetap setia membersamai semua tulisanku. Dariku si penggemar, kini ku akhiri cerita yang menjadi awal mula diriku dikenal.

Izinkan cerita ini berakhir dan izinkan mimin membuat cerita baru. Terima kasih teman-teman pembaca!

-Salam hangat dari Minzee buat teman-teman semua ya-

Bim - Sha (labim) session II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang