Jum'at, 19 Juli 20xx
Ashel tiba tepat waktu di sekolah pagi ini. Sedikit lebih pagi, karena ia mau melanjutkan sebagian tugasnya yang ada di kelas nanti. Ia menggunakan transportasi umum, yaitu ojek online untuk mengantarkannya dari rumah ke sekolah. Setelah turun dari motor ojek online yang ia pesan, Ashel berjalan melewati gerbang sekolah. Tidak lupa ia menunduk memberi salam kepada bapak satpam sekolah yang berdiri di dekat gerbang.
Ashel termasuk yang cukup pintar di kelasnya, berbeda dengan kedua temannya, Kathrina dan Marsha yang lebih banyak bermain. Namun, ia merasa bukanlah kapasitasnya untuk menuntut kedua temannya belajar. Membantu mereka semampu Ashel, adalah bentuk rasa kepeduliannya kepada temannya itu.
Suasana masihlah lenggang, tidak banyak siswa yang berlalu lalang. Beberapa petugas kebersihan sekolah membawa tempat-tempat sampah untuk diletakan di kelasnya masing-masing. Tidak heran rasanya kalau sekolahnya mendapat predikat salah satu sekolah terbersih di kota ini.
Dalam perjalanannya menuju tangga untuk naik ke lantai 3, tempat seluruh kelas 11 berada, ia dikejutkan dengan sesosok perempuan yang berjalan dari arah berlawanannya, arah dari kantin, yang mungkin karena tidak konsentrasi dalam jalannya, ia hampir menabrak Ashel.
"Astaga," ujar Zee kaget hampir menabrak Ashel.
"Woahh," ujar Ashel terkaget juga.
Keduanya saling bertatap mata untuk sejenak.
"Hai Zee." Sapa Ashel melambaikan tangannya dengan tersenyum.
Zee terlihat bingung dari raut wajahnya. Ia menghela nafas pelan, "Hai Shel, baru datang?"
Ashel menganggukkan kepalanya, "Iya nih. Kamu juga? abis darimana tadi?" tanyanya menatap arah kedatangan Zee.
"Oh ini, aku beli minum. Kebetulan lupa bawa hehe," ujar Zee menunjukkan sebotol air mineral di tangannya.
"Mau naik ke kelas?" tawar Ashel.
"Iya."
Keduanya pun naik tangga bersama menuju lantai 3. Beberapa anak tangga dilalui dalam keheningan. Saat sudah melewati lantai 2, Ashel menoleh kepada Zee, "Gimana kabar kamu? sehat?"
"Aku sehat."
"Kabar Tara dan Nenek gimana?" tanyanya Ashel lagi.
Zee menganggukan kepalanya, "Sehat sehat, keduanya sehat. Puji syukur," tukas Zee menatap Ashel.
"Syukurlah, semoga selalu sehat ya," ujar Ashel dengan tulus.
"Aamiin, kamu juga gimana?" tanya balik Zee.
"Aku sehat, ini buktinya masih bisa naik tangga sama kamu kan," kelakar Ashel dengan tawa kecilnya.
Zee ikut tertawa pelan melihat Ashel. Langkah kaki keduanya telah menuntun mereka sampai di lantai 3. Dari sini, kedua kelas mereka akan terpisah karena Zee berada di kelas 11-2, sedangkan Ashel berada di kelas 11-4.
"Kalau gitu aku ke kelas duluan ya Shel," pamit Zee melambaikan tangannya. Ia lalu beranjak dari sisi Ashel menuju kelasnya.
Ashel terdiam tanpa menjawab pamit dari Zee. Sebelum sosok itu menjauh, Ashel memanggilnya kembali, "Zee."
Zee menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Ashel, "Iya Shel?"
Lidah Ashel terasa keluh, tidak bisa mengatakan suara apapun saat ditatap oleh Zee. Ia mencoba menarik nafas pelan untuk menenangkan dirinya.
Ia balas menatap lawan bicaranya, "Zee ... enggak bisakah kita seperti dulu lagi?" cicit Ashel sambil menundukkan kepalanya.
Biarpun suara Ashel tadi pelan, namun Zee masih cukup mendengarnya dengan baik. Ia ikut menundukkan kepalanya. Menatap sepatunya. Ia terlalu bingung harus menjawab bagaimana. Namun, mau tidak mau ia harus tetap menjawab.
![](https://img.wattpad.com/cover/365411313-288-k990076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET DOMINATION (ZEESHA FREFLO)
Fanfiction"Oh ya, ngomong-ngomong kamu kenal aku?" "Justru aneh gak sih kalau gak kenal kamu Marsha hehe. Kenalin, Zee." • "Aku mau jadi teman kamu." "Hah?" • Siapa yang menyangka, pemberian kecil yang diberikan oleh Zee akan sangat membekas bagi Marsha. Kehi...