⠀
⠀
Sudah enam bulan sejak Yoongi pergi dari rumah. Keluarga Namjoon sudah mengetahui soal permohonan cerai yang dilayangkan dan seperti yang dia duga, mereka marah besar.Orang tua Yoongi yang berada di Singapura juga sangat marah saat mendengar kabar tersebut. Melakukan berbagai cara untuk menemukan satu-satunya putra mereka, namun sampai saat ini tidak ada kemajuan yang berarti.
Yoongi seperti hilang ditelan bumi. Namjoon sendiri juga belum berhenti mencarinya. Setiap hari, sepulang dari kantor, Namjoon akan berkeliling kota ditemani oleh Hoseok. Terkadang dia pergi sendirian ke kota-kota yang ada di Korea Selatan, namun tetap saja dia tidak menemukan Yoongi.
⠀
⠀
⠀
“Namjoonie, kamu mau kan makan malam denganku?” tanya Hyejin siang itu saat datang berkunjung ke kantor Namjoon.Pria tampan itu mengalihkan pandangannya dari layar komputer yang menyala untuk menatap Hyejin sekilas. Selama enam bulan belakangan ini memang wanita itu semakin gencar mendekatinya.
Namjoon sadar akan hal itu, namun dia tidak menanggapinya dengan serius. Pikirannya penuh dengan Yoongi. Dia bahkan sering tidak konsentrasi saat bekerja, mana mungkin ia sempat memikirkan Hyejin lagi.
“Aku sibuk, Hyejin-ssi,” jawab Namjoon singkat lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.
“Sebentar saja. Aku mohon,” ucap Hyejin dengan nada yang memelas.
‘𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯.’
Namjook paling lemah dengan kata-kata itu.
Dia lalu menghela nafasnya pelan lalu menjawab “Baiklah.”
“Yes!” Hyejin berjalan memutari meja kerja Namjoon kemudian berdiri di sampingnya. Mengusap bahu lebar itu dengan lembut, “Yoongi kan sudah pergi meninggalkanmu. Kenapa tidak kamu ceraikan saja dia?”
Mendengar pertanyaan itu, Namjoon menatapnya dengan tajam, “Aku akan menceraikannya,”
Hyejin hampir melompat kegirangan mendengar kata-kata itu, namun ternyata Namjoon belum selesai dengan ucapannya. Karena kalimat berikutnya yang keluar dari bibir itu justru membuat Hyejin ingin mengubur Yoongi hidup-hidup.
“— dalam mimpimu.”
Mata Hyejin membulat marah “Apa maksudmu?”
“Aku sudah bersumpah saat menikah dengannya,” pria itulah berdiri dari duduknya, membuat Hyejin harus bergerak mundur.
“T, tapi kamu tidak mencintainya! Kamu menikahinya karena terpaksa,” elak Hyejin, masih tidak terima dengan alasan Namjoon.
“Meski tidak didasari oleh cinta, aku tidak akan menodainya dengan perceraian.”
Hyejin terdiam. Ini tidak seperti rencananya. Ia tidak menyangka Namjoon akan menolaknya seperti ini.
“Aku tidak terima alasanmu itu!” wanita itu hampir menjerit. Berjalan menuju pintu sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai, tanda kalau dia sedang marah.
Saat pintu sudah terbuka dan Hyejin hampir keluar dari ruangan milik Namjoon, tiba-tiba pria itu menambahi, “Aku mencintainya, Hyejin-ssi. Aku mencintai Kim Yoongi.”
⠀
⠀
⠀
“𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯.”Hyejin melirik pesan masuk dari Namjoon kemudian kembali menatap bayangan wajahnya pada cermin yang memperlihatkan dirinya tengah didandani oleh MUA pribadinya.
“Van, cepat selesaikan pekerjaanmu. Aku tidak mau pangeranku menunggu terlalu lama.”
“Dia sudah tiba? Sepertinya sudah ada kemajuan dalam hubungan kalian,” kata seorang pria berwajah Kaukasia yang masih sibuk memoles wajah Hyejin dengan berbagai macam kosmetik.
“Aku tau kelemahannya, Van,” jawab Hyejin penuh percaya diri.
Setelah selesai dengan makeupnya, Hyejin segera meninggalkan apartemennya. Ia sudah tidak sabar untuk menunjukkan kecantikannya di hadapan Namjoon.
Hyejin tidak tau alasan kenapa Yoongi tiba-tiba meninggalkan Namjoon. Awalnya dia merasa beruntung, dengan begitu rencananya untuk memiliki Namjoon kembali akan lebih mudah.
Tetapi setelah enam bulan, usahanya tidak membuahkan hasil yang berarti. Namjoon tetap menanggapinya dingin. Pria itu bahkan selalu menolak ajakan dinnernya, tapi kali ini akhirnya wanita itu berhasil.
Seharusnya dia memohon saja pada Namjoon sejak dulu agar pria itu lebih mudah luluh. Wanita itu tau kalau Namjoon paling tidak bisa menolak saat orang lain memohon kepadanya, terutama wanita.
Setelah tiba di lobby, Hyejin dapat melihat pangerannya tampak berkarisma dalam balutan jas yang rapi. Menunggunya sambil memainkan ponsel dalam genggamannya.
“Namjoonie, apa aku membuatmu menunggu lama?”
Namjoon tidak menjawab, karena saat Hyejin bertanya, ponselnya tiba-tiba bergetar dan pria itu lebih tertarik untuk menjawab panggilan yang masuk.
“Apa? Kamu yakin itu Yoongi?”
Mendengar nama itu disebut, Hyejin langsung merasakan dingin pada kepalan tangannya.
“Aku akan langsung ke bandara. Tolong bawakan aku paspor dan barang-barangku, kita bertemu di sana!”
“N, Namjoonie, kita jadi makan malam, kan?”
“Tidak bisa. Aku harus segera menjemput Yoongi.”
Tubuh Hyejin terpaku, tidak bisa melakukan apapun saat pria itu memutuskan untuk berlari meninggalkannya. Wanita itu mulai sadar, dia telah kalah.
⠀
⠀
⠀
Nafas Namjoon berderu kala dia harus berlari lumayan jauh dari tempat parkir menuju pintu keberangkatan bandara. Dia baru saja mendapat informasi dari Hoseok bahwa keluarga Seokjin melihat Yoongi di Nagoya.Dia langsung meminta kepada Hoseok agar segera menyiapkan keberangkatannya ke Jepang malam ini juga.
Ponsel Namjoon bergetar, menandakan sebuah pesan masuk. Buru-buru dia membukanya, berharap itu dari Hoseok yang mengatakan kalau Yoongi telah ditemukan dan sudah bersama keluarga Seokjin.
“𝘉𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘓𝘰𝘯𝘥𝘰𝘯.”
Pesan dari Hyejin yang singkat namun Namjoon mengerti apa maksudnya. Wanita itu telah menyerah. Ternyata dia hanya sanggup menghadapi sikap dingin Namjoon selama enam bulan, padahal Yoongi bertahan dengannya selama dua tahun.
Namjooni tidak berniat membalasnya dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jas berwarna navy yang tengah dia kenakan. Matanya mencari-cari sosok Hoseok saat akhirnya ia menemukan temannya itu tengah berdiri di dekat counter check-in.
“Kamu yakin akan berangkat malam ini juga?” tanya Hoseok sambil menyerahkan passport dan tiket serta barang-barang yang dibutuhkan oleh Namjoon.
Pria itu mengangguk mantap.
“Bagaimana kalau ternyata itu bukan Yoongi?” tanya Hoseok lagi.
“Maka aku akan mencarinya lagi,” jawab Namjoon sarat akan keyakinan yang kuat.
⠀
⠀
KAMU SEDANG MEMBACA
[ NAMGI ] - Last Vow
FanficAwalnya Yoongi senang dengan hanya menyandang status sebagai 'suami' sah dari Namjoon, tetapi lama kelamaan dia berharap lebih, Yoongi ingin Namjoon melihatnya.