NB.16

8.4K 959 6
                                    


Jennie pov.

Tok.. tok

"Masuk"

Aku membuka kaca mata ku lalu menyandarkan tubuhku dengan nyaman di belakang kursi.

Aku menatap langit-langit sambil tersenyum, aku tau ini pasti Lisa.

"Jennie" senyumku langsung pudar mendengar orang ini adalah Mark bukan Lisa-ku.

Aku kembali duduk tegap dan memberikan senyum tipis padanya.

"Oppa"

"Bagaimana kabarmu, aku merindukanmu" Mark mendekat hendak memelukku.

Aku otomatis menghindar dan berakting batuk-batuk.

"Ukhuk ukhuk.. jangan mendekat oppa nanti kamu tertular"

"Gwenchana? Ini minum dulu" Mark tampak khawatir sehingga memberikan air minum untukku.

Aku mengangguk sambil meminum air ku.

"Aku tidak masalah tertular batuk darimu" Mark langsung memelukku.

Ceklek

"Nini ayo makan siang ber-" ucapan Lisa terhenti saat melihat Mark memelukku.

Aku melepaskan pelukan Mark, menggeleng cepat berusaha menjelaskan agar Lisa tidak salah paham.

"Ah maaf menganggu, saya permisi" Lisa sedikit membungkuk dan pergi tanpa menatapku.

Haissh Lili ku pasti marah.

"Oppa, tolong jangan sembarang memelukku" kataku dengan tegas.

"A-ah maafkan aku jen, aku pasti sudah sangat lancang padamu. Maaf ya aku tidak akan melakukannya lagi, lain kali aku akan meminta izin terlebih dahulu" Mark meremas tangannya tanda menyesal.

"Hem. Sekarang aku ingin ke ruangan Lisa, ada hal penting yang harus aku sampaikan padanya"

"Tidak bisakah melalui telepon saja? Aku ingin mengajak mu makan siang"

Aku mengeraskan rahang ku, beraninya dia mengaturku!

"Tidak karena ini bersifat penting. Aku akan makan siang dengan Lisa jadi maaf aku tidak bisa makan siang dengan mu"

"Emm begitu ya, baiklah, lain kali aku akan mengajakmu makan siang bersama. Kalau begitu aku pamit Jen, see you" Mark tersenyum dan pergi setelahnya.

Aku menghela nafas panjang sebelum bertemu dengan Lisa.

Klek

Aku membuka pelan pintu ruangannya, bisa aku lihat sekarang Lisa sedang sibuk di meja kerjanya.

Aku berjalan mendekatinya kemudian mengalungkan lenganku di lehernya.

"Lili, itu tadi bukan apa-apa, aku sudah menghindar namun dia tetap memelukku" aku dengan lembut membelai pipinya.

Lisa menekuk wajahnya tanpa menoleh ke arah ku.

"Marah?" Aku menatapnya dari samping.

Lisa sangat sempurna mau di lihat dari sisi manapun.

"Tidak, untuk apa aku marah? Marah hanya membuang-buang energi ku saja" ketus Lisa.

"Tapi kamu tampak kesal" aku mempoutkan bibirku.

"Aku biasa saja" cuek Lisa.

"Lili.. jangan marah ya, lihat Nini sekarang" aku merengek mencari perhatiannya.

"Tidak"

Karena Lisa tidak mau menatapku, aku berpindah menjadi duduk di pangkuannya. Lisa tampak terkejut namun kembali mengubah wajahnya menjadi datar.

"Aku tidak suka kamu bersikap cuek padaku, kamu hanya boleh cuek pada orang lain oke" aku menangkup pipinya dan memainkannya.

Lisa memutar matanya.

"Lili.." aku kembali merengek.

"Ssh iya iya, dasar cengeng" Lisa memelukku sambil mengusap-usap kepalaku.

Aku tersenyum senang.

"Kamu juga di larang untuk berdekatan dengan yang lain apalagi sampai bersentuhan secara fisik. Aku tidak suka" Lisa meremas lembut pinggangku dan memelukku dengan posesif.

Aww sweet aku suka Lisa yang posesif.

"Iya Lili"

"Aku cemburu" lanjut Lisa kemudian menempelkan kening kami.

Aku tersipu, Lisa sangat lucu ketika cemburu.

"Bagaimana rasanya cemburu?" Aku menatap mata coklatnya.

"Sangat tidak enak" lirih Lisa sambil mengelus pipiku.

"Itu yang selama ini aku rasakan, sangat menyiksa bukan" aku sedikit terkekeh.

Lisa mengangguk lucu.

"Cute" aku mencubit pipinya.

Lisa tersenyum hangat kemudian mencium keningku.

Chup

Otomatis mataku terpejam mendapatkan ciuman hangat darinya.

•••

Tbc

24/03/24

Cemburu nya Lili 😑😒🙄, Eh eh udah main kecap kecup aja.

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang