Kumpul

744 33 0
                                    

Hari ini Andra sudah diperbolehkan pulang kerumah. Lala sudah lebih dulu kembali sejak semalam bersama Bima sedangkan Una masih berjaga. Kondisi nya semakin membaik.

Setelah mengurusi seluruh administrasi Una kembali ke kamar. Di dalam kamar sudah ada Yaya yang akan membantunya untuk kembali kerumah.

Sejak kejadian kemarin Bima menjadi sangat cuek pada Una. Namun tidak dengan anak-anaknya, Una benar-benar tak peduli. Sekalipun Bima tak peduli padanya. Ia akan membiarkannya.

Una bahkan tak takut jika dirinya harus bercerai dengan Bima sekalipun. Namun ia tak mau menggantungkan kebahagiaan anak-anaknya. Mungkin Lala bisa mendapatkan peran orang tua yang sempurna ketika Una menitipkannya pada Tari dan Kai. Namun tidak dengan Andra, bagaimana nasib bayi mungil yang berada dalam gendongan Yaya itu? Ia tak mau anaknya mengalami apa yang ia rasakan. Namun hal itu segera Una tepis, ia akan bicara dari hati ke hati nanti dengan Bima.

Memasuki garasi kediamannya, Una melihat banyak kendaraan.

"Ya, rame banget?" Tanya Una

"Iya ka, kan El nungguin Lala tapi didalam ada ka Tari, bang Kai, bang Dipta, ka Sasa, bunda, ayah, sama papa"

"Lho komplit?"

Yaya mengangguk lalu tersenyum

"Oh iya ka, tadi ka Bima pesen sebelum berangkat. Ka Bima dinas ke Malang 2 hari"

"Ko ngga bilang langsung sama ka Sha?" Tanya Una

Yaya segera mengangkat kedua bahunya, memberikan gestur bahwa ia tak tau menau mengenai hal itu. Una hanya memangguk paham sebagai jawaban. Menurut Una, Bima sedang menghindarinya. Apakah perlu ia menyuruh orang kembali untuk menyelidiki hal ini?

"Ka Sha, aku turun duluan ya"

Una menangguk, kemudian ia memarkirkan mobilnya dengan rapi. Setelahnya menyusul Yaya.

Andra sudah ditaruh dikasur nya yang fleksibel dapat dibawa-bawa kemana-mana.
Berada di ruang tengah, sehingga memudahkan untuk melihat Andra.

"Misaaaaa" Lala melihat Una lalu memeluk kaki Una

Una berjongkok ketika pelukannya dilepas. Ia memperhatikan anaknya. Rasanya sedih melihat Lala, ada banyak rasa bersalah karena ia belum menjadi orang tua yang baik.

"Halo anak misa yang cantik, lagi apa nak?" tanya Una

"Main lego sama onty El!!!!" Jawabnya penuh semangat

"Wah, kaka buat apa?"

"Kaka buat istana misa" jawab lagi dengan penuh antusias.

Matanya yang besar dan berbinar membuat Lala semakin menggemaskan. Ditambah dengan pipi chuby yang sedikit merah jika terkena panas atau suhu tubuhnya mulai memanas.

"Kaka udah makan?" Tanya Una

"Udah misa pakai bubur mang ejoo" ujar Lala

Mang Tejo adalah salah satu penjual bubur dikomplek nya yang sering berkeliling. Yang setiap pagi menghiasi telinga para warga dikomplek tersebut dengan teriakan

"Buburrrr.... Bubur ayam mang Tejoooooooeee"

Berlebihan memang, namun menjadi ciri khas yang akhirnya Lala saja tau bahwa man Tejo akan selalu lewat setiap paginya.

Una hanya tersenyum lalu menangguk.
"Yaudah kaka main lagi sama onty ya? Misa mau rapi-rapi"

Lala mengangguk dan berlalu. Sedangkan Una menuju ruang cuci rumahnya, memilah beberapa cucian dan mencucinya. Setelah itu ia pergi kekamar, membersihkan kamarnya dan kamar Lala. Ia juga membersihkan area lantai dua rumahnya dengan menyapu dan ngepel. Setelah itu ia memilih mandi, lalu turun kebawah untuk melihat aktivitas apa yang sedang dilakukan.

Bim - Sha (labim) session II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang