Chapter 5

454 41 1
                                    

Saat ini Zein, Vion, Viano, Gabrielle, Liam, dan Eugene duduk diruang tamu.

Byasalah... Rapat dadakan khusus, kalo kata Zein mah pemirsah.

"Baiklah Noee, ceritakan pada kami!" tegas Gabrielle, dirinya masih tak menyangka bahwa partnernya itu adalah...anak kecil, yang ternyata...cucu bungsu tuan besarnya.

Ampun dah! Pushrenk sayaa!

Setelah itu Zeinpun menceritakan semuanya dengan singkat, padat, nan bangsat! Yaa walaupun dengan bumbu-bumbu kebohongan :)

Toh lagian juga yakali dia bilang dia itu transmigrasi... Mana tubuhnya udah ga tau dimana pula.
Udah dimutilasi sama orang mungkin, Zein?

Zein : “ Heh!! ”

Yamaap :v

Jadi herman Zein teh... Sebenarnya apa yang terjadi sih padanya?

"Jadi mau percaya atau tidak terserah, yang terpenting aku sudah bilang pada kalian." ujar Zein santai setelah bercerita dengan panjang × lebar × tinggi.

Karena dirinya tau mungkin susah bagi mereka untuk menerima kenyataannya saat ini, bahkan dirinya pun sama.

Dirinya belum siap untuk menjalani kehidupan sebagai Zeinoee yang menurutnya malang itu, tapi sekarang sudah terlanjur jadi yaa ikhlas itu lebih baik.

"Yaa saya percaya..." tanggap Gabrielle sambil memandangi wajah cucu tuannya itu, eh ralat–partner kerja yang paling ia percayai itu.

"Tapi saya masih tak menyangka jika kau adalah Cho, Zeinoee. Sungguh tak pernah saya duga!" sambungnya.

"Astaga... Lama-lama saya bisa frustrasi bila terus memikirkan ini..." Liam meringis, apa kata tuan besarnya nanti jika cucu kesayangannya adalah musuh pribadinya sendiri, yaa walaupun begitu mereka tetap sama-sama rekan sih.

Sesama rekan harus bisa saling menghormati kan ya ges yak!?

Jadi...
Cho dan Hendrick itu bukan musuh biasa, mereka akan bekerja sama jika menyangkut tentang Dark Blood.

Yang dikatakan musuh ini adalah Hendrick itu sangat tidak suka pada Cho yang selalu membantah, tidak mau diatur, selalu saja bercanda, dan lain-lain.

Terlebih lagi Cho itu bukan anggota inti Dark Blood yang bekerja atas wewenang Hendrick karena pangkatnya yang (mungkin bisa dibilang) sama, nah hal itu yang bisa membuat Cho bisa bebas.

Back to story...

"Haha, ayolah paman~ tidak usah tegang~" lihatlah candaannya ini yang bahkan bisa dibilang hinaan.

Eugene mendecih.

"Ternyata sifatmu yang buruk itu tidak bisa hilang yaa?" tanyanya sarkas sambil memegang pelipisnya, tapi hanya ditanggapi kekehan kecil oleh Zein.

Zein : “Yoo suka-suka saia.”

"Baiklah... Rahasia ini, rahasia kita jadi jangan sampai ada orang yang tau." timpal Zein.

Namun hanya satu rahasia terbesar Cho yang tidak diketahui orang, dan mungkin hanya dirinya yang tau adalah identitasnya sebagai Zein Algathaza.

Apakah orang-orang tau dengan nama Zein Algathaza? Mungkin, karena adanya rumor yang mengatakan bila ada seseorang yang sangat cerdas sedari kecil.

Zein Algathaza lah orang itu.
Namun, semua orang tidak tau kalau itu bukanlah rumor.

"Termasuk tuan besar?" tanya Viano sembari menatap Zein penuh pertanyaan.

Tuhkan Viano tidak tahu, dan bahkan Hendrick serta Gabrielle—yang partner yang dipercaya saja sekalipun tidak tahu jika dia tidak ujuk diri, karena saat bertarung Cho selalu menggunakan jubah serta topeng.

"Yaa." jawab Zein sambil mengangguk pelan dan tersenyum tipis.

"Kenapa?" tanya Liam penasaran lantaran cucu tuan besarnya ini mengada-ngada saja.

Namun bukannya menjawab pertanyaan Liam, Zein hanya mengangkat bahu acuh.

Mungkinkah ada rahasia lain yang Zein sembunyikan selain identitasnya dulu?

Setelah dirasa rapat dadakan khusus yang dia buat sudah selesai, Zeinpun pamit undur diri bersama Vion tentunya.

Karena Vion itukan bodyguard nya Zein, iyaa toh? Canda bodyguard...

Awikwok.

•°•°•°•°•°•°•

"Bagaimana, Joe?" tanya seorang pria paruh baya yang rambutnya sudah memutih, mungkin saja sudah berumur  ±90–an?

Udah tuak dong?
Iyaa ges udah tuak, tapi masih tjakep!!

"Saya sudah menyiapkannya tuan, tuan Tristian juga putranya sepertinya tak sabar. Jadi kita tinggal tunggu saja sampai jadwal penerbangan ke Indonesia." jawab pria yang dipanggil 'Joe' itu.

Pria paruh baya itu lantas tersenyum mendengar berita tersebut.

"Baiklah... Aku juga sebenarnya tak sabar untuk melihat cucuku ini." jelas pria paruh baya itu, lalu mengelus sebuah poto yang bergambar seorang anak kecil sedang tersenyum cerah digendongan pria paruh baya itu.

Anying pedo!!
🤨📸

Namun, disisi dunia yang lain...

"Hat~chuu!!!  Hadeuh...kayaknya ada yang lagi gibahin gw deh..." sangkalnya sambil mengusap hidungnya yang gatal memerah karena bersin.

"Tuan, ada apa?" tanya Vion yang sedang menyetir mobil untuk menuju ke mansion Erlangga ke-III.

"Engga papa kok bang hehe..."

TBC
...ʕ•ε•ʔ...

The Mysterious ZeinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang